Dibanding jalan sempoyongan, Namjoon terlihat baik-baik saja. Meskipun mukanya merah dan bicara melantur, pria ini bisa berdiri dengan tegap. Sebenarnya alkohol apa yang di minum Namjoon."Sekarang boleh kucium?"
Bahkan saat mereka sampai di rumah Namjoon, pria itu masih saja melantur.
"Sudah di rumah. Kau baru boleh membuka bajumu, Joon. Jangan coba-coba membukanya di luar rum-"
Harin jantungan bukan main saat Namjoon benar-benar langsung membuka kemejanya dengan kasar. Semua kancing lepas dan berjatuhan di lantai. Apa ini kebiasaan mabuk baru Namjoon setelah wamil?
Jantung Harin terus berlomba saat Namjoon mendekatinya. Pria yang tidak memakai atasan ini memperlihatkan otot lengan dan dada yang luar biasa. Benar Harin pernah meraba tubuh Namjoon, tapi saat pria itu memakai baju. Tapi melihat semua otot Namjoon, membuat Harin ciut. Dia seperti raksasa dengan tinggi seperti itu.
"Rin..."
Harin panik. Dia bahkan tidak bisa menjawab panggilan Namjoon karena pria itu terus melangkah ke arahnya, sedangkan Harin sibuk mundur.
"Kenapa mundur?"
"Ka-kau yang kenapa maju"
"Joon. Cepat pakai bajumu"
"Katanya sudah boleh lepas"
Astaga Harin berlari ke arah kamar Namjoon. Mengunci pintu kamar Namjoon. Akan ia cari baju yang bisa dipakai Namjoon disini.
Kamar Namjoon sudah banyak berubah. Kini warna tembok Namjoon berwarna coklat muda. Tidak seperti dulu yang didominasi dengan hitam, Kini kamar Namjoon tampak lebih cerah.
Ini...
Seperti kamar impian Harin.
...
Harin masuk ke kamar dengan dinding hitam sampai sprei kasurnya pun ikut hitam. Kalau tidak dibuka tirainya, sudah pasti tempat ini gulita sekali."Namjoon bangun. Katanya kau ada kuliah sore"
Harin menarik selimut Namjoon. Ia baru saja selesai kelas. Sedangkan Namjoon setelah kelas pagi, lebih memilih pulang karena malas di kampus dan akan kembali saat kelas sore miliknya dimulai.
"Joon..."
Harin mendapati hawa panas di sekeliling Namjoon. Jika dilihat baik-baik, pria itu tampak berkeringat.
"Hey, kau sakit Joon?"Tangan Harin yang awalnya ia gunakan untuk mengecek suhu tubuh Namjoon, kini beralih diambil Namjoon. Pria itu menggenggam Harin dengan tangannya yang panas.
Namjoon sakit.
"Sebenarnya sejak kapan kau sakit, Joon? Bukankah saat pagi kau baik-baik saja"
Namjoon masih belum mau membuka matanya. Tapi ia menjawab dengan gelengan.
"Sudah makan?"
Lagi-lagi Namjoon tidak menjawab dengan suara, melainkan hanya dengan gelengan lemah.
Tubuh Namjoon panas sekali.
"Kamar ini terlalu suram. Kau sakit karena dirasuki penguni kamar ini, Joon"
Alasan konyol.
Tapi Harin serius dengan pernyataan bahwa kamar ini terlalu suram dan minim cahaya.
"Rin, sakit..."
Harin yang panik membawa Namjoon ke rumah sakit. Tentu dengan bantuan Hoseok, karena ia tidak akan mampu memapah Namjoon sendirian.
Kata dokter, Tubuh Namjoon mengalami memar akibat terjatuh dan demam yang menyusul.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.