07 || Dia mengetahuinya

3.5K 419 300
                                    

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote, makasih. 💚

Hari berhari berjalan begitu saja, Ashila jarang keluar kamar setiap orang tuanya di rumah, namun ia selalu mendengarkan omelan orang tuanya dari luar kamar yang terdengar menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berhari berjalan begitu saja, Ashila jarang keluar kamar setiap orang tuanya di rumah, namun ia selalu mendengarkan omelan orang tuanya dari luar kamar yang terdengar menyakitkan.

Kael juga sering ke rumahnya untuk sekedar menemaninya dan memberikannya makanan, Kael tak pernah menyerah sekalipun ia memperlakukan Kael dengan buruk selama ini.

Ini sudah 4 bulan berlalu sejak Ashila positif hamil, Ashila sama sekali tak pernah memperiksa kondisinya mau pun janinnya, setiap kali ia merasa sakit atau kram ia hanya menahannya.

Kini jam sudah menunjukan pukul 9 pagi, Ashila berdiri di depan cermin sambil memandang tubuhnya dari pantulan cermin, terlihat perutnya yang sedikit lebih besar dan kencang dari sebelumnya.

Ashila ketakutan, ia segera menurunkan bajunya yang sempat ia singkap, napasnya terdengar memburu namun ia berusaha untuk tenang.

Sejak 2 bulan yang lalu Ashila sudah memutuskan untuk benar-benar melahirkan bayi di dalam kandungannya, namun ia masih menolak untuk menikah dengan Kael, ia selalu memikirkan Zearka setiap harinya, entah kapan ia bisa jujur pada Zearka tentang masalah ini, ia terlalu takut untuk mengatakannya.

Cklek

"Udah aku bilang jangan masuk kamar aku sembarangan!" Bentak Ashila, kemudian ia menoleh dan dibuat terkejut melihat kehadiran Zearka.

Ia pun memakai Sweater oversize untuk menyamarkan ukuran perutnya.

"Maaf, aku kira kak Agash."

"Lain kali kunci pintunya kalau gak mau ada yang masuk sembarangan," ujar Zearka sambil mendekat setelah menutup pintunya.

"Kuncinya ilang, nanti malem dibenenerin sama papa."

"Besok gladiresik buat kelulusan, jangan nolak buat dijemput aku lagi, aku udah kesel kamu nolak terus dan milih dianter jemput sama kak Agash," ujar Zearka yang terlihat kesal, ia duduk di sofa sambil membuka cemilan yang ia bawa sendiri.

"Pengennya sih gitu, tapi kak Agash ngelarang terus, gara-gara kamu bulan kemaren ajak aku main sampe tengah malem."

"Kan dibilang ujan, neduh dulu."

"Gak tau tuh, kamu kalau mau protes ke kak Agash aja, berani gak?"

"Gak."

Ashila tertawa pelan, ia duduk di sofa tunggal, membuat dahi Zearka berkerut, "biasanya mepet-mepet di sini," ujar Zearka sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Loh? Kan kamu suka usir aku, jadi sebelum aku di usir duduk di sini aja."

"Kali ini enggak, aku kangen banget sama kamu," ujar Zearka sambil menarik tangan Ashila hingga duduk di sampingnya, mengingat sejak ujian kelulusan selesai dilaksanakan keduanya jarang bertemu.

Truth or Dare || Toxic Relationship + Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang