"Sedang apa kamu di apartemen saya?" Ujar Fauzan tajam melihat Isabela yang duduk di ranjangnya.
Pasti papa atau kakeknya yang memberi tahu lokasi apartemennya.
"Nyamperin kamu, soalnya aku berkali-kali mengirim kamu pesan, tapi kamu nggak pernah kamu balas, jadi aku kesini".
"Pulang".
"Nggak mau".
Fauzan menghela nafas kesal, dasar wanita keras kepala. Isabela menatap gerak gerik Fauzan yang meletakkan tas miliknya dan masuk ke dalam kamarnya.
Isabela mengikuti Fauzan, masuk kedalam kamar. Isabela terkejut saat melihat kamar Fauzan berisi peralatan make up, sandal wanita, boneka, dan lebih terkejut lagi saat Fauzan membuka pintu lemari, ia melihat beberapa lingrie seksi dan pakaian wanita.
"Kamu bawa wanita ke sini?" Tanya Isabela, jujur, ia kecewa dan sakit hati melihat kenyataan ini.
Fauzan berdecak, untuk apa wanita ini mengikutinya. "Iya,"
Lebih menyakitkan lagi setelah Fauzan mengakuinya tanpa beban, "Ap-apa, kamu pernah melakukannya?"
Fauzan menutup pintu lemari saat ia sudah mendapatkan handuk baru, "Menurutmu??"
"Ja-jadi kamu pernah melakukannya??"
Fauzan menghela nafas, "Iya, saya pernah melakukannya". Ujarnya lalu pergi ke kamar mandi, meninggalkan Isabela yang terdiam mematung.
____________
Fauzan mematung saat melihat Isabela hampir telanjang diatas ranjangnya, wanita itu hanya mengenakan rok pendek miliknya dan penutup dada. Wanita ini benar-benar sinting.
"Lebih baik kamu pulang". Ujar Fauzan sembari berjalan mengambil pakaian di lemarinya.
Isabela mendekati Fauzan, memeluk Fauzan dari belakang. Tangannya mengelus perut Fauzan, meraba perut Fauzan yang kotak-kotak.
Fauzan memejamkan mata, melepas pelukan Isabela di perutnya dan berbalik menatap Isabela. "P.u.l.a.n.g sekarang".
Isabela menggeleng tegas, "Nggak, aku mau disini sama kamu, aku nggak mau wanita itu datang kesini dan kalian melakukannya. Kamu calon tunangan aku kalau kamu lupa".
"Sinting". Ujar Fauzan lalu duduk diranjang, mengacak rambutnya kasar."Fauzan". Isabela menyentuh lengan Fauzan, "Aku cinta kamu".
"Pakai baju kamu".
Isabela tersenyum miring, "Kenapa? Kamu tergoda sama aku??"
Fauzan laki-laki normal, tapi dimata dan hatinya hanya ada Belinda. Ia tidak ingin menyakiti dan mengecewakan wanita itu.
"Kamu hanya akan terlihat murahan, jadi, gunakan pakaian kamu dan pulanglah".
Isabela mendorong Fauzan hingga berbaring telentang di atas ranjang lalu menaikinya, duduk diantara paha dan perutnya. Lalu setelahnya, Isabela membuang penutup dadanya kasar dan mengecup bibir Fauzan. Mencium Fauzan, meski ini hanya ciuman sepihak.
Fauzan mengeram, sialan!. Fauzan mencoba mendorong Isabela, namun wanita itu menggosok miliknya yang tanpa penutup apapun dengan milik Fauzan yang juga tanpa penutup apapun. Benar-benar sialan, wanita ini tidak mengenakan celana dalam.
Isabela menggesekkan dadanya ke dada Fauzan, dan menggesekkan miliknya ke milik Fauzan yang sudah mengeliat bangun. Isabela tersenyum miring, Fauzan sudah tergoda.
Fauzan mendorong Isabela, lalu berdiri, memperbaiki handuknya. "Pergi dari sini Isabela, saya tidak akan melakukan ini dengan kamu."
Isabela ikut berdiri, mendekati Fauzan yang menatapnya dengan wajah memerah. "Kenapa??"
Fauzan berbalik hendak meninggalkan Isabela, namun Isabela mencegahnya dan kembali melumat bibir Fauzan. Isabela membawa tangan Fauzan untuk menyentuh dadanya.
Fauzan frustasi, tapi saat ia mengingat Alan mencium bibir Belinda. Fauzan membuka mulunya dan melumat bibir Isabela kasar, tapi Isabela menyukainya. Fauzan mendorong Isabela ke kasur tanpa melepaskan ciumannya.
Tangannya bergerak meremas dada Isabela tanpa kelembutan. Isabela mendorong Fauzan hingga telentang dan tanpa Fauzan duga, Isabela memasukkan miliknya dibawah sana kedalam mulutnya.
"Arghh sial". Desis Fauzan merasakan miliknya dikulum, rupanya Isabela bukan wanita polos, ia sudah berpengalaman.
Fauzan berusaha duduk, melihat Isabela mengelum miliknya penuh nafsu dan tangan Isabela meraih jemarinya untuk menyentuh milik Isabela.
"Ahhh". Isabela melenguh saat dua jari-jari kekar Fauzan menusuk miliknya. Isabela kembali mengulum milik Fauzan dengan cepat sembari menikmati jari-jari Fauzan.
Fauzan mengeram tertahan saat Isabela mempercepat kulumannya. Ia ikut mempercepat kocokan jarinya hingga Isabela melenguh dan bergelinjang karena pelepasannya namun ia tetap mengulum milik Fauzan hingga Fauzan menekan kepala Isabela untuk menelan cairan miliknya.
Isabela manelan habis cairan Fauzan, lalu menjilat milik Fauzan sensual. Fauzan terpejam menormalkan deru nafasnya yang memburu. Isabela tersenyum, lalu merangkak hendak duduk dipangkuan Fauzan. Meraih milik Fauzan yang kembali menegang dan menggesekkan ke miliknya.
Hingga bayangan Belinda terlintas begitu saja, bayangan wajah Belinda yang menangis dan sedih membuat dada Fauzan berdenyut nyeri hingga ia mendorong Isabela kesamping. Padahal, tinggal sedikit lagi, Isabela akan menyatu dengan Fauzan.
Fauzan memperbaiki handuknya dan mengambil pakaian dilemari, mengenakannya asal. Matanya memerah, demi Tuhan, ia memaki dirinya, apa yang sudah ia lakukan.
"Fauzan, kenapa berhenti, kamu mau kemana??"
Isabela menatap Fauzan yang matanya memerah. "Maaf Isabela, saya tidak bisa melakukannya. Maaf atas kejadian tadi, saya tidak bisa melakukannya, benar-benar tidak bisa, saya sangat mencintai kekasih saya, hingga saya merasa sangat berdosa karena hampir bercinta dengan wanita lain selain dia." Fauzan mengambil celana panjangnya mengenakannya dikamar mandi dengan cepat, lalu setelahnya ia mengambil kunci mobil mengabaikan teriakan Isabela.
______________
Belinda mengeliat saat merasa ada seseorang yang menganggu tidur nyenyaknya. Fauzan mengecup bibir Belinda penuh hangat dan penyesalan.
"Fauzan, ini jam berapa?"
"Jam 7 malam, kamu sudah makan?"
Belinda menggeleng.
"Be"
"Hmmmm?"
"Maaf, saya sangat menginginkan kamu, sekarang", untuk menghilangkan bekas wanita itu ditubuh saya. Lanjutnya dalam hati.
"Sekarang banget???"
"Iya"
"Tapi pelan-pelan ya".
Fauzan tersenyum, mengangguk mengecup kening Belinda dan berakhir di bibir Belinda. Bibir Belinda lebih manis. Fauzan benar-benar melakukannya dengan lembut.
Belinda memekik tertahan saat Fauzan merobek baju tidur tipis miliknya dan merasakan hangatnya tubuh Fauzan yang sudah tidak mengenakan apapun, Belinda tida tahu kapan Fauzan melepas pakaiannya.
"Saya masuk ya??"
Belinda mengangguk, Fauzan kembali mecium kening Belinda. "Love you Be,"
"Pelan-pelan".
Fauzan mengangguk, "Maaf sayang".
Lalu, Fauzan mulai melakukannya, memuja Belinda, menikmati Belinda yang selalu membuatnya merasa nyaman dan bahagia.
_____________
Jangan lupa vote dan komennya ya ❤. Gimana? Fauzan kok jahat yaa 😣😣😣😣.

KAMU SEDANG MEMBACA
Have Me (Selesai)
Lãng mạnWarning! 🔞 Dimata Fauzan, Belinda adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat dirinya mampu merasakan cinta. Dimata keluarga Fauzan, Belinda wanita yang memiliki latar belakang buruk, tidak pantas bersanding dengan Fauzan, pewaris tunggal keka...