Part:37

21.7K 1.4K 205
                                    

Vote and comment juseyo..
...

Hoek hoek

Doni yang baru saja masuk ke ruang rawat Kenzo, kaget melihat itu, apalagi Brian yang sepertinya juga tampak bingung harus apa lagi dan menenangkan Kenzo.

"Hy kenapa?" Tanya Doni, mendengar itu Kenzo dan Brian menatapnya.

"Katanya mual yah" ujar Brian dan terus memegang ember kecil membiarkan Kenzo mengeluarkan makanannya.

"Eghh" Kenzo meringis kesakitan, natanya memerah dan tampak sayu, Doni semakin tidak tega melihat keadaan putranya itu sekarang.

"Udah gapapa kan dek?" Tanya Brian mengelus punggung Kenzo dan memberikannya minuman.

"Masih sedikit mual bang" ucap Kenzo dan membiarkan Brian membaringkannya.

"Sekarang istirahat ya, tapi minum dulu obatnya"

"Supaya nggak sakit lagi" ujar Brian dan memberikan obat pada Kenzo, tanpa bantahan Kenzo meminumnya. Kemudian menghela nafasnya pelan menatap Doni yang sudah duduk di samping brangkar Kenzo.

"Ngapain ke sini, pergi sana" usir Kenzo menatap Doni malas, Doni sedikit kaget mendengar itu, sedangkan Brian memakluminya karena Kenzo pasti masih kecewa sama ayahnya itu.

Yah walaupun bukan Doni sebenarnya yang membuat Kenzo sampai kecewa dan marah seperti ini, tapi Kenzo belum mengetahui hal yang sebenarnya terjadi.

"Hmm, Ian beli makanan dulu ya yah, Ken" ujar Brian dan masuk ke kamar mandi terebih dahulu meletakkan ember muntahan Kenzo tadi, setelah itu mencuci tangannya dan baru pergi keluar dari ruang rawat Kenzo.

Sebenarnya mencari makanan itu hanya alasan, karena Dira juga sedang perjalanan ke rumah sakit membawakan makanan dari Mansion. Dia cuma mau memberikan waktu untuk ayah dan adeknya itu mengobrol berdua.

Setelah Brian menghilang dari balik pintu, kesunyian terjadi di antara Kenzo dan Doni hingga beberapa menit.

Doni terus memperhatikan Kenzo, sedangkan Kenzo juga fokus menatap tangan Doni yang terpasang inpus. Entah apa yang Kenzo pikirkan, hanya Kenzo dan author yang tau hehe.

Tak berselang lama, terdengar helaan nafas pelan dari Doni, dan diapun tersenyum sambil mengelus rambut Kenzo.

Kenzo menatap wajah Doni, masih sama dengan ekspresi malas dan menyentakkan tangan Doni supaya tidak menyentuhnya.

"Mau dengar cerita ayah hmm" ujar Doni tersenyum tipis.

"Dari tadi kek, gue udah ngantuk nih" batin Kenzo kesal, padahal sedari tadi dia menunggu ayahnya itu bercerita dan menahan kantuknya karena efek dari obatnya sudah beraksi dan membuatnya mengantuk.

Tapi Doni tidak juga mulai bersuara hingga membuat Kenzk harus menahan kantuknya dan itu sangat menyebalkan.

Tanpa menjawab perkataan Doni, Kenzo hanya menatap Doni dengan tatapan sayunya.

"Jadi..." Doni menjelaskan semuanya pada Kenzo, dari dia yang mempunyai Alter Ego yang bernama Alex. Alex yang tidak punya perasaan dan tidak peduli pada orang lain dan hanya peduli pada Doni, dan dari dia yang tidak sadar apa sajaj yang dilakukan oleh Alter egonya itu.

Kenzo hanya menyimak tanpa berkata sedikitpun, dia bahkan sudah tertidur karena Doni terus mengelus rambutnya. Kenzo yang memang sudah mengantuk, ditambah mendapatkan elusan yang nyaman itu, membuat Kenzo tidak bisa menahan kantuknya dan akhirnya terlelap.

"Ayah dulu kesal banget, waktu ayah kayak diambil sama dia, apalagi setiap dia muncul tuh pasti buat ulah dan ayah nggak ingat apapun yang dia lakuin"

"Dan ayah yang harus menerima akibat ulahnya itu"

Kenzo Emiliano(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang