06

99 79 107
                                    

Haiii! Welcome back!

Masih ada yang nungguin cerita ini nggak ya? Udah lama ga update 😢

Masih ada yang nungguin cerita ini nggak ya? Udah lama ga update 😢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Chase menghampiri Michael yang terlihat terburu-buru meninggalkan kelas.

"Mike!"

Pemuda yang dipanggil Chase menghentikan langkahnya. Ia mendekati Michael. "Hei, kawan. Kau harus dengar ini! Jesse menemukan sebuah permainan yang baru saja rilis dan permainan itu sangat menyenangkan! Kita harus mencobanya."

"Anu, Chase-"

"Jadi, begini," Chase mengayunkan tangannya, mencoba menjelaskan pada sahabatnya, "kita bisa melanjutkan permainan horor waktu itu, lalu kita bisa mencoba game baru ini. Kau harus lihat wajah Jesse ketika aku mengalahkannya kemarin." Pemuda itu tertawa geli. "Dia kalah tiga kali! Trevor cukup pandai memainkannya, aku kalah dua kali darinya."

"Chase."

Michael memegang kedua pundak pemuda itu untuk menghentikan ocehannya. Ia meremas bahu Chase sebagai gestur meminta maaf.

"Aku minta maaf," katanya. "Aku tidak bisa pergi hari ini."

Dahi Chase mengernyit tak percaya. "Apa?"

"Aku ada janji."

"Tapi kau sudah berjanji untuk bermain denganku hari ini!" protesnya. "Kau berjanji!"

Michael meringis. "Aku tahu. Aku minta maaf, tapi aku sungguh-sungguh tidak bisa bermain denganmu hari ini." Ia memberi senyum kikuk. "Kau bisa bermain dengan Jesse lagi. Beri dia kesempatan untuk mengalahkanmu."

Melihat raut kekecewaan di wajah sahabatnya, Michael meremas bahu Chase. "Aku minta maaf," ulangnya sekali lagi. Pemuda itu berbalik dan meninggalkan sahabatnya yang terpaku di koridor.

Chase memandang punggung Michael yang menjauh, benaknya berputar penuh kecurigaan. Apa yang begitu penting bagi Michael hingga melupakan sahabat-sahabatnya? Dengan siapa Michael berjanji hingga pemuda itu mengutamakannya? Apakah Michael bertemu dengan seorang perempuan?

Pemuda itu membalikkan badan, melihat Grey melirik ke arahnya. Wajah Chase merengut kesal. "Apa yang kau lihat, freak?" sentaknya. Grey menundukkan pandangan dan pergi begitu saja.

Chase segera berjalan meninggalkan koridor. Ia berjalan cepat-cepat agar tak ketinggalan dan mengikuti Michael dari belakang. Pemuda itu seakan tak menyadari keberadaannya karena terlalu bersemangat untuk segera pergi keluar sekolah.

Dahi Chase mengernyit ketika ia melihat Michael mendekati sebuah mobil sedan putih yang terparkir tak jauh dari pelataran sekolah. "Itu bukan mobil jemputannya," ia bergumam.

"Apa Michael mengencani wanita yang jauh lebih tua?" gumam Chase berusaha menebak.

Ia melihat Michael berhenti di samping pintu kemudi, dan jendela mobil itu bergulir turun. Kerutan di kening Chase semakin mendalam karena ia tak mengenali pria paruh baya yang duduk di balik kemudi itu.

Ghost Of The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang