"Jauhin dia." kata Gawin.
"Jauhin dia kalo lo cuma main-main sama dia, Kit udah gue anggep kaya adek gue sendiri. Kalo lo main-main sama dia gue yang bakal habisin lo."
"Kit udah cerita semuanya ke gue sebelum kalian ke sini, rasanya gue mau ngehajar lo habis-habisan tapi untungnya Kit ngelarang. Kit cinta sama lo dan kalo lo ngerasain hal yang sama jaga Kit buat gue." kata Gawin tegas.
"K-khrab phi, gue minta maaf atas kesalahan gue di masa lalu, tapi gue janji gue bakal berusaha dapetin Krist dengan cara yang baik. Dan ketika waktunya dateng gue bakal jadiin dia pacar gue dan gue akan jaga dia sebaik mungkin."
"Bagus, inget janji lo."
"Phi Gawin nih susu madu lo." Krist datang sambil membawa dua cangkir susu madu.
"Nih satunya buat phi Sing."
"Khop kun khrab" kata Gawin dan Singto. Krist berdiri karena bingung mau duduk di mana. Gawin yang peka langsung menggeser badannya dan memberi ruang untuk Krist.
"Kalian tadi bahas apa?"
"Bahas hal random aja ya Sing hehe." Gawin tersenyum ke arah Krist, Singto hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Sore pun tiba, Singto dan Krist pamit pulang. Krist memeluk Gawin sebelum pergi. Gawin menepuk pundak Singto dan mencengkramnya agak kuat membuat Singto agak kaget.
"Inget janji lo." Gawin tersenyum tipis
"Khrab, khop kun phi."
"Hm"
Mereka pun kembali ke Bangkok, Krist mengantuk selama perjalanan pulang jadi Singto harus berkali-kali menepuk paha Krist agar tidak tertidur di jalan. Sangat bahaya jika Krist tertidur, masalahnya mereka membawa motor bukan mobil.
Singto membawa Krist ke apartemennya karena jaraknya lebih dekat daripada harus pulang ke Bangkok, Krist sudah berkali-kali menghantukkan kepalanya di bahu Singto tentu saja itu membuatnya khawatir.
"Ayo Kit turun."
"Dimana in- tempat ini? G-ga gue gamau."
"Kit dengerin gue ya, lo butuh istirahat, gue ga bakal ngapa-ngapain lo lagi. Atau mau ke hotel aja?"
Krist berpikir sejenak, kalau ke hotel artinya Singto harus mengeluarkan uang lagi, Krist tidak enak jadinya. Krist berusaha meyakinkan diri agar berani masuk ke bangunan apartemen mewah di depannya.
"Oke di sini aja tapi awas lo macem-macem."
"Ga akan, ayo masuk, gue ijinin dulu ke ortu lo."
"Khrab"
Akhirnya mereka berdua beristirahat di apartemen Singto sampai besok. Pagi pun tiba, Singto sudah rapi tapi Krist masih tidur. Singto memesan makanan lewat aplikasi, sekarang dia sedang memindahkan bubur ke mangkuk.
"Krist bangun ayo sarapan."
"Eung nanti dlu phi."
"Keburu dingin lho, ayo bangun cantikkk."
Krist terpaksa bangun, dia berjalan ke arah kamar mandi sempoyongan. Setelah mandi dia baru mau makan, itu kebiasaan Krist.
"Beli dimana phi?"
"Gopud."
"Oh"
"Ini tadi Off nelpon gue, mereka mau ke bonbin yang kemarin kita datengin. Lo mau ke sana lagi ga?"
"Gamau ah, nanti phi Off gabisa berduaan sama Gun."
"Mereka ga cuma berdua."
"Ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA MABA
FanfictionSingto adalah ketua ospek di universitas tempat Krist melanjutkan pendidikan. Selain ketua ospek Singto juga tetangga baru Krist. Singto terkenal perfect di segala bidang, bahkan visualnya yang manis dan tampan dengan paras tegas membuatnya dicintai...