21.

145 25 7
                                    

Happy reading ❗

Di ruang tamu apartemen milik Sergio. Tiga orang, Alfredo, Sergio dan juga sang sekertaris Adi tengah berbicara serius.

Sang ayah Alfredo sudah berada di Bandung sejak subuh tadi. Alfredo dapat melihat putra nya ini kurang berisitirahat. Kantung mata nya terlihat sangat menghitam dan tubuh Sergio seperti kekurangan berat tubuhnya cukup banyak.

Jujur saja Alfredo merasa sangat kasihan pada anak semata wayangnya ini. Pembahasan di mulai dari kemajuan pencarian Isabella.

Adi membeberkan semua upaya yang telah di lakukan dalam pencarian Isabella. Sampai saat ketiga nya berbicara ini, Isabella masih belum bisa di temukan.

"Kemungkinan ada orang yang punya kedudukan penting di Bandung yang menyebabkan pencarian kita terhambat tuan."

Adi mengungkapkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Mengingat Bandung bukan daerah kuasa sang tuannya. Tidak biasanya untuk mencari keberadaan seseorang sampai sesulit ini.

"Apa Isabella punya musuh di sini nak?" Tanya Alfredo pada Sergio.

"Setau gio tidak ada. Mana mungkin Isabella mempunyai musuh. Dia itu baik banget seperti malaikat pah." Jawab Sergio sedikit lesu jika mengingat ia tak mengetahui keberadaan sang kekasih.

Sang ayah pun mengangguk setuju. Menantu nya sangat lah baik. Sayang nasib nya tak sebaik hatinya. Dan Alfredo ikut andil di dalamnya.

"Gio, sangat hawatir pada Isabella. Terakhir kita bersama itu semuanya baik-baik saja dan ada satu hal yang perlu papah tau."

"Apa itu nak?"

"Kemungkinan saat ini Isabella tengah hamil dan gio takut sesuatu yang buruk terjadi. Gio tidak ingin menyesal untuk kedua kalinya. Dia pernah kehilangan bayi kita pah, saat kecelakaan itu."

Ya Alfredo mengetahui itu, ia pun sangat menyesali dan kecewa. Tapi ia tutupi semua dari sang putra.

"Apa sudah di pastikan jika Isabella tengah hamil?"

Sergio menggeleng untuk menjawab pertanyaan sang ayah.

"Seperti ada yang di tutupi dari Isabella. Tapi Gio tidak ingin memaksa Isabella."

"Di ambilkan berkas yang saya minta kamu bawa kemarin."

"Baik tuan." Adi pun izin untuk mengambil berkas yang di maksud di mobil.

"Papah ikut prihatin. Kamu harus sabar dan kuat. Jaga kesehatan, jangan sampai sakit untuk Isabella. Papah yakin menantu papah akan segera di temukan."

Sergio diam. Keyakinan nya setiap hari seakan terus berkurang. Koneksi nya untuk mencari sang kekasih seperti mendapat jalan buntu.

Adi kembali, ia pun duduk dan langsung menyerahkan berkas yang di minta oleh Alfredo. Alfredo buka map berwarna coklat. Di keluarkan isinya lalu ia serahkan pada Sergio.

Sergio yang tampak bingung pun tetap mengambil berkas tersebut dari atas meja. Ia tidak mengerti isi dari tulisan yang ia baca saat ini.

"Pah, ini maksudnya bagaimana?"

Sang ayah menegakkan duduknya lalu sedikit menarik nafas. Hal yang akan ia sampaikan pasti akan membuat anaknya kecewa terhadap dirinya. Namun kebenaran harus ia katakan walaupun ini sangatlah terlambat.

"Sebelumnya papah minta maaf sama kamu dan juga Isabella. Mungkin setelah ini kamu akan membenci papah dan juga mamah."

Sergio masih diam dan menunggu apa yang akan di sampaikan oleh sang ayah.

"Sebenarnya kamu dan Isabella tidak benar-benar telah bercerai."

"Maksud papah bagaimana?"

Sergio tidak dalam keadaan bisa menebak apapun teka-teki yang ayah nya ini berikan.

Still you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang