Harin membuka mata perlahan. Jelas ini bukan kantornya. Harin sangat familiar dengan kamar ini. 3 tahun ia habiskan disini, mana mungkin ia lupa. Apa sekarang kamar ini sudah menjadi milik orang lain?
Apa kekasih Namjoon sering menginap dan tidur disini?
Harusnya Harin sudah menanyakan itu pada Namjoon.
Harusnya sejak pertama mereka bertemu setelah berpisah lama itu, Harin menanyakan bagaimana hidup Kim Namjoon setelahnya.
Bagaimana Kim Namjoon menjalani hari dan dengan siapa Namjoon menghabiskan waktu.
Apa kali ini pun Namjoon masih berhubungan dengan kekasihnya dulu Ji Jihyun?
Seberusaha apapun, Harin tetap bersedih saat matanya tanpa sengaja melihat jari manis Namjoon yang diisi cincin.
Disebelah kasurnya, Harin mendapati sebotol air mineral dan sebuah pembalut. Sepertinya Namjoon menyiapkan itu khusus untuk Harin.
Harin merasa bawahnya sudah terlalu penuh dan membuatnya harus mengganti pembalut. Perut Harin masih terasa nyeri dan tertusuk, tapi ia tidak sampai mengeluarkan keringat dingin seperti kemarin.
"Sudah bangun, Rin?"
Namjoon memasuki kamar Harin sambil membawa bubur.
"Sekarang katakan bagaimana kondisimu saat ini. Apa masih sakit?" tanya Namjoon sambil mengecek suhu tubuh Harin.
"Aku baik-baik saja, Joon. Aku harus segera kembali ke kantor"
Namjoon menyerngitkan alis dan menampilkan wajah tidak sukanya. Bagaimanapun Harin masih sakit. Bekerja malah akan memperburuk kondisi tubuhnya.
"Se-sepertinya spreimu terkena darahku, Joon. Maafkan aku"
Namjoon melihat jari telunjuk Harin kearah noda merah di sprei putih.
"Tidak apa, Rin. Sprei masih bisa dicuci. Sekarang lebih baik ganti pembalutmu. Mau kugendong ke kamar mandi?"
"Tidak perlu. Aku sudah sehat, Joon"
Namjoon hanya diam saja saat Harin bangkit dan berjalan pelan keluar kamar.
Bagaimana wanita itu bisa berbohong di pagi hari seperti itu. Jelas Harin menapak dengan kehati-hatian sampai membuat Namjoon meringis membayangkan rasa nyeri haid yang mungkin selama ini Harin rasakan seorang diri.
Namjoon yang tidak tega langsung bangkit dan membawa Harin ala bridal tanpa persetujuan Harin. Hal itu sontak membuat Harin memekik kencang dan otomatis mengalungkan tangannya di leher Namjoon.
"Namjoon, Apa yang kau lakukan hah?!"
"Bohong. Kau berbohong, Choi Harin. Perutmu masih nyeri. Sekarang katakan dari skala 1 sampai 10, seberapa nyeri yang kau rasakan"
"5" jawab Harin pelan.
"Itu angka yang besar, Harin. Kau harus beristirahat setelah selesai sarapan"
"Aku akan mencuci noda darahku di spreimu"
Namjoon menurunkan Harin tepat didepan pintu kamar mandi.
"Tidak perlu. Aku bisa mencucinya selagi kau di kamar mandi"
"Jangan. Itu jorok, Joon. Biarkan aku yang membersihkannya sendiri"
"Rin, dengarkan aku. Kau hanya perlu mengganti pembalutmu sekarang karena aku tentu tidak bisa ikut membantu menggantikan itu"
"Namjoon kau jorok"
Namjoon mengusap puncuk kepala Harin sambil memamerkan senyum yang tanpa sadar hanya ia berikan pada Harin.
"Makanya cepat masuk ke dalam sebelum aku juga ikut masuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.