Chapter 27

9 2 0
                                    


Pelajaran untuk hari ini selesai, ia segera menuju tempat yang sudah di rencanakannya beberapa waktu yang lalu.

Ia bisa merasakan ketenangan ketika turun dari kereta dan disana sudah ada yang menunggunya.

''Selamat datang...''.

Bibirnya terangkat lalu berlari memeluk orang tersebut.

''Terima kasih...''.

''Tentu...''.

Kedua orang itu segera masuk ke dalam untuk beristirahat, sejak tadi erez tak melepaskan pelukannya dari tubuh kecil keira.

Sudah satu bulan mereka tak bertemu karena sibuk mengerjakan pekerjaan masing masing.

''Hey...''. Panggil keira

''Hm...''.

Tangannya menyentuh garis hitam di bawah mata putra mahkota ini.

''Apa kau tidak terlalu memaksakan diri?''. Dengan lembut keira mengusap pipi erez.

Yang ia dengar hanya helaan nafas lalu erez berbaring dan menjadikan paha keira sebagai bantal.

Banyak masalah yang harus ia selesaikan untuk dapat bertemu tunangannya, karena ayahnya yang terlalu kesal sebab ibunya tak terlalu memperhatikannya.

Padahal itu murni kesalahan ayahnya tapi kenapa dia yang selalu menjadi korban.

''Ya...seperti yang kau lihat, banyak orang yang tak sadar diri''. Jawab erez lalu menahan tangan keira dan mencium tangan indah tersebut.

''Sepertinya kau juga terlalu banyak memegang pedang ya?''. Erez balik bertanya.

Keira mengangguk sedetik kemudian ekspresinya berubah, seperti ada sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya.

Melihat itu erez segera duduk dan tangannya menangkup wajah keira, mata mereka saling bertemu lalu erez memberikan ciuman di kening keira untuk menenangkan perasaan keira.

''Ceritakan perlahan...''.

''Aku...''.

Akhirnya keira menceritakan kejadian yang terjadi saat itu, ia tak berani menatap erez karena ia tahu itu di luar rencana mereka .

Seharusnya ia tak seperti itu tapi bagaimana bisa...

''Jadi...maafkan aku...''. Ucap keira di akhir ceritanya.

''...''. Erez diam.

''Maaf...''.

Air mata itu jatuh tangannya mengepal menahan tangis yang akan keluar, erez tak mengeluarkan suara apapun.

Apakah dia marah?
Wajar saja ia marah tapi...

''Erez maafkan ak...hmph...''.

Bibirnya di bungkam secara tiba tiba oleh putra mahkota, bukannya menolak Keira membalas ciuman yang erez berikan .

Cup...cup...cup...

''Ah...er....hmph...akh...''. Keira yang tak bisa mengimbangi ciuman tersebut meremas pakaian erez dengan kencang.

Cup...cup...cup...

Ciuman itu berlanjut cukup lama dan berhenti ketika erez melihat keira yang sudah kelelahan.

''Erez...akh...ah...''.

Keira mendesah saat erez menghisap lehernya dan memberikan sebuah tanda di lehernya.

''Jangan menangis...''. Ucap erez sambil mencium mata indah keira.

''Erez...''. Keira memeluk erez

''Maaf jika aku terlalu berlebihan''. Erez membalas pelukan tersebut lalu menepuk lembut punggung keira.

When Your Smile Becomes My Ambitions.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang