"Rin, maaf bibi minta bantuan seperti ini. Namjoon sulit sekali untuk disuruh pergi" bisik bibi Kim tepat ditelinga Harin.
Bahkan bibi Kim sampai menepuk bahu putranya untuk membuat pria itu sadar.
Harin sampai kebingungan karena Namjoon hanya dia berdiri seperti patung.
"Joon?"
...
Harin tidak tahu apakah memang ada seseorang yang diboncengi seperti ini?Namjoon benar-benar tidak mau melepas pelukan belakang selama mereka dalam perjalanan.
Harin sebenarnya ingin bersikap biasa saja, namun ia ikutan gugup saat merasakan debaran Namjoon.
Apa karena mereka begitu dekat sampai Harin bisa merasakan debaran Kim Namjoon?
"Joon? Kita sudah sampai di depan butiknya"
Harin menahan tawanya kala tanpa sadar pergerakan Namjoon membuat kedua kepala mereka terantuk karena helm.
"Harinn maafkan aku. Apa kepalamu sakit? Astaga benturannya keras ya?"
Harin tidak bisa menahan tawanya kali ini karena Namjoon langsung turun dan memeriksa kepala Harin yang masih memakai helm.
Wajah Namjoon benar-benar cemas dan khawatir.
"Tak apa, Joon tenanglah. Kau bisa masuk"
"K-kau bagaimana? Pulang atau???"
Harin melihat jam di tangannya.
"Aku akan mencari makan sekitar sini. Kalau begitu aku pamit-"
"Tu-tunggu! Tunggu Rin. Se-sebentar."
Harin mematikan mesin motornya dan mendongak menanti Namjoon berbicara.
Tapi pria itu tidak kunjung bersuara.
...
Namjoon terkejut saat mengetahui jika Harin belum makan siang. Padahal jam makan siang sudah lewat satu jam lalu.
Apa Harin selalu melewatkan jam makannya?
Apa wanita di depannya ini tidak makan dengan teratur?
Tapi Namjoon tidak bisa membiarkan Harin pergi.
Maksudnya, Namjoon tidak mau kehilangan Harin lagi.
Ma-maksud Namjoon adalah...
Apa??
Namjoon saat ini sulit sekali berpikir.
Apa yang harus pria besar itu lakukan agar ia tidak melihat Harin pergi bahkan jika itu untuk pulang atau kembali bekerja lagi?
"Joon? Kau baik-baik saja?"
"Tidak... Perutku sedikit perih"
Namjoon bodoh. Alasan paling tidak masuk akal. Apanya yang perih? Jelas Namjoon hidup sehat dengan rajin berolahraga dan makan makanan vegan sesekali.
"Astaga kau melewatkan makan siangmu? Mau duduk sebentar? Ayo istirahatkan tubuhmu dulu, Joon"
Namjoon mengerjapkan matanya dua kali. Ia tidak tahu kebohongan bodohnya malah membuatnya bisa berlama-lama dengan Harin.
Dulu memang Namjoon hidup serabutan. Ia kacau sekali dalam mengatur pola makan. Tapi semenjak selesai militer, Namjoon banyak belajar untuk bisa menghargai diri sendiri dengan makanan yang baik.
Dulu sekali, dulu Namjoon yang sering memperhatikan Harin seperti ini.
"Joon, kau itu pekerja yang sibuk. Hal penting seperti ini tidal boleh dilewatkan. Kau ingin sakit dan masuk rumah sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.