Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.Awas salah lapak sayang...
Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.
Udah segitu dulu,
Happy Reading...
Tara masuk ke kediaman Alander dengan jantung yang berdebar kencang. Anehnya semua anggota keluarga sudah lengkap di sini temasuk ke empat abangnya. Tatapan mereka terlihat sangat tajam, seakan-akan hendak menerkam dirinya yang imut dan menggemaskan ini.Tara memberanikan diri untuk bertanya, tidak lupa menampilkan tampang tengilnya itu.
"Kalian ngapain liatin gue kayak mau jadiin gue dodol gitu? Kan gue udah pulang dengan selamat dan anggota tubuh yang lengkap. Lagian kan, gue cuma keluar bentar. Oh gue tahu kalian nggak bjsa nahan kangen sama manusia manis dan menggemaskan kayak gue ini ya..." ujar Tara dengan penuh percaya dirinya.
"Gue tahu sih kalau gue itu emang ngangenin. Siapa juga sih yang nggak kangen sama makluk imut dan menggemaskan kayak gue ini." Tara cengeg, niatnya sih ingin mencairkan suasana. Tapi kenapa makin lama aura di tempat ini semakin dingin.
"Lo kemana aja?" tanya Aksa dingin.
"Iya tuh, kamu keluyuran kemana?" tanya Ansel ikut-ikutan. Tumbenan sekali anak ini ikutan, biasanya juga diam-diam aja.
"Gue nggak sembarangan keluyuran kok. Tadi itu gue cuma ke rumah temen terus duduk di taman. Kenapa nanya-nanya?" Tara meneguk salivanya susah payah karena takut ketahuan berbohong.
Namun siapa sangka kalau Alander yang tadinya hanya diam dengan tatapan dingin tiba-tiba melangkah cepat kearahnya dan tidan lupa memberikan sebuah tamparan.
Plak
Tara loading cukup la saat menerima tamparan itu. Pipinya memanas dan begitupun dengan matanya. Padahal hari ini dia yakin kalau tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi kenapa Alander tiba-tiba menampar nya? Apakah keluarga ini sudah gila, menamparnya seperti itu tanpa tahu salahnya apa.
Tara menoleh ke arah Tenggara seakan-akan meminta pertolongan. Menurutnya hanya Tenggara yang bisa di hharapka untuk menolong nya.
"Abang..." lirih nya tapi Tenggara malah membentak.
"JANGAN PERNAH LO PANGGIL GUE ABANG! GUE NGGAK PUNYA ADIK MURAHAN KAYAK LO!" bentak Tenggara dengan tangan terkepal kuat.
Tara menutup kedua matanya menggunakan tangan kenapa tiba-tiba orang-orang di sini mengatainya dengan kalimat rendahan seperti itu. Dia terluka, seumur hidup tidak pernah satupun orang yang mengatainya seperti itu. Seharusnya Tara sadar kalau berharap dengan mereka semua adalah kesalahan besar.
"G-ue nggak murahan, g-ue nggak pernah lakuin hal kotor yang melenceng ke murahan. Kalian udah bikin gue sakit hati dan gue nyesel udah percaya kalau kalian bakalan berubah..." Tara menatap Hendru dengan tatapan kecewanya saat laki-laki tua itu berlalu meninggalkan nya begitu saja.
"Kenapa kalian nyakitin gue lagi?" kali ini suara Tara merendah. Akan tetapi tidak satupun yang menjawab pertanyaan nya.
Rasanya sakit saat berbicara tapi di abaikan begitu saja.
"Kenapa sih lo itu terlahir jadi adek gue?" tanya Hara dan tidak lupa menjambak rambut Tala sampai beberapa helai rambut berjatuhan ke lantai. Lain halnya dengan Tara yang membiarkan Hara melakukan itu semuanya, rasanya sangat lelah jika terus memberontak. Karena sekuat apapun dia memberontak dan membela diri, para bajingan ini tidak akan peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT TALA
Fiction générale~Cerita ini bukan cerita Bl ya sayang💕 Desc: Bagaimana jadinya jika remaja bernama Bamantara Anugraha Prayudha yang terkenal tengil, brandal dan selalu bikin emosi harus mengalami transmigrasi jiwa ke raga cowok cupu dan sangat pasrahan bernama Ar...