3. Titik Temu

253 32 11
                                    

Tidak ada hal yang paling melelahkan dibanding melakukan pertemuan-pertemuan bodoh yang diatur ayahnya.

Namjoon menggaruk ujung alisnya.

"Jadi... Siapa namamu?"

"Kau menemuiku tanpa tau namaku terlebih dulu, Tuan Kim?"

Namjoon menghela napas frustasi. Kenapa semua wanita selalu saja mempertanyakan hal yang mudah untuk dijawab, bukan balik bertanya.

"Ya" jawab Namjoon tanpa ragu.

Wanita kali ini sedikit urakan dibanding wanita-wanita lain yang dipertemukan dengannya.

"Kukira pria berjas memiliki manner yang bagus"

Namjoon menaikkan alisnya saat wanita disebrangnya sibuk mengunyah permen karet.

"Benar, kukira wanita yang akan dikenalkan olehku juga memiliki manner yang baik, sepertinya ayahku salah menilai seseorang"

Wanita itu terkejut dan menggebrak meja mereka.

Membuat semua pengunjung melihat mereka dan Namjoon tetap dengan mimik wajah santai.

"Tidak sopan"

"Ya, kau"

Baru kali ini Namjoon memancing keributan. Satu sisi ia lelah harus makan dengan banyak wanita asing, tapi disisi lain, ia belum memiliki cara ampuh menolak ayahnya.

"Aku menolak dijodohkan dengan pria kurang ajar dan tidak pernah menghargai wanita sepertimu"

Namjoon mengangguk setuju. Ia pun menolak.

"Sudah memiliki kekasih rupanya. Kalau begitu untuk apa ikut perjodohan ini?"

Gotcha!
Namjoon berhasil memacing wanita itu dengan mengangkat tangannya sering-sering.

Ia memang sengaja ingin memamerkan cincinnya.

"Ini bukan perjodohan, hanya pertemuan biasa. Kau mengharap lebih ya?"

Sial, wanita itu tidak berkutik.

...
Namjoon baru saja kembali ke kantornya. Setelah pertemuan tadi, Namjoon belum makan sesuap nasi pun.

"Astaga Joon darimana saja kau?"

Namjoon benar-benar baru melangkahkan kakinya di lobby, tapi mamanya datang dan menghalangi Namjoon masuk ke kantornya sendiri.

"Mama sudah bilang untuk pergi ke butik setelah makan siang"

"Ma, bisa besok atau lusa. Banyak yang harus aku kerjakan"

Mamanya menggeleng keras kemudian mendorong Namjoon untuk kembali ke pintu masuk gedung kantornya.

"Sebentar, Ma. Sopir Namjoon baru saja memarkiran mobil"

"Siapa yang bilang kau akan membawa mobil? Ini jam rawan macet, Joon"

"Lalu apa? Bus? Sudah kubilang untuk fitting besok atau lusa. Bisa juga saat weekend"

Namjoon benar-benar mencari alasan untuk tidak pergi lagi.

Ia sudah pusing dengan kondisi diluar ruang kantornya. Terlalu bising dan Namjoon butuh ketenangan.

"Mama sudah terlanjur membuatkan janji. Kita tunggu sebentar lagi, orang yang mengantarkanmu akan sampai"

Namjoon baru saja ingin protes namun ia dibuat bungkam dengan mamanya yang berlari menghampiri seseorang yang tengah menurunkan standar motor vespa berwarna kuning.

"Yaampun maafkan bibi jika menganggu waktumu, Rin. Tapi Namjoon benar-benar tidak memiliki banyak waktu"

Apa?
Mamanya sedang bicara dengan siapa?

NAMJOON SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang