17

1.2K 179 12
                                    

Pagi yang cerah di rumah keluarga Park.

Dua wanita paruh baya tengah beradu pandang, seolah saling beradu terka situasi yang dihadapi.

Tentu saja mengenai anak-anak mereka yang baru saja pulang dari liburan dengan 'misi' yang direncanakan itu.

Park Jisung, si suami muda yang tengah meringkuk tidak jelas di sofa ruang tengah.

Adapula Song Harin, istrinya, yang asik mengunyah roti panggang seraya bersenandung ria.

Kalau begini...

Para ibu pun tidak bisa mengetahui apakah yang mereka harapkan sudah terjadi atau belum.

Jisung yang menjadi pendiam setelah sebelumnya memang sudah pendiam.

Jadi, pikiran tentu saja terarah pada kegagalan.

Toh, dengan tingkah Jisung yang seperti itu.

Dan Harin yang sama seperti biasa, riang tanpa beban.

Bukankah sekarang Jisung tengah menunjukkan kekecewaan?

Para ibu itu tidak tahu.

Mrs. Song memilih untuk menghampiri putrinya.

"Tidak, jangan minta rotiku,"

Tuk!

Garpu dengan mulus dipukulkan ke dahi Harin.

"Spontanitas macam apa itu,"

Harin mengelus dahinya, "Ibu itu kalau bilang ingin minta sedikit, artinya akan menghabiskan,"

Mrs. Song menghela nafas berat, "Harin, ibu ingin tanya,"

"Apa?"

Dari kejauhan melirik menantunya, "Sesuatu terjadi di antara kalian selama berlibur?"

Harin mengerutkan dahinya, "Apa?" Tanyanya dengan respon mengerti yang sangat lamban.

Mrs. Song hanya menatapnya.

"Oh,"

Harin mengulum senyum, "Itu, ya?"

"Itu... apa kau mengerti?" Mrs. Song meragukan putrinya.

Harin mengangguk, mengacungkan jempolnya.

"Sudah beres,"

"Kau mengerti?"

"Hm! Misi membuatkan ibu cucu, kan? Hehe,"

"OMO!" Mrs. Song menutup mulutnya, seruannya membuat sang besan ikut menghampiri.

"Ada apa? Ada apa?" Mrs. Park menambah kegaduhan.

"Aku dan Jisung sudah melakukannya!" Harin mengangkat dua jarinya.

"OMO!" (Part 2)

Seolah duplikat, dua wanita paruh baya itu memberikan reaksi yang sama persis.

"Tapi.. kenapa anak itu..." Mrs. Park melirik putranya dari kejauhan, yang masih duduk di posisi yang sama.

"Harin, kau yakin?" Sang ibu kembali ragu.

Harin mengangguk enerjik.

"Ya!" Jawabnya penuh semangat.

"Ada buktinya?"

He?

Bukti?

Harin memiringkan wajahnya, kali ini ia tidak mengerti, tapi menganggap dirinya seolah mengerti.

Dengan polosnya, menoleh ke arah Jisung.

Berteriak tanpa tahu malu.

"JISUNG-AH! APA KAU SEMPAT MEREKAM SAAT KITA MELAKUKAN-"

Crazy Sassy Baby! | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang