Namjoon mencoba membuka matanya meskipun terasa sulit. Namjoon memang sudah lama mengurangi konsumsi alkohol. Selama di barak militer pun, Namjoon hanya mengonsumsi sedikit alkohol untuk menghalau dingin.
Mungkin karena sudah 5 tahun, Namjoon tidak bisa minum lebih dari 5 gelas.
"Aku bersalah, Seok" ungkap Namjoon dengan kesadaran yang hampir habis.
Dihadapannya Hoseok pun sama, walau tidak mengenaskan seperti Namjoon.
Mereka membuat peraturan, yang pertama tumbang adalah orang yang kalah.
Hoseok mengingatkan jika Namjoon tumbang lebih dulu maka pria itu harus menjauhi Harin. Karena itu, Namjon berusaha tetap sadar meskipun Hoseok terus menuangkan minuman di gelasnya.
"Kau hanya terobsesi dengan Harin, Namjoon"
Namjoon menghentakan gelasnya dengan keras. Kepalanya yang terasa berat menggeleng sambil mengeluarkan suara khas orang mabuk. Bergumam tidak jelas.
"Dulu. Itu dulu. Itu dulu, Jung Hoseoook. Berbeda dengan sekarang"
"Sekarang pun kau masih menginginkan Harin. Apa yang berbeda?"
Hoseok terus menuangkan Namjoon minum. Jelas tujuannya adalah membuat Namjoon kalah taruhan dan menjauhkan Harin dari pria brengsek seperti Namjoon.
Namjoon menepis semua tangan liar yang mencoba menyentuhnya dalam keadaan mabuk. Tujuan Namjoon disini hanya untuk mendapatkan izin Hoseok untuk mendekati Harin.
"Aku sadar, Seok..."
"Selama ini aku bisa berdiri berkat Harin. Aku ikut berbagai lomba pun karena Harin"
"Menang pun semua berkat dukungan Harin, Hoseoook"
Namjoon kembali meneguk minuman yang hampir membuatnya hilang akal. Bagaimana bisa Namjoon mempertahankan akalnya kalau fungsi alkohol ini saja untuk menghilangkan penat dan pikiran.
"Menyukai Harin adalah hal yang paling mudah dan nyaman dilakukan"
"Tapi menjadi sulit diwaktu yang sama. Aku menjadikan Harin sebagai kebutuhan"
Hoseok berhenti menuangkan minuman dan melihat Namjoon yang mulai dikuasai alkohol. Pria besar itu tengah menangis.
"Minum. Tuangkan lagi minumanku!"
Hoseok menggeleng. Namjoon benar-benar sudah mabuk.
Hoseok terkejut melihat Namjoon merampas botol dan meneguknya seperti seorang yang kehausan.
"Joon. Hentikan. Kau bisa mati"
"Sudah. Aku sudah mati, Jung Hoseok!
Hikss Aku sudah mati sejak 5 tahun lalu.
Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan hidupku kemarin. Rasanya semua menjadi berat dan sulit dilalui
AKU
AKU MENCINTAI HARIN. TIDAKKAH SEMUA ORANG HARUS TAU HAH."
Hoseok menarik Namjoon untuk duduk kembali. Pria besar itu tiba-tiba bangkit dan hendak menaiki meja. Bayangkan tubuh sebesar Namjoon bisa saja menghancurkan meja ringkih milik bar.
"Sudah, Joon. Ayo kita pulang", Hoseok menarik Namjoon untuk pergi. Jika terus di diamkan mungkin Hoseok yang akan kelimpungan.
"Aku mencintai Harin" kali ini Namjoon mengatakannya dengan tangisan. Namjoon benar-benar menangis.
Hoseok tidak pernah melihat Namjoon menangis bahkan saat mereka mabuk sekalipun.
"Aku benar-benar mencintai Harin, Hoseok"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJOON SEASON 2
FanfictionPada kesempatan kali ini harusnya Namjoon dapat menebus kesalahannya.