"Saya berangkat Be, kamu baik-baik dirumah, nanti malam saya nggak bisa kesini, saya lembur di kantor, tapi, besok pagi saya kesini sayang, kita jalan-jalan,"
Belinga mengangguk tersenyum, "Iya, baik-baik ya, hati-hati, saya sayang kamu".
Fauzan mengacak rambut Belinda, mengecup kening, pipi dan bibir Belinda gemas. "Saya lebih sayang kamu, saya pergi dulu ya".
Belinda mengangguk, melihat Fauzan dan Batra memasuki mobil dan pergi meninggalkan halaman rumahnya. Lalu setelahnya, Belinda tidak mampu menahan tangisnya. Ia masuk kedalam kamarnya, mengemasi barang-barangnya dengan tangisan menyayat hati.
Setelah semua selesai, Belinda meletakkan surat diatas Bantal lalu memasukkan seluruh barang-barangnya ke dalam mobil. Ia menatap rumahnya sekali lagi, dan pergi dari sana, meninggalkan semua kenangan bersama Fauzan.
"Kita pergi nak, maafin Mama memisahkan kamu dengan Papa kamu, tapi, ini yang terbaik sayang. Kita akan hidup berdua, dan saling menguatkan, Mama sangat menyayangi kamu". Belinda mengelus perutnya.
_____________
Seharian ini, Fauzan merasa perasaannya tidak enak. Entah kenapa, hatinya tidak tenang. Fauzan melirik jam tangannya sudah menunjukkan jam 12 malam.
Fauzan melepaskan kancing kemeja bagian atasnya, lalu membereskan barang-barangnya.
"Batra kita pulang". Ujarnya menghampiri Batra yang sedang mengetik di layar komputer. Batra mengangguk singkat mematikan komputernya.
"Kita ke rumah Belinda". Ujar Fauzan.
Keduanya berjalan menuju parkiran, Batra menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sementara Fauzan, perasaanya semakin tidak enak. Entah perasaan apa ini, rasanya Fauzan benar-benar cemas.
Setibanya dirumah Belinda, Fauzan mengernyit heran karena lampu di rumah Belinda gelap. Fauzan segera turun dari mobil, membuka pintu rumah Belinda dengan kunci cadangan yang ia miliki. Ia menghidupkan seluruh lampu disana dan membuka pintu kamar Belinda.
"Be, sayang, kamu dimana" Fauzan membuka pintu kamar mandi, kosong.
Batra yang mendengar suara Fauzan memanggil-manggil Belinda mendadak ikut panik dan masuk ke dalam.
"Batra, cari Belinda di seluruh rumah ini".
Batra mencari Belinda, lalu, ia melihat garasi, kosong, Belinda memang benar-benar tidak ada di rumah. Batra kembali menghampiri Fauzan. "Mobil Nona tidak ada, kemungkinan, Nona Belinda memang tidak ada dirumag ini".
Fauzan kembali masuk ke dalam kamar Belinda, duduk di ranjang sembari mengotak atik handfhonenya berusaha menghubungi Belinda namun berkali-kali dijawab oleh operator.
Hingga tatapannya tanpa sengaja melihat kertas diatas bantal dan undangan, tangannya gemetar. Leher Fauzan terasa kering, menelan ludahpun rasanya sakit.
Ia meraih undangan yang berisi namanya dan Isabela. Lalu membuka surat yang berisi tulisan Belinda. Surat yang berisi peryantaan Belinda yang pamit pergi, lalu memintanya untuk bahagia.
"Nggak mungkin Be, kamu nggak mungkin meninggalkan saya seperti ini sayang". Ujar Fauzan parau merobek undangan sialan yang sudah membuat wanitanya begini.
Fauzan mengecek lemari, berharap pakaian Belinda masih ada yang tersisa, namun naas, tidak ada pakaian Belinda yang tersisa, hanya ada pakaian lingrie pemberiannya dan daster yang tadi pagi Belinda kenakan dan belum dicuci.
Fauzan meraih daster itu, menciumnya, menghirup sisa sisa aroma tubuh Belinda. Lalu, tubuhnya luruh begitu saya, bahunya bergetar, tangisannya pecah.
Batra yang melihatnya ikut bersedih, seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat Fauzan menangis seperti ini.
"Kenapa kamu meninggalkan saya seperti ini Be, saya nggak pernah mengijinkan kamu pergi Be, saya nggak bisa tanpa kamu Be".
"Dan apa kamu bilang Be, kamu meminta saya melupakan kamu, dan tidak mencari kamu? Persetan Be, saya akan mencari kamu sampai dapat, saya nggak akan pernah melepaskan kamu. Kamu cuma milik saya Be."
"Batra, perintahkan kepada seluruh anak buah saya, cari Belinda sampai dapat, kemanapun, cari Belinda."
Fauzan berdiri sembari memeluk daster milik Belinda, "Saya akan mencari Belinda"
"Tuan, kita cari Nona Belinda besok pagi, Tuan pasti sangat lelah, akan sangat bahaya jika Tuan memaksakan diri, ini sudah malam."
Fauzan menghela nafas, apa yang Batra katakan benar. "Oke, tapi saya minta hubungi anak buah saya, cari wanita saya, sewa seseorang untuk melacak keberadaan Belinda".
"Baik Tuan".
Fauzan merebahkan diri di atas ranjang, meringkuk memeluk bantal bekas Belinda, sementara Batra bergegas menghubungi seluruh anak buah bosnya untuk mencari Belinda.
"Saya harap, besok kamu kembali Be, maafkan saya Be, kamu boleh memaki-maki saya, memukul saya, asal jangan tinggalkan saya seperti ini Be".
_____________
Jangan lupa vote dan komennya. Terimaksih sudah membaca❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Have Me (Selesai)
RomanceWarning! 🔞 Dimata Fauzan, Belinda adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat dirinya mampu merasakan cinta. Dimata keluarga Fauzan, Belinda wanita yang memiliki latar belakang buruk, tidak pantas bersanding dengan Fauzan, pewaris tunggal keka...