Vote and comment juseyo..
...Seminggu berlalu, setelah selesai makan bersama teman-temannya di kantin, Kenzo pergi terlebih dahulu karena mau menuju kamar mandi.
Setelah kurang dari 10 menit dirinya selesai dengan urusannya di bilik kamar mandi itu, Kenzo mencuci tangannya di westafel dan membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar.
Ditatapnya wajahnya yang sedikit pucat melalui pantulan kaca di sana hingga beberapa menit, kemudian senyuman tipis terpancar di wajah tampannya itu.
"Ken nggak tau bertahan sampai berapa lama bun, tapi Ken nggak akan menyerah kok"
"Ken nggak akan nyia-nyia kehidupan yang bunda berikan pada Ken sampai bunda harus ninggalin Ken sendiri di sini"
"Jadi maaf, Ken akan ketemu bunda lebih lama lagi ya, Ken harap bunda nggak marah"
"Bunda doain Ken di atas sana, supaya Ken bisa bertahan" gumam Kenzo terus menatap tampilan dirinya.
Setelah merasa segar, Kenzo keluar dari toilet dan berpapasan dengan Arga yang mau masuk ke toilet.
Baru beberapa langkah menjauh dari Arga, tiba-tiba saja Kenzo merasa pusing dan hampir saja terjatuh, kalau saja dia tidak berpegangan dengan dinding.
Kenzo mengerjapkan matanya dan menggelengkan kepalanya, berharap pusingnya hilang, dia tidak mau kehilangan kesadarannya apalagi Arga sekarang pasti sedang menatapnya.
"Lo gapa..."
"Kenzo" mendengar seseorang yang memanggil Kenzo, Arga mengurungkan niatnya hendak membantu Kenzo.
"Lo gapapa kan?" Tanya Dellon dengan raut wajah khawatir
"Gapapa"
"Duduk dulu Ken" ujar Farrel membantu Kenzo duduk di bangku yang tidak jauh dari sana.
Sedangkan Arga kembali melanjutkan langkahnya masuk ke toilet karena mengira itu bukan urusannya, walaupun dia penasaran dengan kakak kelasnya itu.
"Tunggu di sini ya, gue ambilin obat dan minuman" ucap Dellon dan diangguki oleh Kenzo, yang menyandarkan kepala yang terasa berat di bahu Farrel.
"El, gue takut nggak bisa ngewujutin keinginan bunda gue"
"Yang pengen gue jadi dokter hebat" ucap Kenzo menikmati pijatan di kepalanya. Dulu waktu dia kecil, dia ingat kata papanya, kalau bundanya ingin anak yang dikandungannya itu menjadi dokter, sama seperti bundanya yang juga berprofesi dokter saat itu.
"Lo kok pesimis gitu hmm, lo harus yakin Ken"
"Lo pasti bisa sehat kembali" ujar Farrel
"Entahlah, gue rasa tubuh gue semakin lemah, gue semakin gampang kelelahan, gue nggak suka..."
"Gue nggak suka lemah begini" ucap Kenzo memejamkan matanya
"Lo nggak lemah Ken, lo manusia paling kuat yang pernah gue temui"
"Tubuh lo hanya kelelahan, nanti lo istirahat ya"
"Kita ke rumah sakit" ucap Farrel dan diangguki oleh Kenzo, dia tidak akan menolak karena itu untuk kebaikannya sendiri. Dia tidak mau menahan sakit seperti ini dan menjadi semakin lemah.
Mereka diam beberapa menit, hingga Dellon datang dengan tergesa-gesa dengan minuman dan obat yang dibawanya.
"Minum dulu obatnya Ken" ujar Dellon mengeluarkan beberapa butir obat itu, Kenzo langsung menerimanya dan meminumnya.
"Udah, sekarang kita ke rumah sakit" ujar Farrel membantu Kenzo berdiri.
"Jangan dipegang, gue bisa jalan sendiri kok" ucap Kenzo dan diangguki mengerti oleh Farrel dan Dellon. Setelah berteman selama 3 tahun dengan Kenzo mereka tau bagaimana Kenzo, dia tidak ingin terlihat lemah dimata orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzo Emiliano(End)
Teen FictionKenzo Emiliano, pemuda yang memilih pergi dari keluarganya saat dia baru berinjak usia 15 tahun.... Dia yang disalahkan karena kematian Bundanya, membuat keberadaannya tidak pernah dianggap oleh Ayah dan Abangnya. Tapi tidak masalah, masih ada kakek...