00 || Truth or Dare

27.9K 860 408
                                    


Spam komen yuk!

Jangan lupa vote juga, makasih 💚

Jangan lupa vote juga, makasih 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Jam menunjukan pukul 6 pagi, seorang anak berusia 7 tahun sudah rapi dengan pakaian terbaiknya, ia mengenakan celana hitam selutut dipadu dengan kaos putih polos, tak lupa ia menggunakan tas gendong hitam serta topi yang menutupi surai lembutnya.

Anak itu tersenyum saat melihat pantulan dirinya di depan cermin, ia puas dengan apa yang ia pakai.

Anak itu pun keluar dari kamarnya, memakai kaus kaki dan sepatunya di dekat pintu utama.

"Eh, Kael mau ke mana? Kael belum sarapan!"

"Nanti Kael pulang! Kael pergi dulu om!" Sahut anak yang dipanggil Kael tersebut, ia segera pergi dari apartment itu dengan langkah cepat, takut-takut omnya mengejarnya dan melarangnya untuk pergi.

"Hakkael! Mau ke mana?" Tanya tetangga apartmentnya yang heran melihat si kecil Hakkael sudah rapih dan keren.

"Jangan tanya-tanya terussss! Nanti Kael pulaaaaangggg!" Sahut Kael sambil berlari kencang menuju lift, ia benar-benar takut kepergiannya dicegah orang lain, sebab terakhir ia ijin untuk pergi ke suatu tempat, omnya melarangnya hingga sengaja menggembok pintu apartmentnya.

Kael turun dari lantai 10 menggunakan Lift, ia sudah terbiasa melakukannya sendiri, mengingat ia sangat cepat tangkap dalam melakukan sesuatu, dengan memperhatikan orang-orang di sekitarnya ia akan bisa melakukannya.

Kael pergi menjauh dari gedung apartmentnya, ia berjalan dengan riang hingga mengundang tatap dari orang-orang di sekitarnya yang merasa gemas dengan segala tingkahnya.

Setelah berjalan sejauh 1 kilo meter, kaki kecil itu sampai di sebuah pemakaman umum, ia mengeluarkan uang lembaran, membeli satu plastik bunga, kemudian kakinya kembali melangkah, namun ia nampak kebingungan.

Kael memanfaatkan ingatannya, ia ingat bahwa orang yang ia sayang dimakamkan di bawah sebuah pohon rindang, namun sayangnya pohon di ujung sana cukup banyak, hingga ia harus membaca satu persatu batu nisan yang berada di bawah pohon itu.

Cukup lama Kael melakukannya, sampai akhirnya ia menemukan nama yang tak asing untuknya, ia pun mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya, ia taruh di atas tanah merah untuk alas duduk.

Kael menaburkan bunga itu di atas pusara yang sudah 3 bulan tak ia kunjungi.

"Ayah.."

"Kael udah bisa baca, jadi Kael bisa ke sini sendirian."

"Ayah kenapa sih gak pernah dateng ke mimpi Kael lagi? Kael kangen tau, kangen main-main sama ayah."

"Mobilan Kael rusak, cuma ayah yang bisa benerin."

"Ayah, ayah kenapa sih gak pulang aja? Ayah gak cape dikubur terus? Kan gak bisa napas."

"Ayah..."

"Ohh iya! Kael baru inget, kata Om Ayah gak bisa pulang, soalnya Ayah udah meninggal."

Truth or Dare || Toxic Relationship + Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang