Chapter 26

8 2 0
                                    

Helio masih menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, jujur saja kenapa ia bisa bisanya menangis di depan orang yang di sukainya.

''Helio...''.

''...''.

''Kalau kau seperti ini terus maka aku akan pergi saja''.

''...''.

Tetap tak ada jawaban.

Keira mengepalkan tangannya lalu dengan paksa menarik tangan helio untuk bangkit dari duduknya.

''Bangun...''.

''...''.

Mereka saling mengeluarkan tenaga untuk tidak menjadi orang yang kalah, dengan sekali tarikan keira berhasil namun sayangnya....

''Putri...''.

Bruk...

Cup...

Helio jatuh menimpa keira yang tadi menginjak roknya saat berdiri, dan saat ini bibir mereka bertemu.

Kedua mata ungu itu bertemu dengan bola mata yang bergetar.

'Ciuman ini...'

'Apa...'.

Keira mendorong dada helio agar menjauh, namun baru saja ia bisa duduk dengan tenang...

''Tolong izinkan saya''.

''Ap...mhp...''.

Mulut nya di bungkam oleh bibir merah alami itu, tak hanya itu helio juga menahan tengkuknya lalu memperdalam ciuman mereka.

''Heli..hmph....ah...''.

Seperti orang yang kelaparan helio tak memberikan kesempatan untuknya bernafas.

Cup...cup...

Ciuman itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya helio berhenti karena melihat keira yang sudah kehabisan nafas.

''Putri...''. Panggil helio.

Tatapan itu bisa membuatnya gila...

''Kau...''.

''Saya menyukai anda''. Bisik helio kemudian memeluk keira dengan erat.

Menyukai...
Tapi...
Bagaimana...
Haruskah ia...

''Helio...''.

''Tolong...''.

''Maaf helio tapi ak...humph...''.

Lagi lagi helio membungkam setiap ucapannya dengan ciuman.

Tak ingin melewati batas keira mendorong helio dengan kuat lalu sedikit mundur dari pria tersebut.

Rusa yang di besarkannya...

Yang seharusnya menjadi alat...

Bagaimana bisa malah seperti ini...

''Apa anda membenci saya?''.

''...''.

''Apa saya kurang menunjukkan kemampuan bahwa saya layak menjadi pendamping anda?''.

''...''.

''Atau...''.

''Hentikan helio''. Potong keira lalu memegang wajah anak itu.

Matanya memberikan sorot ketegasan agar semuanya tidak berubah, meskipun caranya sedikit menyimpang...

''Kau harus menjadi pedang kekaisaran ini, pahlawan terbaik yang pernah ada, dan ingat bahwa kau beluk menunjukkan nilai yang pantas untuk menjadi pendampingku! Jadi...terus lah berjuang sampai titik dimana aku mengakui mu''. Ucap keira lalu bangkit.

When Your Smile Becomes My Ambitions.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang