Bab 20

722 12 0
                                    

Masih ranti

Setelah memastikan pakaian yang ku kenakan rapi, aku memutuskan untuk segera turun ke lantai dasar, ku turuni anak tangga satu persatu hingga sampai ke bawah.
Ku pandangi seluruh penjuru rumah. Rumah ini tidak begitu besar, seperti  kata ku, tapi mengapa disini begitu banyak mbak, masing masing darinya menoleh ke arah ku dan menganggukan kepala lalu mereka  melanjutkan pekerjaan nya lagi, segera ku langkahkan kaki ku menuju dapur, dan ku lihat satu mbak disana seperti nya sedang memasak menyiapkan sarapan. Kudatangi dia seraya aku berkenalan.

"Halo mbak .. " kataku
" Masak apa .. " ucapku sambil melihat di atas kompor

"Eh buk .. maaf, ini lagi masak buat sarapan semua orang yang di belakang bu " ucap mbak itu

" Mbak namanya siapa mbak" tanyaku

"Saya idah ibuk, tukang masak di sini " ucap idah

" Ohh.. mbak idah, ini makanan untuk orang dapur " kataku bingung

"Iya buk" kata idah menanggapi

" Cuma tempe tahu terus kangkung" ucap ku lagi

"Iya buk .. nyonya nggak melarang  untuk kita masak apa, semua yang mengatur saya, kalo di dalam makan enak kita juga makan enak ko buk, tapi  karna saking banyak nya orang belakang sering nya itu cuma buat sekali makan terus lanjut nya kita makan sederhana ajah bu, kata nyonya yang penting harus makan terus nasi jangan sampai terlupa, makanya itu magicom nyonya beli yang gede buk" jelas idah panjang lebar

" Ohh.. iya idah, kamu emang tau saya siapa " kata ku seraya tersenyum

"Tau buk .. ibu istrinya bapak kan ?" Ucap nya seraya menggoreng tahu

"Loh.. ko kamu tahu, kan saya belum perkenalan " ucap ku padanya

" Tau lah bu, kan kita di kasih tau mang dadang bu, itu satpam rumah bu" kata idah
"Terus , ituh foto ibu sama bapak " tunjuk idah kepada figura atas di ruang tengah

"Lah iya, kenapa saya baru liat ya" kata ku lagi

" Gelap kali bu semalem, kan semua lampu mati, kecuali yang di tangga" ucap idah

" Iya yah, ya udah. Idah saya bisa bantu apa" tanya ku yang dengan segera memegang bawang

"Jangan buk, nanti bapak marah" ucap idah yang sudah merebut kembali pisau dan bawang itu
"Ibu duduk ajah, anteng nanti saya bikinin minum, ibu mau minum apa " tanya idah pada ku

"Enggak idah, nggak usah , nanti saya buat sendiri saja" ucap ku lagi

Aku segera melangkah kan kaki ke meja makan dan menarik satu bangku untuk ku duduk. Aku pun duduk dan hanya merhatikan sekitarku.

"Idah .. di sini ada berapa mbak yang kerja ya " kutanyakan keheranan ku kepada idah yang masih saja sedang sibuk memasak

"Di sini ada 10 orang deh bu kalo nggak salah, itu sudah termasuk sopir sama satpam " ucap idah

"Siapa ajah ndah" tanyaku

" Saya, terus yang beresin lantai atas ada dua iyem sama ayu,
Terus yang di bawah ada 3 putri, lastri, sama inah
Terus satpam ada dua pak marwan sama pak dadang
Terus sopir dua pak anto sama pak udin.
Berapa dah bu jadi nya, bener kan bu sepuluh" kata idah lagi

" Iya sepuluh bener mbak" ucap ku
"Kalo mbak sendiri, berarti sudah bekerja lama di sini" tanyaku

" Wahh.. saya mah dari mas calvin belum ada buk, mbak alena juga masih kecil kayak nya"
"Mereka kalo manggil saya mbok bu" kata idah lagi

"Owalah jadi saya salah panggil tah dari tadi" ucap ku sambil tertawa dan idah pun tertawa

"Saya di percaya buat berbelanja sama nyonya buk, dari semenjak nyonya hamil mas calvin, dan pekerja juga belum sebanyak ini"
"Saya ikut nyonya dari saya masih sendiri hingga sekarang anak saya sudah besar"
"Nyonya orang nya baik sekali, hingga nyonya melahirkan mas calvin dan tidak ingin nyonya lelah akhirnya saya yang mengurus mas calvin buk"
"Sampe mas calvin besar, kalo nggak salah SMA deh, mas calvin sudah mulai bepergian kemana mana dan rumah sepi, akhirnya nyonya kesepian di rumah dengan kami pekerja yang waktu itu ada tiga, dan tuan pun tidak mau nyonya kesepian akhrinya tuan lah yang memenuhi rumah ini dengan banyak pekerja, agar nyonya tidak kesepian, setiap pagi nyonya selalu duduk di bangku ruang tengah sambil nonton tv, setiap saya tanya , nyonya kenapa selalu dia jawab, saya kesepian, saya cuma ingin menikmati keramaian rumah ini, kalian lanjutkan saja, bernyanyi dan bebersih, jangan hiraukan saya, selalu saja nyonya bicara seperti itu. Kami yang awal nya tidak enak, lama lama pun akhirnya kami terbiasa dan sering juga nyonya yang ikut bernyanyi bersama kami dan tertawa bersama kami" ucap idah  panjang
" Yahh buk, ko saya jadi curhat bu" ucap idah

JANDA dan PERJAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang