24 || Percakapan tengah malam

2.6K 323 109
                                    

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote, makasih 💚

.
.
.

Jam menunjukan pukul 7 pagi, Shaka sedang asik mencuci mobilnya di halaman depan, bahkan ia sengaja membasahi tubuhnya agar sekalian mandi di sana.

"Shaka!"

Shaka menoleh, ia melihat Nazell yang mengintip dari balik dinding yang memisahkan area rumah mereka.

"Apa?"

"Air bekas cuciannya ngalir di jalanan!"

Shaka nampak terkejut, ia pun mengecek jalanan depan rumahnya yang sudah basah karena air bekas cucian mobilnya.

Sontak Shaka mengambil kayu untuk mendorong sampah yang menyumbat saluran pembuangan di samping rumahnya, hingga air itu kembali jatuh ke selokan, bukan mengalir ke jalanan melalui celah pagar rumahnya.

"Tumben lo nyuci mobil di rumah."

"Males sih sebenarnya, tapi lebih males lagi keluar rumah sambil nyetir mobil," sahut Shaka melanjutkan kegiatannya.

Tak ada percakapan lagi, membuat Shaka menoleh, ternyata Nazell masih setia berdiri di balik dinding, kali ini hanya terlihat setengah wajahnya saja, mengingat dinding itu terlalu tinggi, membuat Nazell harus berjinjit untuk mengintip.

"Kenapa? Mau bantuin gue? Atau mau mandi bareng?" Tanya Shaka dengan tatapan bingung.

Nazell pun menghampirinya melalui pagar depan, "paket lo!" Sahutnya sambil menaruh 7 paket milik Shaka yang mampir di rumahnya, mengingat rumah Shaka selalu kosong akhir-akhir ini.

"Kok bisa di lo?"

"Dititipin lah! Orang rumah lo kosong terus!"

"Gue sibuk akhir-akhir ini," ujar Shaka sambil tesenyum lebar, ia membiarkan paket-paket itu tergeletak di atas kursi.

"Sibuk pacaran?"

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Enggak sih, kesel aja. Mentang-mentang udah punya pacar sampe lupa sama temen."

"Dari pada gue susah move on, mending kita gak usah ketemu dulu."

"Terus sekarang udah bisa move on?" Tanya Nazell dengan tatapa penasaran.

"Udah lah, seneng?"

Nazell tertawa pelan, "bagus deh," ujarnya, lalu ia memetik buah jambu biji yang berada di pekarangan rumah Shaka, kebetulan buahnya berada tak begitu tinggi.

"Tapi hubungan lo sama cewek lo baik-baik aja? Perkembangannya bagus?" Tanya Nazell, sepertinya ia ingin tahu banyak tentang Shaka dan kekasih barunya.

"Bagus, dia bucin gue duluan, jadi gue tinggal ikutin alurnya, ternyata sebahagia ini dibucinin sama cewek," sahut Shaka sambil tersenyum dengan mata berbinar.

"Ngomong-ngomong kalau mau ngesex jangan lupa pake kondom, nanti kacau kayak Kael," celetuk Nazell dengan santai, mengingat ia sudah paham tentang Shaka yang cabul.

"Kepikiran aja enggak buat lakuin itu."

Sontak Nazell menoleh dan menatapnya dengan tajam, "terus kenapa lo cabul sama gue? Atau jangan-jangan lo suka sama gue cuma karena nafsu?"

"Gak gitu, gimana ya? Gak tau deh bingung, kalau sama lo bawaannya pengen gue hamilin terus biar bisa gue nikahin, tapi kalau sama cewek lain gak mau lakuin itu."

"Gila! Berarti emang bener lo suka sama gue cuma karena nafsu!" Omel Nazell dengan tatapan kesal.

"Enggak! Gue seriusan suka sama lo, maksudnya sukanya gue ke lo tuh udah tahap pengen nikahin, jadi gak ragu buat hamilin lo!"

Truth or Dare || Toxic Relationship + Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang