17

275 37 2
                                    

Aesol mengelus lembut surai hitam gadis kecil yang kini terlelap di pangkuannya, Ada rasa sedih yang menggerogoti hatinya, membayangkan bahwa gadis sekecil Ilrae yang harus selalu menyaksikan pertengkaran antara Ayah dan Kakaknya hampir setiap hari.

Ya , Ilrae yang sempat bercerita bahwa Ayahnya selalu menampar bahkan memukuli Kakaknya hanya karena sebuah nilai jelek yang selalu didapatkan oleh Ilha.

Semua pertanyaan Aesol selama ini terjawab atas sikap Ilha, setiap pria tampan itu menjemput Aesol untuk berangkat bersama ke sekolah. Ilha akan memeluk tubuh mungil Aesol selama 5 menit, menenangkan amarahnya yang memuncak ketika ia harus melewati perdebatan dengan sang Ayah disetiap pagi hari. Karena hanya pelukan hangat dan tepukan lembut dari Aesol lah yang selalu berhasil membuat amarahnya meredup. Tak jarang juga Ilha mengeluarkan air matanya dalam dekapan kekasihnya.

Bayangan sang kekasih yang tersungkur tepat dihadapannya membuat Aesol merasakan sesak di dadanya. Ada rasa kecewa pada dirinya sendiri, karena ia tidak tau seberat apa beban yang ditanggung pria tampan itu.

Tangan kecilnya masih setia mengelus Surai lembut Ilha sampai sebuah suara pintu yang terbuka, membuat Aesol mengalihkan pandangannya menatap siapa yang membuka pintu kamar berwarna putih susu itu.

Aesol dengan segera mengangkat kepala Ilrae dari pahanya, dan menggantikannya dengan bantal tidur bergambar Frozen milik Ilrae. Merapihkan selimut yang dipakai, memastikan bahwa Ilrae nyaman dalam tidurnya. Mengecup kening gadis kecil itu.

Lalu berjalan mendekat kearah Ilha, menarik tangan pria tampan itu agar keluar dari kamar adiknya setelah menggantikan lampu kamar menjadi lampu tidur, lalu menutup kembali pintu kamar Ilrae dengan pelan.

Aesol menatap sekilas, wajah kekasihnya yang memperlihatkan lebam di pipi kanan pria tampan itu. Tangannya menarik Ilha masuk kedalam kamar, menutup kembali pintu kamar tersebut.

"Maaf karena membuatmu melihat semua ini" ucap Ilha dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Ada rasa malu ketika ia tampak tidak berdaya dihadapan Aesol tadi.

Aesol menjinjitkan kakinya, tangannya terulur kebelakang leher kekasihnya. Memberikan pelukan hangat pada Ilha, berharap bisa sedikit meringankan beban pria tampan itu.

Ilha hanya terdiam, sedikit membungkuk badannya memudahkan Aesol untuk memeluknya. Kedua tangan Ilha melingkar di pinggang ramping kekasihnya, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Aesol. Menikmati aroma lembut dari badan mungil kekasihnya.

Air matanya perlahan mengalir membasahi pundak Aesol yang sedikit terbuka. Tangan Aesol dengan lembut mengusap punggung lebar Ilha

"Datanglah padaku, aku akan memelukmu setiap saat" ucap Aesol membuat Ilha semakin mengeratkan pelukannya. Aesol adalah obatnya, obat penenang paling ampuh di dunia ini.

Biarkan seperti ini, biarkan Ilha mengeluarkan emosinya malam ini. Ia sangat marah, ia muak dengan sifat tempramen ayahnya tapi tidak ada yang bisa Ilha lakukan selain menangis dalam diam.

Orang-orang bilang Ilha adalah pria yang tangguh dan tidak terkalahkan, tapi nyatanya? Dia hanya seorang pria cengeng karena dimarahi Ayahnya, tanpa ada yang bisa ia perbuat.

Ilha membenci dirinya seperti ini, lemah!

Aesol melepaskan pelukannya, menatap wajah tampan yang penuh lebam dan basah karena air mata. Hatinya teriris kekasihnya yang biasa terlihat sangar kini rapuh. Tangan mungilnya mengarahkan menyentuh lembut pipi Ilha yang membiru, senyum tipis ia coba tampilkan diwajah putihnya.

"Pasti sakit" ucapnya pelan tak terasa liquid bening pun ikut turun mengalir membasahi pipi Aesol

Ilha menggelangkan pelan, seraya menghapus lelehan air mata di pipi chubby Aesol.

Secret Love Song - Ilha x Aesol // Duty After School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang