7

4K 144 1
                                    

"Saya tetap ingin tinggal di rumah saya". Belinda tetap kekeuh dengan pendiriannya. Ia tidak mungkin meninggalkan rumahnya, sekalipun Fauzan akan menyuruh suruhannya untuk menjaga rumahnya.

Tapi, tetap saja, ia tidak bisa langsung begitu saja percaya kepada orang lain.

Fauzan mengigit bibir bawahnya, sedikit kesal, Belinda sangat keras kepala. Sejujurnya, ia jugga ingin melindungi Belinda dari kelurganya. Ia takut, sewaktu-waktu Giorgio atau papanya datang menemui Belinda, dan ia tidak bisa melindungi Belinda.

"Be, apartemen ini aman, tidak ada seorangpun yang tahu, hanya asisten saya yang tahu tempat ini. Jadi, kamu aman disini, dan..."

"Fauzan, kalau yang kamu khawatirkan adalah keluarga kamu. Saya akan baik-baik saja, percaya sama saya".

"Baik-baik saja, tapi kamu sudajhmembuat saya jantungan Be, kamu mengunjungi Bar, kamu mabuk disana, kamu nggak tahu gimana khawatirnya saya".

Belinda mengecup pipi Fauzan, mengelus tangan kekarnya lembut. "Fauzan, saya nggak bisa meninggalkan rumah saya, kamu bisa perketat penjagaan di rumah saya kalau kamu khawatir".

Kalau sudah begini, mau tidak mau, Fauzan mengangguk menuruti perintah Belinda. Ia akan memerketat penjagaan di rumah Belinda, ia juga akan melarang siapapun selain dirinya untuk masuk ke rumah Belinda.

____________

Kali ini, Fauzan membawa Belinda mengunjungi pasar malam. Itupun karena Belinda yang mengajak. Belinda itu, tipikal wanita sederhana tapi, selalu nampak elegan dimatanya.

Belinda menyukai tempat sederhana, contohnya pasar malam. Harusnya, Belinda mengajaknya berkunjung ke Mall. Sejujurnya, ia pernah mengosongkan pasar malam, sehingga hanya tersisa dirinya dan Belinda. Al hasil, Belinda ngambek hingga ia gagal mendapatkan jatah, membuat kepalanya pusing bukan main.

Belinda benar-benar candu, manis dan menggemaskan. Seperti saat ini, Belinda sedang asik menikmati es krim menjilatnya dengan gaya seperti pada umumnya, tapi, sial beribu  sial, itu sangat seksi dan menggoda.

Ia jadi mengingat Belinda ketika menjilat dan mengecupi miliknya dengan bibir seksinya.

"Sayang, leher aku sakit, dada aku sakit, badanku sakit semua". Belinda mengadu.

Tidak tahu kenapa, saat Belinda mendapatkan cupangan di tubuhnya, keesokan harinya, bekas cupangannya jadi sakit.

"Maaf".

Belinda mencebikkan bibirnya, "Cupangannya banyak sekali, kamu emang brutal banget".

Fauzan terkekeh, "Iya, soalnya lama nggak dapet jatah, saya kangen".

Belinda memutar bola mata, "Lama? Padahal nggak sampai seminggu loh".

"Itu lama, saya pengennya tiap hari". Ujar Fauzan sembari mengecup pipi Belinda. "Karena berada dalam tubuh kamu, rasanya hangat dan nikmat. Ah, kamu juga menikmatinya loh, sampai mendesah terus Fauzan terus yang cepat". Bisiknya sensual.

Wajah Belinda memerah, malu, ia mencubit lengan Fauzan. "Mesum".

Fauzan tergelak, suka sekali ia menggoda Belinda.

____________

"Besok ada jadwal ngajar???" Tanya Fauzan sembari memijat kaki Belinda. Saat ini mereka sudah ada di rumah Belinda, mereka sudah sampai dari dua menit yang lalu, dan Belinda merengek kakinya pegal.

"Nggak ada, jadi saya mau istirahat, mau tidur seharian".

Fauzan tersenyum, Belinda juga suka tidur. Kalau sudah melihat bantal dan kasur empuk, Belinda akan tertidur disana dengan nyenyak. Aktivitas keseharian Belinda banyak didominasi oleh rebahan, dan rebahan.

"Mahasiswa kamu, nggak ada yang aneh-aneh kan??"

Dahi Belinda mengerut, "Aneh gimana??"

"Nggak ada yang godain kamu kan??"

Belinda menggeleng, lalu mengangguk, "Ada, tapi masih bocil, mereka hanya sekedar bercanda aja mengucapkan kata suka dan.."

"Mereka? Jadi lebih dari satu? dan mereka bilang suka sama kamu??"

Belinda menggigit bibir bawahnya. Diam.

"Jangan ladenin".

"Nggak akan". Sahut Belinda.

"Punya mereka kecil dan loyo".

Hah???

"Mereka nggak akan bisa muasin kamu". Lanjut Fauzan yang mulai memijat pinggang Belinda yang  ramping. Tapi kenapa, pijatan Fauzan sekarang mirip elusan ya, astaga.

"Cuma saya yang bisa muasin kamu, sampai kamu mendesah Fauzan punya kamu terlalu besar, panjang, ampun".

"Fauzan, diam, pikiran kamu isinya mesum terus".

Fauzan tergelak, akhirnya membalik tubuh Belinda agar telentang. Ia bisa melihat leher dan dada Belinda yang putih mulus jadi dipenuhi bercak merah keunguan karena dirinya. Senang sekali Fauzan melihatnya. Karyanya luar biasa cantik.

"Iya, pikiran saya isinya pengen mesumin kamu terus, soalnya kamu enak banget di mesumin Be".

Astaga, Fauzan, Belinda geram jadinya.

"Be, dada kamu makin besar"

"Fauzan".

"Milik kamu masih sempit padahal sudah sering saya masuki".

"Fauzan".

"Kamu semakim pintar goyang, saya suka lihat kamu ada di atas".

"Fauzan".

Fauzan mengelus paha dalam Belinda dan menyentuh area terlarang membuat Belinda mengeliat.

"Sudah Basah".

"Fauzan". Ujar Belinda dengan suara mirip seperti desahan, sementara jari-jemari Fauzan semakin nakal dibawah sana, membuat Belinda kegelian.

"Saya nggak ngerti kenapa kamu selalu nikmat Be".

Belinda memejamkan mata, menikmati jari-jari Fauzan yang besar-besar memainkan dirinya. Dan Fauzan menikmati tontonan ini.

"Karena kamu senikmat ini, yang boleh menyentuh kamu hanya saya, karena hanya saya yang bisa muasin kamu Be".

"Fa-u-zannnn," Belinda berbisik lirih saat pelepasannya. Fauzan tersenyum miring, menarik jarinya, mengecup jarinya, merasakan cairan milik Belinda yang terasa nikmat baginya.

Wajah Belinda merah padam, malu sekali.

"Gimana sayang? Jari-jari saya saja sudah bisa muasin kamu kan??"

Belinda mengangguk kaku.

"Cuma saya yang bisa muasin kamu kan??"

Belinda kembali mengangguk.

"Saya ingin dengar suara kamu Be".

Belinda berderhem, "I-iya, cuma kamu yang bisa bikin saya puas".

Fauzan tersenyum bangga, ia mengecup dahi Belinda, "Istirhat sayang, saya tahu kamu lelah, saya lagi ada kerjaan, tidurlah".

"Tapi, tapi punya kamu bangun". Ujar Belinda lirih.

Fauzan mengangkat sebelah alisnya, "Mau menidurkannya hmm???"

Belinda mengangguk kaku, lalu menutup wajahnya. Fauzan terkekeh, ia tidak akan menolak jika ditawarkan begini.

"Cuma kamu yang bisa ngertiin saya Be, dan cuma saya yang bisa memenuhi milik kamu yang sempit". Fauzan mulai bergerak melancarkan aksinya. Menidurkan miliknya dan memuaskan Belinda. Ia tidak yakin bisa bermain sekali saja, karena, ia tidak pernah puas dengan Belinda.

___________
Jangan lupa vote dan komennya ya. Terimakasih. ❤

Have Me (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang