30. Dalang Sebenarnya

7.3K 732 27
                                    

Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.

Awas salah lapak sayang...

Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.

Udah segitu dulu,

Happy Reading...

Dokter sudah keluar dari ruang rawat Tala setelah memeriksa keadaan Tala. Setelah itu dia langsung menghampiri Alander yang tampak cemas dan khawatir.

Dokter Kendrap, menipiskan senyumnya melihat raut wajah khawatir Alander dan anak-anaknya. Setelah beberapa kali anak bungsu Alander itu ke sini dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, tidak pernah sekalipun ada Alander yang datang dengan raut cemas. Tapi lihatlah sekarang, raut cemas itu benar-benar kentara dan itu merupakan sebuah perubahan yang besar.

"Bagaimana keadaan anak saya?"

"Adek saya baik-baik aja kan?" tanya Aksa.

Hara ikut bertanya. "Parah nggak Dok?"

"Sekarang dia udah sadar apa belum?" tanya Haru tidak kalah khawatir.

Sedangkan Ansel sudah menangis sesegukan sambil mengeratkan pegangannya pada gelang yang sengaja di ambilnya dari laci kamarnya.

"Om dokter, Tala nggak papa kan. Dia nggak mati kan Dok? Ansel nggak mau Tala pergi." Dokter Kendra menghela napas lelah, pertanyaan siapa yang akan dia jawab terlebih dahuku jika langsung di tuding berbagai pertanyaan langsung 5 orang.

Karena tidak ada jawaban dari Dokter Kendra, Alander membentak Kendra sampai anak dari teman lamanya itu memegang dada reflek.

"JAWAB PERTANYAAN SAYA! GIMANA KEADAAN ANAK SAYA SEKARANG KENDRA!"

Kendra memutar bola matanya malas. Tuan Alander ini sangat tidak sabaran dan juga emosian. Akan tetapi walaupun begitu wajahnya tidak ada keriputnya, padahal dia sering marah-marah. Haruskah Kendra meminta rekomendasi skincare kepada Alander?

"Aduh Tuan yang sabar dulu dong. Lagian kok tumben sekarang Tuan Alander yang terhormat ini sangat khawatir kepada anak sialan itu." sindir Kendra.

Alander menggeram marah mendengar kata anak sialan. Dia menarik jas Dokter yang Kendra kenakan. "Dia bukan anak sialan Kendra! Kalau bukan karena kamu adalah Dokter yang menangani Tala mungkin kepalamu sudah saya tebas sekarang. Sekarang lupakan, dan jawab pertanyaan saya. Bagaimana keadaannya?"

Kendra tertawa kecil, akhirnya ekspresi yang dia inginkan benar-benar terwujud. Raut wajah cemas Alander yang dulunya sangat dua nantikan. "Baiklah Tuan Alander yang terhormat. Karena Dokter Kendra yang baik hati dan juga penyaya ini tidak ingin rumah sakit ini rata dengan tanah, maka saya akan menjawabnya. Anak anda yang dulunya sering anda sebut sialan itu hanya terkena demam tinggi. Seperti nya dia juga kekurangan cairan dalam tubuh. Tapi tenang saja, saya sudah memberikan nya obat penutun panas dan juga cairan yang dapat meningkatkan stamina tubuh."

"Kenapa Tala bisa tiba-tiba saja terkena demam tinggi?" tanya Aksa.

Dasar Aksa bodoh, padahal dia adalah dokter magang baru di rumah sakit ini dan dia malah tidak mengerti permasalahan itu. Aksa benar-benar melakukan. Percuma saja dia mendapatkan gelar kedokteran itu.

I'M NOT TALA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang