Dua minggu sejak kejadian itu, Fauzan benar-benar menghindari Belinda. Belinda mencoba menghubungi Fauzan, namun berkali-kali ditolak, pesannya juga tidak ada yang dibalas satupun.
Belinda mengusap pipinya yang berair, tidak sadar jika ia menangis. Ia sudah terbiasa akan kehadiran Fauzan yang berada di tengah hidupnya yang sebatang kara. Laki-laki itu benar-benar mengisi dunianya yang gelap. Rasanya, ada yang hilang saat Fauzan pergi.
Ini memang salahnya. Tapi, apakah patut ia menerima ini? Belinda membuang nafas lelah. Ia tidak tahu, selama beberapa hari ini, ia sering kelelahan. Moodnya suka kacau dan nafsu makannya meningkat.
Belinda menghentikan mobilnya di restoran milik Fauzan, entah kenapa, ia ingin makan disana. Tapi, tubuhnya mendadak kaku saat melihat Fauzan dengan wanita, bergelanyut manja di lengannya dan Fauzan membiarkannya.
Belinda menelan ludah kaku, tangannya bergetar. Apa ini alasan kenapa Fauzan mengabaikannya? Jika iya, kenapa laki-laki itu tidak mengatakan saja yang sebenarnya. Ia tahu, ia memang orang yang membosankan. Tak heran, kekasihnya dimasa lalu menghianatinya. Lalu, apakah Fauzan patut melakukan ini padanya?
Kenapa tidak jujur saja. Belinda menghidupkan mobilnya lalu pergi dari sana. Semoga saja, Fauzan tidak melihat kedatangannya.
______________
"Fauzan ih, kok kamu diem aja???"
Fauzan memijat keningnya, pusing. Selama beberapa hari ini, Isabela selalu mengikutinya. Berkali-kali pula Fauzan menghindar, tapi bukan Isabela namanya kalau dia menyerah.
"Lebih kamu pulang".
Isabela menggeleng tegas, "Nggak".
Astaga!. Tatapan Fauzan berhenti di satu titik. Mobil Belinda. Ia mendadak gugup, seolah pasangan yang kepergok selingkuh. Tapi, tiba-tiba mobil itu pergi begitu saja. Sialan, perasaannya semakin tak karuan.
Fauzan menepis tangan Isabela yang bergelanyut manja. Sialan, bagaimana jika Belinda salah paham?
"Kamu. Pulang. Saya sedang banyak pekerjaan". Ujarnya tajam lalu pergi menuju tempat dimana mobilnya terparkir. Ia akan menemui Belinda.
Tapi, niat itu mendadak lenyap saat Giorgio menghubunginya, memberikan informasi soal rapat dengan investor yang tidak bisa ditunda dan sangat penting. Sial, beribu sial. Fauzan memukul stir kemudi, melampiaskan kekesalannya.
Ia akan mengunjungi Belinda nanti.
_____________
Tubuh Belinda menegang saat melihat Fauzan berdiri didepan rumahnya di jam hampir tengah malam. Wajahnya nampak kelelahan, pakaiannya kusut.
"Sudah makan???"
Fauzan menggelengkan kepalanya.
"Ayo makan dulu". Belinda membuka pintu lebar-lebar, lalu berjalan menuju dapur, menyiapkan makanan.
Sementara Fauzan duduk diam mengamati Belinda. Dua minggu tidak melihat Belinda sedekat ini, entah kenapa rasanya ada yang berubah dengan Belinda. Belinda semakin em.. cantik dan sedikit berisi.
"Kamu semakin berisi".
Belinda tersenyum, "Nafsu makan saya meningkat belakangan ini". Ujarnya sembari memberikan sepiring nasi untuk Fauzan.
Fauzan menerima sepiring nasi dari Belinda lalu mengambil lauk pauk, dan memakannya. Ia benar-benar lapar, sejak siang, perutnya belum terisi sama sekali. Rapat sialan itu benar-benar melelahkan.
Sementara Belinda menghindar, memilih berdiam diri di kamar. Membiarkan Fauzan makan malam seorang diri. Entah kenapa, ingatan saat Fauzan membiarkan wanita lain bergelanyut manja membuat moodnya buruk.
Setelah selesai dengan makan malamnnya, Fauzan masuk ke dalam kamar Belinda, menatap Belinda yang sedang mengemut lolipop. Melihat itu, pikiran Fauzan langsung berkelana, mengingat saat Belinda melakukan hal itu ke miliknya.
Fauzan membuka kemeja dan celanya, menyisakan boxer dan mendekati Belinda di ranjang.
"Kenapa ganti baju hem???" Ujar Fauzan serak, mengelus lengan Belinda yang lembut.
"Gerah".
"Bukan untuk menggoda saya???"
Belinda menggeleng, sibuk mengeluar masukkan permen lolipop di mulutnya.
"Milik saya lebih nikmat dari lolipop itu Be".
Belinda mengembungkan pipinya, "Mesum".
Fauzan terkekeh, merebut permen dari tangan Belinda dan meletakkannya di atas nakas. "Sejak kapan suka makan permen hem???"
"Nggak tahu, saya lagi suka makan yang manis-manis".
Fauzan menarik Belinda berada di atas tubuhnya, "kejadian yang kamu lihat, nggak seperti yang kamu pikirkan. Saya nggak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu, dia yang ngejar-ngejar saya".
Belinda cemberut, memeluk Fauzan, "Tapi saya nggak suka, apalagi dia nempel-nempelin dadanya ke lengan kamu".
Fauzan tersenyum geli, "Saya nggak akan nafsu, cuma kamu yang bikin saya nafsu, dan lagi, punya kamu jauh lebih besar".
Belinda melepas pelukannya, duduk diperut Fauzan dan memukul dada Fauzan, kessal. Fauzan meraih wajah Belinda dan mencium bibir Belinda menuntut, melampiaskan rasa kangennya yang kini tidak bisa lagi ia tahan. Belinda juga membalas ciuman Fauzan.
Fauzan mengelus dada Belinda, menggenggamnya, dada Belinda semakin besar, terasa penuh di tangannya. Belinda melenguh melepas ciuman Fauzan saat Fauzan meremasnya.
"Sakit, pelan".
"Makin besar". Fauzan menurunkan Belinda dari atas tubuhnya, lantas ia membuka boxer miliknya dan kembali menindih Belinda yang melebarkan pahanya.
"Mau langsung aja???"
Belinda mengangguk malu dengan wajah memerah. Fauzan tersenyum geli, "Nakal banget nggak pake celana dalem".
Belinda memejamkan mata membiarkan Fauzan menggesek miliknya dan memasukkannya secara perlahan.
"Shhhhh". Ringis Belinda menahan perih.
Fauzan mengecup dahi Belinda, "Dua minggu nggak dimasuki, makin sempit, argh". Fauzan mengeram tertahan saat miliknya terasa dijepit erat di dalam sana, padahal hanya masuk setengahnya.
"Ahhhhh..."
Fauzan dan Belinda mendesah bersamaan saat milik Fauzan masuk seluruhnya.
"Kamu makin sempit Be, ssshhh, kamu emang paling bisa muasin saya". Bisik Fauzan serak sembari menggerakkan miliknya.
Fauzan tidak bisa mengontrol dirinya, ia melakukannya dengan sedikit brutal. Selama dua minggu ia tidak mendapatkan jatah, kepalanya terasa pening bukan main. Hanya Belinda yang mampu meredakannya.
Fauzan mendesah nikmat saat miliknya mengeluarkan cairan dan menekannya dalam-dalam ke rahim Belinda. Sial, Belinda benar-benar nikmat. "Kamu sangat nikmat Be, ahh".
Belinda merasakan rahimnya hangat. Fauzan kembali mengeluarkannya di dalam.
"Love you Be".
______________
Jangan lupa vote dan komen ya. Thnkyou❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Have Me (Selesai)
RomansaWarning! 🔞 Dimata Fauzan, Belinda adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat dirinya mampu merasakan cinta. Dimata keluarga Fauzan, Belinda wanita yang memiliki latar belakang buruk, tidak pantas bersanding dengan Fauzan, pewaris tunggal keka...