43. Menepi

16.3K 1.2K 1.1K
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

TERDAPAT KATA KATA KASAR, ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN, YANG TIDAK PANTAS UNTUK DI TIRU!

BE A SMART READERS GAIS!

© lalapoochi Februari 2023

◇◇◇

Vote nya jangan sampai kelupaan Trev's !!!

Komen sebanyak banyak nya di setiap paragraf juga yaaaw !!!

◇◇◇

• HAPPY READING •

.
.
.
.
.

-See you again!-

______________________________________

Dinginnya malam Yerin hiraukan. Ia terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Pikiran dan hatinya sedang tidak sejalan, setelah membuka ponsel dan mendapati nomer asing mengiriminya sebuah dokumen penting berisi suatu hal yang tidak Yerin duga sama sekali.

Jika dulu Yerin bisa mengandalkan sang Opa bilamana terjadi hal-hal di luar dugaannya. Untuk sekarang, Yerin hanya bisa menepi sejenak. Mencoba untuk mengerti dan memahami hal besar yang baru saja ia ketahui.

Hidup selama 16 tahun di dunia, dan baru saja Yerin mengetahui jika sosok yang melahirkannya ke dunia ini, sudah tiada.

Langkah kakinya membawa Yerin menuju pemakaman yang biasa ia kunjungi seminggu sekali. Dalam keadaan gelap gulita, Yerin menulusuri pemakaman tersebut. Mengabaikan rasa takutnya dan mengabaikan beberapa orang yang tinggal di sekitar sana menatapnya penuh tanda tanya.

Sampailah ia di pusara dua sosok yang Yerin kenal hanya sebatas nama dan cerita dari orang-orang terdekatnya.

Yerin berjongkok, menyalakan lampu senter dari ponselnya. Mengarahkan lampu senter itu pada papan nisan bertuliskan nama seseorang yang berjuang atas hidupnya di dunia ini.

Tangan Yerin mengepal sempurna, air matanya meluruh deras bak air hujan. Suara tangisannya begitu menyanyat hati.

"Ma-ma?"

"Ini Y-yerin Ma."

"Yerin Aeleasha, anak yang Mama lahirkan dengan mempertaruhkan nyawa Mama sendiri."

Nafas Yerin tercekat, dadanya sungguh sangat sesak. Sampai-sampai untuk mengeluarkan suara lagi, Yerin begitu kesusahan.

Berpisah sebelum adanya perjumpaan sangat lah menyakitkan dan malam ini Yerin merasakan sakit sekaligus kecewa yang begitu mendalam.

Beralih pada pusara di sebelahnya, tangan Yerin bergetar meraba tulisan yang terpampang di papan nisan berwarna putih itu. Nama seseorang yang sangat terkenal di belahan dunia manapun dan di segani pada masanya.

*****

Javiero dan yang lain sudah berkeliling Rumah Sakit, mencari-cari keberadaan Yerin. Namun hasilnya nihil. Berulang kali Javiero mencoba menghubungi sang kekasih, tetapi ponsel milik Yerin dalam keadaan tidak aktif.

JAVIEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang