Harin mengigiti kuku jarinya, matanya ikut bergerak mengikuti Jisung yang gelisah masuk dan keluar dari toilet setiap jeda sepuluh menit.
"Ji! Aku minta maaf!"
"Kau boleh menghukumku, aku akan mengangkat kedua tanganku!"
Harin mengangkat kedua tangannya setinggi yang ia mampu.
Park Jisung, dibuat menderita di pagi buta karena ulah Harin tadi malam.
Membuatkan ramyun yang sudah pedas dengan campuran sepuluh cabai super pedas.
Akibatnya, paginya, lelaki malang itu mengalami diare.
Ini yang ke sepuluh kalinya Jisung keluar dari toilet.
"Kalau kau masuk lagi, dan mengeluarkan semua isi perutmu, aku khawatir tubuhmu akan menyusut dan kau akan jadi anak kecil,"
"Kalau kau jadi anak kecil, bayi tidak jadi punya ayah, dia akan punya kakak,"
Jisung melirik Harin tajam, "Kau sedang bercanda sekarang?"
Harin menggeleng, dengan kedua tangan masih diangkat.
"Aku serius,"
Jisung menghampiri Harin, sembari meringis karena sakit perutnya tidak juga menghilang.
"Sudah puas melahirkannya?"
"Apa lagi maksudnya itu?"
"Melahirkan kotoran, hehe."
"Jorok sekali, Song Harin."
Jisung menurunkan tangan Harin, "Kau tidak perlu melakukan ini, nanti tanganmu sakit,"
Harin memasang wajah penuh penyesalan, "Tapi aku harus dihukum,"
"Memang, tapi aku tidak menyuruhmu mengangkat tangan seperti itu."
"Jadi apa hukumanku?!"
Jisung terheran, mana ada orang yang sangat antusias menanyakan hukuman.
"Akan kupikirkan nanti, aduh perutku," Jisung meringis.
Harin menatap perutnya sendiri dan perut Jisung bergantian.
"Perut bola dan perut kempes, sekarang sama-sama sakit,"
"Kau sakit?"
Harin mengangguk lugu, "Tadi, karena bayinya menendang, ah! menendang lagi,"
Jisung mengamati perut Harin yang memang terlihat bergerak.
Seketika lelaki itu takjub dan melupakan rasa sakit perutnya.
"Bayi, tolonglah, jika kau ingin jadi pemain sepak bola, nanti saja, Jisung pasti akan membuatkanmu lapangan bola pribadi," ucap Harin dengan aksen polosnya.
"Wah, keren, yang menonjol itu kakinya?"
"Iya,"
Harin merasa geli karena Jisung terus mengamati perutnya.
Seperti anak kecil yang sangat penasaran.
"Ternyata benar, semua lelaki selalu ingin tahu caranya dunia bekerja,"
Jisung tersenyum saja, perasaan menyenangkan seperti ini.
Tapi ia juga penasaran.
"Apakah sangat sakit? Ada yang menendang perut dari dalam seperti itu?"
"Terkadang sakit, terkadang tidak juga," Harin menjawab jujur.
"Apa kita perlu ke dokter?"
"Kau ingin setiap hari ke dokter, ya? Ji, kau lupa baru dua hari yang lalu kita pergi memeriksa bayi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Sassy Baby! | PARK JISUNG
FanfictionPark Jisung, pria muda yang mencintai kedamaian, memiliki istri yang serba kacau, Song Harin.