15. Perubahan Namjoon

184 22 6
                                    

"Hai, Rin"

Namjoon mengalami sedikit kesulitan mengerem langkahnya yang sedari lobby sudah berlari. Bahkan Namjoon tidak menggunakan lift karena menurutnya akan terlalu membuang waktu menunggu lift.

Jangan lupakan senyuman Namjoon yang tidak luntur sejak ia meneriaki nama Harin di bawah.

"Bagaimana kondisimu?"

"Sudah lebih baik, Joon"

"Benarkah?" Tanya Namjoon pelan sambil sibuk merapikan poni Harin dan beberapa rambut yang tidak rapi.

Sebenarnya Namjoon tidak benar-benar bertanya, karena Namjoon sibuk membenarkan rambut Harin.

"Sudah lebih panjang dari sejak kita bertemu. Mau ku kuncirkan, Rin?"

Lihat sekarang Namjoon terobsesi dengan rambut Harin.

"Karet ku ada di kantor. Jadi tidak perlu"

Namjoon merogoh sakunya. Mengeluarkan dompet dan mencari karet rambut yang ia simpan. Namjoon tidak begitu ingat kenapa ia bisa menyimpan karet rambut di dalam dompetnya.

Yang jelas setiap melihat yang lucu, Namjoon tanpa sadar membeli dan menyimpannya.

"Wah, apa kau menyiapkan untuk pacarmu?"

Akhirnya

Harin bisa bertanya juga. Bahkan Harin sampai harus menahan napas saking groginya.

"Bukan begitu"

Apanya yang bukan begitu???

Harin butuh jawaban yang jelas, tapi pria besar itu sama sekali tidak mempedulikan dirinya. Ia masih sibuk menyisiri rambut Harin dengan jari besarnya. Bahkan karet rambut itu digigit Namjoon agar memudahkannya merapikan rambut Harin.

"Harin, rambutmu halus dan wangi"

Namjoon mendekatkan wajahnya hingga hidung pria itu menempel di surai hitam Harin.

Namjoon terlalu dekat.

Namjoon terlalu bahaya.

Bagaimana Harin menolak pria ini kalau tubuhnya saja kaku karena Namjoon terlalu menempel padanya. Sensasi tangan Namjoon yang terkadang menyentuh leher Harin pun semakin membuatnya pusing.

"Mau dikuncir biasa, dicepol atau di kepang, Harin?"

"Te-terserah padamu, Joon"

"Hmm... diapapun itu kau akan tetap cantik dan menggemaskan. Tapi dicepol pun akan makin terlihat lucu, jadi kita kepang saja"

"Katanya bagus dicepol?"

"Ya cantik, tapi aku tidak suka Harin yang cantik dilihat banyak orang"

Namjoon mulai membagi tidak bagian rambut Harin dan memulai kepangannya.

"Bukankah Namjoon yang sekarang memiliki mulut semanis madu", apa Namjoon tidak sadar, perlakuannya mampu membuat Harin tak berdaya. Semua terasa begitu indah namun menyakitkan.

Harin yang ingin menghilang dari Namjoon, kini malah diberikan banyak kesempatan bertemu pria itu.

"Terimakasih atas pujianmu, Rin" jawab Namjoon dengan mata yang tersenyum.

...
Seokjin melangkah membawa beberapa berkas kantornya untuk diselesaikan di kantor miliknya. Perlu diketahui, Seokjin masih bekerja di perusahaan keluarganya. Namun ia juga membangun bisnis kreatif kecil-kecilan yang bergerak di bidang komik online.

Jika sedang muak di kantor, maka Seokjin akan mencari suasana baru untuk mengerjakan tugasnya.

Langkah Seokjin terhenti saat ia sedang menaiki tangga. Jelas di depannya terdapat sosok Namjoon yang besar dan tinggi tengah duduk bersama seorang wanita.

NAMJOON SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang