8

1.1K 198 20
                                    

"Jisung! Selamatkan aku!"

Harin bergegas masuk ke dalam rumah, berkeringat dingin seperti orang ketakutan.

Menubruk Jisung tanpa aba-aba.

"Ada apa?" Jisung bertanya dengan malas.

Harin yang memeluknya dengan sangat erat itu membuatnya sesak.

"Ibuku..."

"Apa?"

"Ibu menyuruhku ikut ke rumah nenek!"

Jisung memandang ke atas, langit-langit rumah.

Lelaki itu berusaha menahan tawa.

Hal yang paling Harin tidak sukai adalah.

Neneknya.

Jika Harin itu gila, maka sang nenek, dua kali lipatnya.

Menghabiskan masa tuanya hanya untuk berkebun menanam berbagai macam jenis buah.

Terdengar bagus, bukan?

Tapi bagi Harin, tidak sama sekali.

Masalahnya sekarang.

Pasti neneknya itu akan memaksanya untuk melakukan kerja rodi.

"Jisung, kau harus menyembunyikan aku!"

"Tiga puluh menit lagi ibu akan datang menjemputku!"

"Bagaimana caranya?" Jisung bertanya.

"Makan aku! Sembunyikan aku di dalam perutmu,"

"Kau akan jadi kotoran nanti,"

Harin menatap Jisung, "Kalau aku kotoran pun, pasti kau akan tetap mencintaiku, kan?"

"Jelas tidak,"

Buk! Harin meninju perut Jisung.

Lelaki itu tidak bergeming, tinjuan dengan kepalan tangan kecil itu tidak berarti apa-apa baginya.

Merengut, Harin mulai menyumpahinya dengan kata-kata yang... lebih baik tidak dituliskan saja.

"Kau tega? Melihatku jadi pekebun dadakan? Nenek pasti akan memaksaku berkebun, ah! Aku tidak suka sama sekali!"

"Seperti satu bulan yang lalu, masa ada nenek yang tega menyuruh cucunya untuk memetik anggur sendirian dan harus mengisi penuh dua karung besar?! Nenek itu gila!"

"Sama sepertimu,"

Harin frustasi, sekarang gadis itu duduk dilantai.

Ding dong.

Jisung dengan cepat membukakan pintu, tak peduli Harin yang meneriakinya.

"IBU?! KATANYA 30 MENIT? IBU PAKAI ROKET, YA?"

Harin membelalakan matanya melihat sosok ibunya yang datang.

Mrs. Song, setelah berbincang singkat dengan Jisung langsung menghampiri putrinya.

"Cepat! Nenekmu terus menelepon ibu,"

Harin menggeleng kuat, "Tidak! Aku tidak mau ke rumah nenek!"

Mrs. Song menarik nafas panjang, "Ayolah, kasihan nenekmu, dia bahkan demam karena merindukanmu,"

"Ibu~"

Harin melirik Jisung yang ikut menghampirinya, senyumnya terbit karena berpikir mungkin Jisung akan menyelamatkannya.

Oh, bahkan lelaki itu menggendongnya sekarang.

Senyum Harin semakin lebar.

"Ji! Terimakasih, aku mencintai-"

"Akan aku bantu bawakan ke mobil," Jisung menatap ibu mertuanya.

Crazy Sassy Baby! | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang