12

270 36 0
                                    

"Minum dulu Ilha-ya" ucap Aesol seraya menyodorkan segelas air dingin kepada kekasihnya

"Aku tidak menyangka berkebun sangat melelahkan" ucap Ilha seraya menenggak habis minumannya. Aesol mendudukan dirinya disebelah sang kekasih. Menarik sebuah tisu dari tempatnya dan mengelap keringat pada wajah tampan kekasihnya

"Itu karena kau baru pertama kali" ucap Aesol yang kini beralih memijit pelan lengan Ilha

Dari awal mereka sampai di daerah tempat kebun milik Aesol berada, Ilha yang memang mengantar kekasih dan neneknya mau tidak mau harus ikut membantu. Bahkan supir pribadi Ilha pun ikut turun tangan membantu memanen jagung. Hal yang tidak pernah Ilha lakukan sama sekali.

"Kau sering melakukannya?" Tanya Ilha menatap kekasihnya

"Hm, setiap musim panen aku dan Haelmoni akan datang kesini"

"Kenapa tidak menyuruh orang saja?"

"Hasil penjualan panen tidak menentu Ilha. Kalau harus menyuruh orang kita tidak ada uang untuk membayarnya. Lagi pula hanya ladang kecil, aku dan Haelmoni masih sanggup ko" ujar Aesol menjelaskan kepada kekasihnya dengan senyuman yang selalu terpatri diwajah mungilnya.

Ilha menatap kekasihnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Ada rasa sedih dan bangga terpancar di matanya saat menatap Aesol. Fakta bahwa kehidupan kekasihnya tidak semewah dirinya dan teman-teman yang lain, membuat Ilha merasa sangat ingin membahagiakan Aesol sampai kapanpun.

"Noh Aesol kau tau, aku sangat mencintaimu?"

Aesol yang mendengar ungkapan tiba-tiba dari kekasihnya hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Ayok menikah"

"Kwon Ilha jangan mulai lagiii"

"Setelah lulus SMA saja bagaimana? Kita hanya perlu menunggu beberapa bulan lagii"

Aesol memutar matanya malas. Pria tampan itu masih saja membahas pernikahan

"Aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak punya pekerjaan" ucap Aesol membuat Ilha terdiam

"Baiklah-baiklah,tapi janji kau harus menikah denganku"

"Kita liat saja nanti"

"Aesol-ah, bantu imo mu memasak" panggil sang nenek kepada cucunya

"Ne Haelmoni, tunggu disini ya Ilha" ucap Aesol lalu masuk kedalam rumah. Ya, kebun milik Aesol berada di daerah tempat tantenya tinggal.

Ilha mengangguk kepalanya dan tersenyum menatap kepergian kekasih mungilnya. Pria tampan itu mengambil ponselnya dan memotret jagung-jagung yang tadi ia kumpulkan disatu tempat. Dia tidak menyangka bisa mengerjakan pekerjaan ini.

"Ini makan lah"

Ilha terkejut dengan cepat menolehkan kepalanya melihat siapa yang telah memberinya jagung rebus itu.

"Ah Haelmoni, terima kasih" ucap Ilha seraya menerima jagung yang diberikan oleh sang Nenek.

Wanita yang merupakan ibu dari ayahnya Aesol itu, mendudukan dirinya disebelah Ilha sembari menatap hasil panen hari ini.

"Sejak kapan kau menyukai cucuku?" Tanya Nenek tiba-tiba membuat Ilha terdiam sebentar lalu tersenyum membayangkan awal mula ketika ia menyadari kalau dirinya jatuh cinta pada Aesol

"Aku tidak tau Haelmoni tapi yang aku tau, aku selalu merasa gelisah dan khawatir setiap dia tidak ada dipandanganku. Dia seperti gadis kecil yang membuatku ingin terus melindungi dan membahagiakannya" ujar Ilha, tak sadar senyumnya mengembang

"Tapi dia perempuan yang kuat" ucap sang Nenek

"Benar dia jauh lebih kuat dari yang aku kira"

"Aesol kehilangan kedua orang tuanya saat berumur 8 tahun. Hanya dia yang selamat dari kecelakaan itu, dia pernah sempat koma sekitar 1 Minggu. Tubuhnya yang kecil membuat dia terlihat menyedihkan" ujar sang Nenek menceritakan kejadian mengerikan yang pernah dilalui cucunya.

Secret Love Song - Ilha x Aesol // Duty After School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang