21

1.5K 190 25
                                    

Harin mendongak menatap Jisung yang juga sedang mengarahkan pandangannya pada rak cemilan.

Setelah syok mendengar...

"Jadi aku boleh tambah beli cemilan lagi?!"

Eh?

Jisung balas menatap dengan cepat, sedikit bingung.

Ia berpikir Harin syok karena mendengar ucapan tentang kata.. 'sayang' itu.

Apakah karena terlalu pelan mengucapkannya?

Kenapa rasanya mengesalkan?

Melirik Seunghan, lelaki itu masih berdiri di tempat dengan senyum manisnya.

"Aku menyetok banyak cemilan dirumah, noona. Ibuku bekerja di Belgia, banyak mengirim cokelat,"

"Benarkah?!" Harin menatap Seunghan.

Seunghan mengangguk, "Lusa aku akan mengundang banyak teman untuk datang, jika tidak keberatan, aku ingin kau juga datang,"

"Aku mau!" Harin mengangguk enerjik, "Ah, boleh ajak dia juga?" menunjuk Jisung.

Seunghan mengangguk, "Tentu, kalian."

"Yay! Cokelat, sisakan yang besar untukku, ya?"

"Yang paling spesial," Seunghan mengacungkan jempol, "Aku ingin lanjut berbelanja dulu,"

Harin melambaikan tangan, "Fufu, dia itu baik sekali, benar kan Ji- Hei! Tunggu!" serunya kesal, karena ketika berbalik, entah sejak kapan Jisung sudah pergi mendorong troli, meninggalkannya.

...

"Hari ini pergi ke kantor?"

Harin menghampiri Jisung yang sedang mematut diri di depan cermin.

Diabaikan, Harin sudah terbiasa.

"Ji, kalau sudah lelah jadi manusia, coba jadi batu saja,"

"Susah sekali, ya? Menjawab pertanyaan?"

"Hei! Park Jisung!"

Jisung melirik malas, "Apa?"

Harin melipat tangan di dada, "Hari ini ada undangan Seunghan, kemarin lusa dia mengundang kita, kan?"

"Lalu?"

"Aku ingin pergi, kau juga harus pergi,"

"Tidak penting,"

"Ish! Tapi aku ingin pergi!"

"Pergi saja sana, aku sibuk,"

"Sok sibuk,"

"Harin,"

"I-iya iya, kau memang sibuk, aku tahu, tapi aku akan tetap pergi, boleh kan?"

"Terserah,"

Harin mengacungkan jempol, "Oke!"

...

"Cokelat, aku suka cokelat~" Harin bersenandung kecil, seraya menyisir rambut panjangnya.

"Yap, cantik seperti bidadari, itulah aku," wanita itu menunjuk pantulan dirinya sendiri di cermin.

Tersenyum lebar, meraih tas, bersiap pergi.

Seunghan yang mengundang untuk datang ke apartemen barunya.

Harin berjalan menuju pintu.

Mencoba membukanya.

Tapi apa yang terjadi?

"Apa-apaan pintu ini? Rusak ya? Kode angkanya benar, kok."

Harin mencoba untuk yang ketiga kalinya.

Crazy Sassy Baby! | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang