18.

204 26 8
                                    

Happy reading ❗

Bandung pada pagi hari, dingin dan malas untuk aktifitas pagi. Masih terhanyut dalam mimpi indah masing-masing. Terlelap dalam selimut tebal bersama dan saling mendekap. Hangat dan terasa nyaman.

Sayup-sayup pagi cerah mulai terlihat dari balik gorden yang masih tertutup. Jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi dan kedua insan masih betah untuk menggisik selimut tebal.

Mata elang lelaki dominan lebih dulu terbuka. Mengucek mata, memastikan sang belahan jiwa masih ada dalam dekap hangat tubuh bidang miliknya. Sang dominan pun tersenyum manis kala mendapati belahan jiwa masih asik mendusal pada dirinya.

Ia pandangi wajah ayu sang belahan jiwa. Menyingkirkan rambut ke belahan telinga untuk mendapati wajah cantik terlelap. Bulu mata lentik indah menghiasi mata cantik yang masih tertutup. Pipi tembam yang merona meski tanpa pewarna pipi. Lalu bibir tipis merekah, dengan dengkuran halus mengiringi.

Bagaimana bisa sang pujaan hati masih terlihat cantik meski tengah tertidur. Sergio terus pandangi dan mengelus pipi halus sang kekasih. Sampai Isabella terusik dari tidur nya dan membuka mata cantiknya perlahan.

"Mas," Isabella membuka suara, masih serak khas bangun tidur dan karena akhir-akhir ini ia sibuk mendesah.

"Kenapa bangun?" Tanya Sergio sangat lembut dan masih mengelus pipi sang pujaan hati.

"Mas, ganggu tidur kamu ya? Maaf." Sergio berucap karena Isabella masih diam menikmati elusan dari Sergio pada pipinya. Sangat nyaman.

"Enggak, kan ini udah siang juga. Kita gak boleh malas-malasan." Jawab Isabella kemudian.

"Tidur nyenyak?"

"Aku selalu tidur nyenyak kalau ada mas di samping aku."

Obrolan-obrolan itu berlanjut sampai satu jam lamanya. Hingga keduanya memutuskan untuk bangkit dari atas ranjang dan mulai melakukan rutinitas pagi mereka.

Isabella sudah selesai dengan masa cutinya, ia harus sudah kembali pada rutinitasnya sebagai seorang dokter umum di rumah sakit. Berjaga dan mulai dengan berbagai macam pasien yang datang.

Hari pertama setelah cuti Isabella mendapat jadwal untuk shift siang dan ia masih punya banyak waktu untuk melakukan aktivitas harian.

Satu cangkir kopi hitam untuk si dominan dan susu teh untuk dirinya. Isabella sengaja memasak nasi kuning untuk sarapan pagi mereka. Selagi Sergio masih di kamar mandi ia mempersiapkan segala keperluan Sergio. Mulai dari kemeja dan juga celana yang akan di kenakan sang kekasih. Tak ketinggalan celana dalam Calvin Klein kesayangan.

Selesai dengan itu semua Isabella kembali ke dapur, ia menata meja makan untuk sarapan dirinya dan juga Sergio. Wangi masakan yang ia hidangkan sudah tercium harum dan wangi. Perutnya pun berbunyi meminta segera di isi.

Sergio keluar dari kamar dengan penampilan sudah rapih. Memakai kaos putih di tambah dengan kemeja berwarna cream, serta celana bahan berwarna hitam. Rambut nya disisir ke belakang di tambah Pomade. Semakin menambah kesan maskulin seorang Sergio Abraham.

Wangi parfum yang menguar dari parfum yang di pakai oleh Sergio menambah kesan seksi dari sang kekasih. Bagaimana tidak semakin jatuh cinta setiap harinya pada sang kekasih.

 Bagaimana tidak semakin jatuh cinta setiap harinya pada sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Still you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang