18

4.1K 125 4
                                    

Giorgio mengeram marah saat mendengar informasi dari Isabela bahwa Fauzan pergi meninggalkannya dan mengunjungi kekasihnya. Rupanya, wanita itu benar-benar menganggap ancamannya main-main.

"Saya ingin wanita itu dipecat dari kampus tempat dia mengajar, buat semua perusahaan dan kampus manapun menolaknya". Ujar Giorgio kepada sekretarisnya, Naren.

"Baik Tuan".

"Saya tidak mau tahu, besok saya ingin mendengar pemecatan wanita itu".

"Akan segera saya laksanakan". Ujar Naren.

Giorgio meminum teh hangatnya, Fauzan benar-benar. Apa  yang ia lihat dari Belinda itu. Fauzan berani menolak Isabela demi Belinda. Benar-benar laki-laki bodoh.

____________

"Mau makan apa???"

"Apa aja, asal kamu yang masak. Saya lagi malas ke dapur Fauzan".

Fauzan mengangguk, mengecup kening Belinda lalu bergegas ke dapur. Memasak untuk Belinda.

Belinda mengelus perutnya, masih tidak menyangka bahwa diperutnya ada buah cintanya bersama Fauzan, anak kecil yang enam tahun lebih muda darinya. Tapi, anak kecil itu sudah berhasil membuatnya hamil.

Fauzan mendekati Belinda dengan membawa nasi goreng kecap dan segelas jus jeruk.

"Suapin". Pintu Belinda.

Fauzan mengacak rambut Belinda dan menyuapinya.

"Kamu nggak makan?"

"Saya sudah makan kamu kan tadi".

Belinda mencubit lengan Fauzan, "Mesum".

Fauzan terkekeh, "Ini saya juga makan sayang". Katanya sembari memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya, bergantian dengan Belinda.

"Fauzan, saya sayang kamu". Ujar Belinda tiba-tiba.

Wajah Fauzan memerah, Belinda itu jarang sekali mengucapkan kata-kata sayang dan cinta. Belinda tipikal wanita yang menunjukkan rasa sayang dan cintanya lewat perbuatan. Sekalinya Belinda mengatakan itu, Fauzan jadi salting, mirip bocah SMA yang baru jatuh cinta.

"Saya lebih sayang kamu".

"Fauzan, akk...."

Belinda berhenti bicara saat handfhone Fauzan berdering dan Fauzan mengangkatnya di luar kamar. Fauzan tidak ingin Belinda mendengar apapun. Ia takut, kakeknya menyinggung soal pertunangan konyol itu.

"Pulang Fauzan, besok kamu harus mencari cincin pertunganmu dengan Isabela".

Fauzan mengepalkan tangannya, "Besok bisa langsung ketemu saja ditempat". Ujar Fauzan segera mematikan panggilan kakeknya sepihak.

Belinda keluar dari kamar, meletakan piring bekas di dapur dan mendekati Fauzan di ruang tamu.

"Kenapa? Ada masalah???" Belinda menyentuh kepala Fauzan mengusap dan memijatnya pelan.

"Gapapa sayang, hanya masalah kecil di kantor". Ujarnya berbohong.

Belinda urung mengatakan perihal kehamilannya, mungkin lain kali, saat Fauzan tenang.

"Sini duduk dipangkuan saya".

Belinda menurut, duduk dipangkuan Fauzan.

"Kamu makin berisi, makin cantik".

Belinda terkekeh, mungkin ini efek kehamilannya. "Iya, nafsu makan saya meningkat akhir-akhir ini".

"Be".

"Ya?"

"Maaf, maaf soal kejadian malam dimana saya marah dan kasar sama kamu gara-gara laki-laki sialan itu".

Belinda mengangguk, "Iya, saya ngerti".

"Saya cinta kamu, jangan pernah meninggalkan saya Be".

Belinda mengusap wajah Fauzan, "Harusnya saya yang bilang ini, jangan tinggalkan saya Fauzan. Di dunia ini, saya nggak punya siapa-siapa, saya nggak punya tempat untuk pulang, saya nggak punya tempat untuk mengadu jika terjadi sesuatu dengan saya. Saat ini, saya punya kamu".

Fauzan menggenggam tangan Belinda, mengecupnya, "Saya nggak akan kemana-man Be, tidur yuk, sudah malam".

"Hanya tidur kan???"

Fauzan mengangguk, "Memangnya mau ngapain sayang?? Kamu masih pengen? Hmmm?"

Belinda memukul dada Fauzan, "Nggak, saya capek".

Fauzan tersenyum, "Hanya tidur Be, saya tau kamu capek sayang".

Belinda turun dari pangkuan Fauzan dan berjalan menuju kamarnya, ia benar-benar ngantuk. Fauzan mengikuti Belinda, ikut merebahkan diri disamping Belinda, memeluk Belinda.

________________

Keesokan harinya, pukul 8 pagi, Belinda melihat Fauzan sudah rapi menggunakan celana panjang dan kaos. Belinda meregangkan ototnya dan bangun dari ranjang.

"Mau kemana?" Tanyanya.

Fauzan terlihat gugup, "Ada janji dengan teman sayang, nanti saya kembali lagi kesini".

Belinda mengangguk, "Hati-hati ya".

Fauzan mengangguk, mengecup kening Belinda. Lalu keluar.

Belinda merasa ada yang Fauzan sembunyikan. Belinda lekas bergegas mencuci muka, berganti baju, mengenakan kaca mata hitam,  topi, memoles make up dan lipstik di bibirnya lalu bergegas menuju mobilnya.

Belinda mengikuti Fauzan dari kejauhan, kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Jantung Belinda berdetak kencang. Fauzan berhenti di sebuah tempat penjual perhiasan ternama, untuk apa Fauzan kesini?

Fauzan turun dari mobilnya, lalu masuk ke dalam. Belinda mengikuti Fauzan layaknya penguntit.

Hingga Fauzan terlihat menghampiri seorang  wanita yang ia kenal, wanita yang pernah bergelanyut manja waktu di cafe milik Fauzan.

"Kamu pilih yang mana?" Tanya wanita itu, namun masih bisa di dengar  oleh Belinda.

"Terserah". Jawaban Fauzan singkat.

Belinda melihat wanita itu mengembungkan pipinya, "Yang mau tunangan kan kita berdua, kok terserah aku sih,".

Tu-tunangan???

"Kamu pilih saja cincin manapun yang kamu mau".

Belinda berjalan agak mendekati Fauzan dan wanita itu, namun sedikit menjaga jarak, berdiri di belakang Fauzan.

"Tolong tunjukkan cincin yang elegan ya mbak". Ujar Isabela.

"Kamu nggak melakukan 'itu' dengan kekasih kamu kan??" Kata Isabela pelan, namun Belinda masih bisa mendengarnya.

"Bukan urusan kamu".

"Kita akan bertungan Fauzan, aku tunangan kamu, jelas itu urusan aku".

Telinga Belinda berdengung, ia berjalan menjauh, lalu keluar dari tempat itu dengan lutut gemetar. Belinda masuk ke dalam mobilnya, melihat Fauzan dari jarak jauh, kenapa laki-laki itu tega melakukan ini padanya.

Belinda mengusap perutnya, lalu menangis terisak-isak. Belinda menghentikan tangisnya saat suara notofikasi pesan Whatsapp di handfhonenya. Ia dipecat!.

Belinda enggan bertanya alasan kenapa dirinya dipecat. Karena ia sudah tahu, ini ulah keluarga Fauzan. Belinda menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu. Ia akan menenangkan diri, sembari berpikir bagaimana langkah selanjutnya yang akan ia ambil.

__________
Jangan lupa vote atau komennya. Terimakasih sudah membaca ❤

Have Me (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang