Spam komen yuk!
Jangan lupa Vote juga makasih. 💚
.
.
.Ashila berulang kali menghela napasnya, pikirannya dipenuhi oleh Zearka, tak dipungkiri ia merasa begitu sedih saat ini, Zearka yang dulu mencintainya kini telah berubah.
"Jangan ngelamun," gumam Agash yang membuat Ashila menoleh sejenak, terlihat Agash yang duduk di sampingnya, dan ia melanjutkan kegiatannya memakan potongan buah melon di ruang makan.
"Besok sidang cerai kamu sama Kael," celetuk Agash sambil ikut menikmati potongan buah melon tersebut.
"Hm.."
"Kok cepet banget ya? Kakaknya temen kakak bisa sampe setengah tahun baru selesai prosesnya."
"Gak tau, Kael yang urus semuanya."
"Kamu gak mau mikir-mikir lagi? Kamu masih bisa batalin perceraian ini."
"Kenapa sekarang aku ragu?" Lirih Ashila dengan suara gemetar, tatapa matanya terus mengarah pada melon di hadapannya.
"Ragu buat cerai sama Kael?" Tanya Agash, dan Ashila mengangguk kecil.
"Kael bakal terima apa pun keputusan kamu, jadi tolong pikirin baik-baik keputusan kamu malam ini, tapi kakak harap kalian gak cerai, kamu mau nerima Kael dengan tulus tanpa ngarepin Zearka lagi," ujar Agash, dan Ashila hanya diam.
Agash memandang wajah Ashila dari samping, ia tahu masalah ini disebabkan oleh kesalahan Ashila sendiri, namun ia tak bisa menyalahkan Ashila terus menerus, mengingat Ashila pun tak ingin kisahnya menjadi sekacau ini.
Agash mengusap surai Ashila dengan lembut, "masih ada waktu buat mikirin semua ini, ambil keputusan yang menurut kamu baik, yang menurut kamu bisa ngeubah semua perasaan buruk kamu jadi lebih baik lagi."
"Shil, mungkin akhir-akhir ini kamu masih bisa ketemu Kael dan Evan, tapi setelah sidang ini kamu gak bakal bisa ketemu mereka lagi, kamu bakal ngerasa kehilangan," lanjut Agash.
"Hm, aku tau. Aku takut nyakitin Kael lagi, jadi aku gak bakal gagalin perceraian ini," sahut Ashila dengan suara pelan, dan Agash menghela napasnya.
"Oke, semoga itu keputusan terbaik kamu, kakak harap kamu gak nyesel sama keputusan kamu yang ini."
"Hm."
**
Hari perceraian Kael dan Ashila pun tiba, semuanya berjalan lancar, setelah mendengar semua penjelasan dari kedua belah pihak, hakim memutuskan bahwa hak asuh anak jatuh di tangan Kael, yang sudah pasti bisa mengurus Evan dengan baik.
Kael menghela napas lirih, ia keluar dari ruang persidangan dengan langkah gontai, tak dipungkiri rasanya begitu menyakitkan saat ini, benar-benar menyakitkan hingga rasanya ingin menangis, namun ia berusaha menahannya.
"Hakkael.."
Kael menghentikan langkahnya, ia berhadapan dengan Ashila yang tengah tersenyum padanya, tanpa ragu ia pun membalas senyuman itu, "hak asuh Evan emang ada di aku, tapi sampai kapan pun aku gak bakal larang kamu buat nemuin Evan."
"Aku tau, kamu gak sejahat itu buat pisahin aku sama Evan. Makasih dan maaf buat semuanya, aku harap ini keputusan terbaik buat kita, dan aku harap kamu bisa dapetin pengganti aku, yang bahkan jauh lebih baik dari aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare || Toxic Relationship + Lee Haechan ✔️
Romance[18+] [SELESAI] Semua karena Truth or Dare yang mereka mainkan, Kael memilih meminum bir ketimbang menjawab pertanyaan kejujuran dari temannya. "Truth or Dare, Hakkael?" Tanya Sena. "Truth." "Payah!" Ejek Shaka, namun Kael nampak tak peduli. "Seben...