Jaemin tidak ingat, kapan terakhir kali dia berurusan dengan makhluk gaib.
Sejak kecil, hal-hal seperti itu sudah sangat tabu dan kental dalam turun temurun keluarganya. Namun Jaemin tidak menyukainya.
Jaemin kecil pernah bingung, kenapa ada satu sosok kakak cantik dengan gaun putih kebesaran selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Saat dia mengatakan itu pada ayahnya, ayahnya malah panik dan dia terjebak dalam sebuah ritual yang dia tidak tau apa.
Saat usianya memasuki lima, Jaemin di buat bingung, kenapa saat dia sudah tertidur, dia malah terbangun lagi, kali ini di ruang hampa yang tidak Jaemin pahami, sehingga saat kembali terbangun, rasa-rasanya dia lelah luar biasa seolah tidak pernah memejamkan mata.
Saat usianya memasuki tujuh, dia bisa dengan jelas melihat Minhyung, mengira makhluk penjaga itu adalah kakak Mark.
Dan di usianya sembilan, dia pernah menggila. Yang Jaemin ingat, waktu itu dia marah dengan makhluk merah dan makhluk laki-laki besar yang hendak membawa pergi Renjun dan Haechan darinya.
Jaemin tidak tau jelas apa yang terjadi setelah itu, karena yang dia ingat, dia kembali di hadapkan dengan ritual yang sama yang pernah dia dan keluarganya lakukan dulu.
Dan saat usianya sepuluh, Jaemin baru paham akan segala hal tentang hidupnya.
Kemampuannya melihat makhluk asing, energinya yang langka, dan lucid dream.
Jaemin sama sekali tidak menyukai semua itu.
Hal itu hanya membuat pandangannya memburuk karena harus melihat makhluk mengerikan. Membuat teman-temannya kesusahan karena makhluk yang tidak sengaja dia bawa karena energinya.
Sampai saat usianya tiga belas, Jaemin nekat membelok dari jalur mimpinya, membawanya ke masa lalu, bertemu dengan sang kakek, yang mewariskan segala kemampuan yang di milikinya.
Kakeknya bercerita tentang segala hal, dan bagaimana cara mengatasinya. Bagaimana dia bisa menutup mata batinnya sendiri jika dia mau, atau tentang kembalinya dia ke masa lalu.
Saat itu, si kakek sendiri yang menuntun Jaemin untuk kembali pulang, dan bangun.
Saat terbangun, Jaemin mendapati dirinya di ranjangnya, tempat pertama nya tidak sadarkan diri dengan tangan yang di pasang jarum infus serta ucapan syukur dari kedua orang tuanya. Ada semua temannya juga disana. Dan yang paling mencolok adalah Jeno. Dia bahkan lebih khawatir ketimbang yang lain.
Jaemin memutuskan untuk menceritakan semuanya dengan Jeno. Dan Jeno mengatakan semua sarannya. Jaemin lebih baik menutup mata batinnya, walaupun tidak bisa sepenuhnya, tapi lebih baik Jaemin bertindak seolah tidak melihat dan tau apa-apa.
Tapi karena ada Mark dan Minhyung, Jaemin sedikit lebih tertarik dengan hal gaib. Seperti saat mereka memutuskan untuk menantang nyali di sebuah rumah kosong, atau menakut-nakuti Renjun serta Chenle.
Jaemin tidak pernah takut dengan hal-hal gaib seperti itu. Dia hanya bersenang-senang, pura-pura takut seperti anak-anak pada umumnya.
Karena keseringan tidak peduli dengan sekitar, Jaemin sering kali cuek dengan instingnya.
Seperti saat ini. Jaemin tidak mengatakan ini pada siapapun, tapi, bersamaan dengan Renjun, Jaemin juga sudah mendapat insting sejak awal, sejak berada di rumahnya.
Banyak kejadian aneh yang dia dapati, namun Jaemin menganggap itu semua hanya gangguan yang biasanya dia dapatkan.
Jaemin juga maklum, jika dia merasakan atau melihat hal aneh sejak di perjalanan pergi ke vila, karena yang dia tau, semua tempat pasti punya penunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit Of The Dread
TerrorRenjun tau, bahwa ada diantara sahabatnya yang di karuniai sebuah hal istimewa tentang bagaimana mereka bisa melihat dunia yang tidak bisa di jelaskan melalui logika manusia. Namun tetap saja, menjadi normal dan menjalani hidup dengan hal-hal biasa...