Harin menghabiskan hari libur bersama Yoonji dan Ara hari ini. Mereka tidak banyak berubah. Yoonji masih pendiam dan bermulut tajam. Sedangkan Ara masih penuh perhatian dan sedikit bersemangat.
"Rin, bagaimana dengan kehidupanmu di kantor? Tidak mau tinggal bersamaku saja?"
Berkat waktu banyak hal berubah. Termasuk tempat tinggal yang mereka huni. Yoonji kini tinggal bersama Yoongi disebuah apartement mewah yang akses masuknya saja sulit untuk orang berkunjung kesana. Itu bukan tanpa alasan, Yoongi sekarang sudah menjadi orang besar dan dikenal luas. Sulit untuk tinggal di tempat biasa.
Sedangkan Ara tinggal sendiri dan terkadang Jimin akan menginap.
"Terimakasih tawarannya, Ra" jawab Harin dengan senyum. Mereka masih sangat baik padanya meski sudah lama berpisah.
"Apa tidak menakutkan tinggal di kantor sendirian?" Kali ini Yoonji yang bertanya. Sejujurnya wanita yang sungguh mirip dengan Yoongi ini cukup mengkhawatirkan Harin namun ia tertahan karena gengsi.
Harin terdiam sebentar. Awalnya ia masih takut untuk keluar dari kantornya. Meski hanya naik satu lantai dari lobby gedung. Harin masih saja merinding. Karena itu ia tidak banyak keluar pada malam hari.
Tapi akhir-akhir ini ketakutan itu seakan lenyap. Harin tidak lagi merasa takut saat melewati lobby yang sepi karena Namjoon. Pria itu kadang datang untuk memberikan makan malam atau cemilan lalu pulang.
Terkadang menemaninya membeli beberapa keperluan saat malam hari. Pertemuan mereka lebih banyak di malam hari. Bukankah itu sesuatu yang berbahaya? Seperti menyembunyikan pertemuan mereka dari dunia luar.
"Bisa kau pegang rokokku sebentar, rin?"
Harin mengangguk dan mengambil puntung yang terbakar diujung lalu mengetuk pelan di asbak yang memang disediakan di atas meja. Sementara Yoonji dan Ara pergi ke toilet.
Harin sebenarnya pernah mencicipi gulungan nikotin ini saat di jeju. Tapi tenggorokan serta mulutnya sungguh tidak bisa menerima asap nikotin yang katanya membuat candu.
Jika mengingat bagaimana ia batuk-batuk selama seminggu penuh. Rasanya ia ingat bagaimana Namjoon mencoba gulungan nikotin itu saat mereka masih di semester 2.
...
Harin biasanya akan pulang bersama Namjoon di sore menjelang malam sambil membicarakan tentang rencana makan malam mereka.
Mereka berdua bukanlah orang yang memiliki kemampuan memasak yang handal sampai bisa memasak untuk diri sendiri. Utamanya Namjoon. Pria yang sangat clumsy itu tidak bisa dibiarkan berada di dapur sendirian.
Tidak banyak yang tahu jika Namjoon memiliki tangan perusak karena citranya yang sangat maskulin dan dominan.
"Joon, kau sudah makan malam?" Harin yang duduk di ruang tengah sembari menonton drama kesukaan mereka langsung bangkit menghampiri Namjoon yang seperti sedang menahan sakit.
Namjoon terus-terusan batuk bahkan saat ia membuka pintu.
Namjoon mengangkat telapak tangan kirinya meminta Harin untuk berhenti beberapa meter darinya sedangkan tangan sebelah dipakai Namjoon untuk menutupi batuk.
"Kau sakit, Joon? Cepat masuk dan mandi air hangat. Aku buatkan minuman pereda batuk"
Harin yang saat itu tidak tahu penyebab batuk-batuk Namjoon adalah rokok, menganggap Namjoon terserang flu musim panas.
Meskipun sudah mandi, Namjoon masih terus batuk hingga membuat perutnya sakit.
"Joon, minum ini dulu dan langsung istirahat. Akan kubelikan sirup setelah ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.