Harin menempelkan kartu akses masuk ke ruang kerjanya. Ia sekarang bekerja di sebuah perusahaan kecil yang membuat komik digital. Harin bertanggung jawab untuk membuat narasi dan dialog untuk penceritaan sedangkan Jungkook bertanggung jawab terhadap gambar.
Mereka memang belum masuk ke peluncuran karena baru 3 bulan didirikan.
"Noona darimana?"
Jungkook yang sedang sibuk dengan menggerakan pen dan menatap layar depannya langsung menengok belakang kala mendengar suara pintu terbuka.
Pertanyaan Jungkook sebenarnya mudah. Tapi ia tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.
"Jungkook kau dipanggil Mingyu"
"Mingyu?"
"Ya. Orangnya sudah didepan"
Jungkook berdecak sebal. Sebelum pergi, Jungkook pamit pada Harin.
Betapa lega luar biasa, Harin tidak perlu sampai berbohong.
Tapi sebenarnya apa yang ia berusaha sembunyikan?
Fakta bahwa ia bertemu dengan Namjoon?
Atau sebuah rasa yang ia takutkan hadir jika harus bercerita ulang dengan mengenang Namjoon?
Harin benar-benar pusing. Ia harusnya sibuk untuk peluncuran webtoon milik mereka bulan depan.
"Choi Harin, kau luang?" Seseorang menghampirinya dengan setelah kemeja biru polos dan kacamata bertengger di hidung.
"Yaa, Sajangnim?"
Pria itu tertawa ringan dan membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit turun.
"Kau tidak perlu begitu. Panggil seperti biasa saja. Sudah makan, Rin?"
Haruskah Harin mengangguk? Ia sudah makan tapi jujur masih lapar.
"Mau jokbal?"
"Mau, Jin. Mau. Gratiskan?"
Seokjin tertawa kencang saat Harin langsung berdiri menghadapnya. Gemas rasanya.
"Iya iya gratis. Makan siang perusahaan"
"Tapi Jungkook barusan keluar dengan Mingyu"
"Dia akan datang setelahnya. Ayo cepat bersiap"
Harin berlari mengambil jaket yang sempat ia pakai tadi.
"Jin ayo traktir aku mesin capit lagi"
Seokjin sudah dengar kabar bahwa Harin dan Taehyung tengah mengadakan taruhan.
Sebenarnya nominal yang ditawarkan Taehyung terbilang cukup besar dan tidak masuk akal hanya karena mesin capit.
"Aku bisa mengganti uang taruhan Taehyung jika kau berhasil menyelesaikan pekerjaan sebelum hari launching"
Bahu Harin langsung merosot. Ia sudah sangat sangat bekerja keras dan sekarang ia diminta melakukan yang lebih keras lagi.
Bisa-bisa Harin mati muda.
Seokjin tertawa sampai perutnya sakit. Menjahili Harin ternyata memang semenyenangkan yang Taehyung bilang.
Sambil merangkul Harin keluar gedung, Seokjin menikmati wajah lesuh Harin.
"Tidak perlu. Aku akan bertaruh mesin capit saja dengan Taehyung, Jin"
...
Siang ini harusnya Namjoon pergi ke beberapa meeting di luar. Ia sempat ingin memaragi mamanya karena mengacaukan jadwal pekerjaan. Tapi sekarang ia harus sungguh berterima kasih.Apa mamanya sudah tau keberadaan Harin sebelumnya?
Kenapa mamanya tidak pernah membahas Harin sedikitpun sebelumnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.