Part:14

21.5K 2K 129
                                    

Vote and comment juseyo...
....

Brian panik mencari Kenzo karena tidak menemukannya di kamar saat dia bangun tidur. Setelah mencari di sekitar lantai 3, Brian memutuskan turun ke bawah untuk memberitahu yang lainnya.

Tapi saat sampai dibawah, dia melihat Kenzo sedang bersama Doni di ruang keluarga berdua, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

"Ken, kok keluar nggak bilang sama gue"

"Lo gapa..." ucapan Brian terpotong melihat mata Kenzo yang bengkak dan merah, apalagi tatapan adek itu benar-benar terlihat kosong.

"Hy dek, kenapa?"

"Adek habis nangis?"

"Ada yang sakit, coba bilang sama abang" ujar Brian tampak khawatir

"Gapapa, gue ke belakang dulu" ucap Kenzo berdiri dan menarik tiang inpusnya. Melihat Kenzo yang semakin menjauh dan tampak tidak ada semangat itu, Brian langsung menatap tajam Doni meminta penjelasan.

"Apa yang ayah bilang sama Kenzo, nggak mungkin kan...."

"Tidak, ayah tidak mungkin mengatakan kejadian itu" ujar Doni memotong perkataan Brian.

"Tapi kenapa, Kenapa Kenzo tampak kacau seperti itu, pasti karena ayah"

"Belum puas ayah menyalahkan kepergian Bunda sama Kenzo haa"

"Belum puas ayah melihatnya menderita, dan sekarang apa yang ayah katakan padanya?" ujar Brian tampak emosi dan berdiri menyusul Kenzo, takut terjadi sesuatu sama adeknya itu, lagian Doni tampak enggan menjawab pertanyaannya.

Sesampainya di taman belakang mansion, Brian menatap Kenzo yang termenung, dengan air mata yang terus mengalir.

Langkah Brian semakin pelan, tidak kuasa mendengar isakan yang begitu pilu itu, ini sudah ketiga kalinya dia melihat adeknya menangis seperti ini. Perasaannya juga jadi ikutan tersiksa melihat adeknya tampak putus asa seperti itu, dan tanpa sadar air mata juga ikutan menetes dari dari sudut matanya.

"Hy dek, kenapa, coba bilang sama abang?"

"Adek kenapa?" Tanya Brian berjongkok didepan Kenzo dan menghapus air mata Kenzo.

"Ayah bilang sesuatu sama adek?"

"Ayah nyakitin adek lagi, atau perlu abang hajar ayah sekarang" ujar Brian ketika tidak mendapat jawaban Kenzo yang semakin terisak.

"Hiks m-maaf hiks, m-maafin gue abang hiks"

"M-maaf" ujar Kenzo terbata-bata

"Semua karena gue abang hiks, maaf" ujar Kenzo terus meminta maaf entah karena apa, Brian menghapus air matanya dan membawa Kenzo ke dalam pelukannya.

"Adek nggak salah, kenapa minta maaf hmm?"

"Tenang ya, nanti kepalanya pusing lagi"  ujar Brian mengelus rambut belakang Kenzo, dan menatap Doni tajam yang ternyata memperhatikan mereka dari belakang Kenzo.

"G-gue udah ngehancurin kebahagian abang dan Ayah hiks, maafin gue hiks, abang"

"Kalian benar, ini salah gue hiks"

"Nggak seharusnya bunda ngorbanin dirinya demi gue abang hiks, padahal kalian udah bahagia tanpa gue hiks"

"Tapi karena gue, karena gue hiks, abang harus kehilangan bunda"

"Kalian berhak benci sama gue hiks, nggak seharusnya gue juga marah sama kalian hiks"

"Seharusnya dari dulu gue sadar diri kalau gue cuma pembawa sial, ayah benar, yang salah itu gue abang hiks" ujar Kenzo mencengkram erat baju belakang Brian, meluapkan emosinya.

Kenzo Emiliano(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang