3.

223 31 16
                                    

Happy reading ❗

06.00

Sergio sudah memanaskan mesin mobil bersiap kembali mendatangi danau yang membuat nya tidak bisa tidur semalaman. Lebih tepatnya pada presensi satu makhluk cantik yang seakan menarik hati Sergio untuk kembali menemuinya.

Sergio pergi tanpa ingat harus mengisi perutnya terlebih dahulu. Seakan perutnya tidak menginginkan asupan apapun. Yang Sergio pikirkan hanya bisa bertemu dengan si cantik.

Saat ini Sergio sudah berada di sekitar danau. Menghirup hembusan udara pagi yang segar. Mata memindai sekitar, mencari satu presensi cantik yang membuat hati terus berdebar.

Lama menunggu sampai matahari sudah sangat terik, membakar kulit Sergio. Tanpa terasa perut Sergio keroncongan meminta di isi. Tidak terasa juga waktu berlalu. Mungkin sekitar empat jam Sergio berada di sekitar danau.

Sergio memutuskan kembali ke mobil dan mencari makanan di daerah sekitar. Pagi ini Sergio menelan kecewa. Besok-besok Sergio harus datang kembali ke danau ini.

Daerah persona memang tidak luas tetapi karena Sergio baru mendatangi daerah itu jadilah Sergio sedikit kesulitan mencari tempat makan.

Sampai pada satu tempat, Sergio melihat ada satu warteg kecil dan Sergio langsung meminggirkan mobilnya ke parkiran warteg tersebut.

Selesai mengisi perut, Sergio berniat berkeliling lagi mencari objek foto yang bagus demi memuaskan hobi memfoto nya.

Tepat di depan warteg ini, Sergio melihat satu rumah berukuran sedang dengan banyak tanaman bunga anggrek di depannya.

Pusat perhatian Sergio langsung beralih ketika melihat di depannya banyak anak-anak kecil berlarian dan Sergio melihat satu plang nama bahwa rumah tersebut adalah panti asuhan.

Satu nama yang Sergio baca adalah panti asuhan Aster.

Ada niat ingin mendekati rumah tersebut namun urung Sergio lakukan. Tapi Sergio tidak menghilangkan kesempatan untuk memotret rumah tersebut. Sampai satu bidikan berhasil Sergio lakukan. Sergio tersenyum melihat hasilnya.

Masih melihat ke arah rumah di depannya, entah mengapa Sergio sangat tertarik melihat anak-anak panti bermain.

Satu mobil masuk menghalangi pandangan Sergio ke arah sana. Mobil sedan berwarna hitam tersebut masuk ke pekarangan panti.

Apa yang Sergio lakukan adalah tetap memandang lurus ke depan. Pintu mobil di buka dan keluar lah seorang laki-laki mungkin seumur dirinya memakai kaos santai dan celana jins.

Laki-laki itu berjalan ke arah pintu penumpang untuk membukakan pintu tersebut. Merasa terlalu lancang dengan masih melihat ke arah depan Sergio berniat berbalik ke arah mobilnya.

Tapi satu presensi cantik membuat Sergio terpaku tidak bisa bergerak. Yang Sergio lihat adalah belahan jiwa yang selama ini dirinya cari tengah menggendong satu anak kecil berjalan bersama laki-laki yang baru saja Sergio lihat.

Tangan Sergio total gemetar, ingin menghampiri, memeluk belahan jiwanya dan bertanya bagaimana keadaan nya selama ini.

Tapi kaki sergio seolah tidak bisa bergerak. Masih terpaku memandang ke depan. Apakah benar jika dirinya menghampiri?

Bagaimana jika belahan jiwanya sudah mempunyai kehidupan lain? Sergio tidak sanggup jika harus menghancurkan kehidupan baru yang belahan jiwanya tengah jalani. Tetapi Sergio lebih tidak bisa jika tanpa ada belahan jiwa di sampingnya. Ingin Sergio egois.

Dengan pasti Sergio melangkah menuju rumah panti itu. Berjalan dengan tergesa padahal hanya berjarak beberapa meter saja.

"Isabella!" Satu kata terucap dari bibir Sergio, nama yang selama dua tahun ini hanya ada dalam pikirannya, yang tak pernah terucap.

Still you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang