Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.Awas salah lapak sayang...
Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.
Udah segitu dulu,
Happy Reading...
"Tal, gimana keadaan lo yang sekarang? Masih ada yang sakit?" tanya Haru kepada Tala setelah beberapa saat yang lalu mereka semua masih sama-sama diam.Di dalam relung hati terdalam Tara merasa bersalah karena gagal untuk menahan Bunda Tala agar tidak jadi pergi. Andai saja Tara sadar lebih awal, mungkin dia bisa menahan Bunda Tala agar tidak pergi meninggalkan nya.
"Maafin gue Tala, gue gagal..."
Tara menutup seluruh badannya menggunakan selimut, dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Apalagi perasaannya sekarang menjadi campur aduk. Dia sangat merasa gagal karena tidak menahan Bunda Tala untuk pergi. Padahal Tala yang asli sangat menginginkan itu semua. Permintaan Tala mungkin memang sederhana, tapi Tara yakin permintaan itu mengandung berbagai makna.
Namun sekarang, semuanya gagal. Tala pasti sangat kecewa kepada dirinya.
"Gue gagal hiks..." tiba-tiba Tara terisak di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Dia tidak bisa menahan kekecewaan nya lagi. Jadinya dia menangis sekarang dan semua orang yang ada di sana semakin merasa bersalah.
Lernad maju terlebih dahulu dan membuka selimut yang menutupi badan Tala. Awalnya Tara sempat merasa marah karena dia malu menunjukkan kesedihannya, tapi tatapan Lernad yang teduh itu berhasil membuatnya tenang.
"Ngga papa Tal, semuanya bakalan baik-baik aja. Cowok juga berhak nangis kok, nggak usah malu tunjukkin kesedihan lo itu. Kalaupun lo emang malu sini nangisnya di pelukan gue aja. Nggak baik sedihnya di tahan gitu." Tala langsung mengalungkan tangannya pada punggung Lernad. Dia memeluk Lernad seerat mungkin dan menangis sekeras-kerasnya.
Berada di posisi senyaman ini, Tara merasa memiliki sosok abang yang sangat menyayanginya. Bukan rahasia umum lagi kalau anak pertama pasti menginginkan sosok Kakak ataupun Abang di hidupnya. Begitu pula dengan Tara.
Di dalam hati Tara yang terdalam, Tara berjanji kepada adiknya kalau suatu saat Tara akan menjadi abang yang sangat baik dan pengertian untuk adiknya. Tara akan melakukan apapun agar adiknya bahagia dan tidak merasa kesepian.
"Abang, Tara capek banget kalau harus gini terus. Tara pengen pulang, Tara pengen semuanya kembali kayak semula. Tara nggak sanggup lagi, Tara pengen pulang hiks..."
Alander meremat kuat jari jemarinya mendengarkan curhatan pilu Tala. Seumur-umur dia tidak pernah memberikan dekapan sehangat itu untuk anaknya. Oh Tuhan, selama ini dia benar-benar telah menjadi Ayah yang gagal untuk Tala.
Si kembar Hara dan Haru cukup kebingungan karena lagi dan lagi Tala menyebut dirinya dengan nama Tara. Sebenarnya siapa Tara itu, kenapa adiknya terus memakai nama itu kalau sedang menangis ataupun dalam keadaan tidak sadar.
Hara menyenggol punggung Haru untuk mengode agar keluar saja dari ruangan ini. Mungkin Tala butuh waktu. Seakan paham dengan kode Hara, Haru mengangguk.
"Gue izin keluar dulu, nanti kalau ada apa-apa kalian bisa hubungin gue lagi." kata Haru lalu berjalan meninggalkan mereka semua. Hara mengekori Haru dari belakang begitupun dengan Alander yang tidak kuat lagi mendengar tangisan pilu anaknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT TALA
General Fiction~Cerita ini bukan cerita Bl ya sayang💕 Desc: Bagaimana jadinya jika remaja bernama Bamantara Anugraha Prayudha yang terkenal tengil, brandal dan selalu bikin emosi harus mengalami transmigrasi jiwa ke raga cowok cupu dan sangat pasrahan bernama Ar...