12.

178 26 6
                                    

Happy reading ❗

Rooftop rumah sakit adalah tempat Isabella saat ini. Kehadiran Nadia Hartanto dokter baru yang membuat Isabella seakan susah bernafas.

Ia perlu menenangkan diri, rasa nya seperti mengulang beberapa kejadian tahun-tahun kemarin yang membuatnya tersiksa.

Dua tahun waktu yang sangat cukup untuk berdamai dengan keadaan, rasa kesal ataupun marah sudah Isabella kubur dalam. Ia hanya ingin kebahagiaan di setiap langkah jalan hidup yang di ambil. Namun bagaimana jika dari sisi lain masih menyimpan benci untuk nya.

Memandang langit sore yang masih terasa sedikit panas. Isabella bawa dua kaleng soda untuk menemani dirinya. Duduk di bangku yang ada di rooftop. Sambil memandang langit sore, Isabella teguk kaleng soda yang di bawanya.

Duduk sendiri terdiam, tanpa di sadari ada seseorang yang belum ingin Isabella temui untuk saat ini. Hatinya masih belum siap. Namun orang itu datang menghampiri, berdiri di belakang Isabella.

Nadia Hartanto, menyilangkan tangan nya di dada. Ikut memandang langit sore yang indah.

"Kita bertemu lagi." Ucapnya.

Isabella, mengenal suara itu dan langsung menoleh ke belakang. Isabella, mencoba tersenyum walau sedikit di paksakan. Bagaimana pun juga mereka berdua pernah berteman sangat dekat.

"Iya-a." Jawab Isabella. Kembali memandang langit sore. Nadia duduk di bangku sebelah Isabella.

"Tau kenapa gue di sini kan?" Isabella tak menjawab. Ia masih asik memandang langit sore.

"Gue akan ambil yang seharusnya menjadi hak gue!" Ada nada tinggi di akhir kata, karena Isabella tak menanggapi.

"Daripada ambil yang kamu bilang hak, lebih baik mencari bahagia kamu sendiri, nad."

"Bahagia gue itu, Sergio?"

"Dua tahun saya rasa adalah waktu yang cukup ketika saya dan mas Sergio berpisah untuk kamu ambil hatinya, nyatanya hati mas Sergio masih sama seperti dulu."

"Jaga bicara kamu." Nadia menatap ke arah Isabella, begitu juga dengan Isabella.

"Kenapa? Aku mengatakan hal yang benar bukan? Daripada kamu mengejar hal yang tidak pasti, itu akan menjadi sia-sia. Bukan kah kita dulu sangat dekat."

"Bukan kah kamu yang menghancurkan persahabatan kita dulu?" Ujar Nadia lantang.

"Aku sama mas Sergio saling cinta nad, ingat itu. Dan aku sama sekali ga rebut mas Sergio dari kamu. Dari awal kalian berdua memang belum ada hubungan."

"Gue, sama gio di jodohkan. Dan kehadiran kamu merusak segalanya."

"Bukan perjodohan Nadia, tapi kamu yang meminta orang tua kamu untuk di jodohkan dengan mas gio. Jangan lupakan fakta itu."

"Terserah kamu mau bilang apa. Ini peringatan untuk kamu. Gue punya Tante Adora di belakang gue."

Nadia pun pergi meninggalkan Isabella sendiri. Hembusan nafas berat keluar dan Isabella langsung menenggak kembali minuman yang sudah tak lagi dingin.

Jika di ingat lagi, keduanya adalah sahabat dekat. Isabella merupakan anak rantau datang ke Jakarta untuk menimba ilmu sebagai dokter.

Bertemu Nadia yang sangat baik, mengajari dirinya banyak hal dan Nadia lah yang pertama kali memperkenalkan diri pada Isabella yang pemalu. Keduanya berteman sangat dekat dan setelah itu Nadia memperkenalkan Sergio sebagai temannya. Kemudian ketiganya berteman sangat dekat, hingga benih cinta muncul di antara Isabella dan Sergio, Yang mengakibatkan persahabatan Isabella dan Nadia menjadi retak.

Still you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang