08 || Berpisah?

3.4K 408 276
                                    



HAKKAEL

Hakkael
Na, temenin Ashila di klinik.

**

Kini Nazell, Sena, dan Ashila duduk di kursi panjang yang tak jauh dari gedung, Ashila terus menangis tersedu-sedu, sementara Sena berusaha menenangkannya.

"Sekarang cerita sama gue, lo kenapa? Kael sama Zear ke mana?" Tanya Nazell setelah tangisan Ashila mereda, ia terlihat begitu cemas saat ini.

Ashila menggenggam tangan kedua temannya, "gue hamil, udah 18 minggu."

Seketika keduanya terdiam dengan tatapan terkejut, membuat Ashila mencengkram tangan itu lebih erat, "maafin gue, gue takut buat bilang sama kalian."

"Anak siapa?" Tanya Nazell dengan suara purau.

"Ya Zearka, siapa lagi? Lo pikir Ashila lonte?" Balas Sena yang terlihat kesal karena Nazell bertanya seperti itu.

"A-anaknya Kael," sahut Ashila yang membuat mata Sena terbelalak seketika.

"Lo gila? Kok bisa?!" Sena benar-benar terkejut mendengar jawaban Ashila.

Ashila menggeleng kecil, "ini kecelakaan, di Bali gue sama Kael minum bir yang Shaka dapetin secara gratis, gue rasa bir itu ada obatnya, dan—hks.. maaf, maafin gue," bahkan ia tak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya, membuat Sena tercengang.

Sena pernah mengobrol dengan Shaka mengenai sprei di Bali, ia kira Ashila melakukannya dengan Zearka, namun nyatanya dengan Kael, benar-benar di luar perkiraannya.

Ashila memandang tangan Nazell yang terlepas dari genggamannya, bahkan tatapan Nazell terlihat kosong ke depan sana.

"Terus gimana?" Tanya Nazell tanpa menoleh.

"Orang tua gue dan Kael udah tau soal ini, Kael mau tanggung jawab buat nikahin gue—."

"Kenapa lo tega khianatin Zearka?!" Tanya Nazell menyela ucapan Ashila dengan bentakan, ia menatap Ashila dengan tatapa tak percaya.

"Gue gak bermaksud kayak gitu, Na. Gue juga gak mau hal ini terjadi."

"Lo serius mau nikah sama Kael?"

"Enggak, gue gak mau. Gue sama Kael udah sepakat kalau gue bakal lahirin anak ini, dan yang urus nyokapnya Kael, t-tapi nyokap gue pengen gue nikah sama Kael."

"Terus lo nerima?"

"Enggak, Na. Gue bilang enggak! Gue gak mau," sahut Ashila dengan nada frustasi, ia semakin takut ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul dari mulut Nazell.

Nazell menghela napas lirih, ia tidak tahu harus bicara apa lagi, hatinya benar-benar sakit hingga menimbulkan rasa kesal yang lebih pada Ashila.

"Shil, Zearka udah tau soal ini?" Tanya Sena dengan suara pelan, ia terus menggenggam tangan Ashila.

Ashila pun menganggukan kepalanya, "Zear marah dan pergi, Kael gak tau ke mana."

"Tenangin diri lo, gue paham situasinya," bisik Sena sambil mengusap bahu Ashila dengan lembut.

"Gue gak bisa tenang, gue gak mau pisah sama Zear, gue harus apa?" Ashila kembali terisak lirih, ia benar-benar begitu frustasi hingga bahunya terlihat menggigil kecil.

"Mungkin Zear butuh waktu buat sendiri, nanti gue bantu jelasin ke dia tentang apa yang terjadi, lo harus yakin semuanya bakal baik-baik aja," bisik Sena lagi, dan Ashila hanya menangis di sana, tangisan yang terdengar menyayat hati.

Tiba-tiba Nazell beranjak dari kursinya, pergi meninggalkan keduanya di sana. Napas Nazell terlihat memburu, ia mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes, ia berjalan lebih cepat untuk mengambil tasnya di gedung, namun ia malah tersandung hingga jatuh terduduk di sana.

Truth or Dare || Toxic Relationship + Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang