25.

320 25 4
                                    

Happy reading ❗

Senin pagi cerah di kota Bandung. Sisa-sisa hujan semalam masih tersisa, meski begitu langit tak lagi mendung. Sinar matahari mulai menampakkan dirinya di langit biru kota Bandung.

Semalam Bandung di guyur hujan lebat. Membuat tidur Isabella nyenyak karena bersembunyi di pelukan sang suami. Hujan lebat tak lagi membuat Isabella takut, karena ia tak lagi sendiri.

Sepanjang malam, Isabella selalu di dekap oleh Sergio. Sergio selalu memastikan Isabella berada di dalam selimut tebal agar tidak kedinginan karena hujan. Memastikan bantal tidur Isabella dalam posisi benar dan Sergio akan terjaga sebelum Isabella benar-benar tidur dengan pulas.

Kehangatan selimut dan dekapan suami harus segera Isabella akhiri karena cuti selama satu bulan telah usai. Hari ini adalah hari pertama Isabella kembali berjaga sebagai dokter. Dion memberi saran agar Isabella berjaga di bangsal saja selama hamil, tetapi Isabella dengan tegas menolak. Ia memang hamil tetapi bukan sedang sakit parah dan masih bisa beraktifitas seperti biasanya. Lagipula morning sickness Isabella tidak separah ketika awal hamil jadi seharusnya tidak akan ada masalah besar.

Bangun lebih awal dari Sergio, Isabella langsung ke kamar mandi untuk membasuh muka nya lebih dulu. Ia akan membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan juga Sergio.

Kehamilan yang memasuki usia dua belas Minggu dan morning sickness yang tidak terlalu parah membuat Isabella lebih sering lapar. Begitu pun pagi ini yang perutnya sudah meminta untuk di isi.

Selesai membasuh muka, masih dengan menggunakan piyama berwarna lembut, Isabella terlebih dahulu melihat Sergio sang suami di atas ranjang masih terlelap tidur. Setelah nya Isabella langsung keluar kamar dan mulai memeriksa bahan makanan apa yang ada di kulkas.

Isabella ambil dua butir telur dan mulai menyalakan kompor. Isabella akan membuat telor mata sapi untuk sarapan. Setelah matang dua roti gandum Isabella panaskan, ia bolak balik sampai kering. Setelah matang kembali dua roti gandum ia panaskan lagi. Setelah matang semua, Isabella menata nya di atas piring.

Roti gandum yang ia buat, di tata dengan telor mata sapi, tomat dan selada lalu di tambahkan dengan saos dan juga mayonaise. Harum wangi dari telur dan juga roti gandum benar-benar membuat perut Isabella keroncongan. Setelah nya Isabella membuat satu gelas susu hamil dan satu cangkir kopi hitam untuk sang suami.

Asik berkutat di dapur, Isabella tidak menyadari kehadiran Sergio di belakang tubuhnya. Ia baru menyadari setelah kedua tangan Sergio melingkar di perut Isabella. Lalu Sergio mencium pipi Isabella yang mulai tampak bulat.

"Selamat pagi sayang."

Sapa Sergio pada Isabella. Suaranya masih serak khas bangun tidur. Suara Sergio teredam di leher Isabella, membuat nafas dari Sergio langsung terasa panas di lehernya.

"Selamat pagi, mas sayang."

Isabella melepas pelukan Sergio, lalu berbalik badan dan tersenyum manis.

"Aku udah buat sarapan. Ayo kita sarapan dulu."

Dengan malas dan masih mengantuk, Sergio membantu Isabella membawa cangkir kopi dan susu yang telah di buat oleh Isabella.

"Cuci muka dulu ih, mata nya masih merem gitu." Isabella sedikit meledek suaminya ini.

"Mas tadi cuman kumur-kumur lalu langsung ke dapur."

Dengan polosnya Sergio mengatakan hal itu pada Isabella dan di balas dengan cubitan pada perut Sergio. Lalu keduanya memakan sarapan mereka dengan tenang dan tanpa keributan adu mulut seperti biasanya.

Selama cuti satu bulan, Isabella benar-benar mengurus Sergio sang suami dari bangun tidur sampai tidur lagi. Isabella jadi mengingat semasa dulu ia berstatus sebagai istri dari Sergio. Ada adu mulut di kala lelah dan egois datang namun akan sangat rindu jika terlalu lama mendiamkan. Dan itu terjadi selama satu bulan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang