18

284 38 1
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Ilha baru keluar dari kamarnya setelah beristirahat sejak pagi. Kaki panjangnya menuruni tangga dengan perlahan, matanya tertuju pada sang Ayah yang tengah menonton tv bersama adiknya.

Ilha mendudukkan dirinya disebelah sang adik yang masih fokus dengan Disney princess yang ia tonton. Kekasihnya sudah pulang sejak Ilha bangun, gadis cantik itu harus menemani neneknya yang baru pulang dari rumah Tantenya. Tentu saja setelah memastikan keadaan Ilha sudah lebih baik.

Dengan terpaksa Ilha memperbolehkan Aesol pulang, tentu diantar oleh supir pribadinya. Sebenarnya dia sedikit khawatir pada Aesol karena hari ini mereka berdua jadi perbincangan satu sekolah. Dan Ilha baru mengetahui nya sesaat setelah Aesol pulang, ya mereka tidak pernah membuka ponsel ketika sedang berdua. Itulah alasan mengapa mereka tidak tau menahu. Termasuk ramainya grup kelas serta chat pribadi dari teman-teman nya yang menanyakan kabar mereka berdua, terutama Aesol.

Sebenarnya hal seperti ini bukan masalah bagi Ilha, tapi dia memikirkan kekasihnya. Ilha takut jika sekolah akan menghukum Aesol. Undangan dari pihak sekolah pun sudah sampai padanya, bahwa besok ia dan Aesol harus datang keruang kesiswaan dengan membawa orang tua mereka.

Dan disinilah dia, memberanikan diri, menurunkan gengsi untuk berbicara pada Ayahnya. Dia saat ini sangat membutuhkan power yang Ayahnya punya di sekolah. Walau harus menggadaikan gengsinya sementara. Tapi baginya tak ada yang penting selain keamanan Aesol di sekolah.

Ilha menolehkan wajahnya, menatap wajah garang ayahnya. Menghela nafas dalam sebelum memulai pembicaraan. Ilha siap jika ia harus di coret dari KK karena masalahnya kali ini, yang terpenting sekarang ia harus memastikan bahwa kekasihnya tidak terkena hukuman apapun.

"Appa-"

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya sang Ayah yang membuat Ilha terdiam. Dia belum sempat melanjutkan kalimatnya, sang Ayah sudah lebih dulu memotong ucapannya.

Pertanyaan yang tidak pernah sekalipun terlintas dipikirannya akan keluar dari mulut pria tua itu. Walau kepalanya pecah, tulangnya retak, tangannya patah, jarinya sepuluh, kakinya dua, kepalanya satu. Ilha yakin ayahnya tidak akan peduli tentang hal itu.

Tapi sekarang? Setelah 3 tahun lamanya, pria arogan itu tiba-tiba bertanya tentang keadaannya. Okay, apa Ilha perlu mengadakan syukuran saat ini?.

"A-aku sudah lebih baik" jawab Ilha, keadaan seketika terasa canggung, hanya suara tv lah yang terdengar saat ini.

"Hm bagus lah"

"Appa" panggilnya lagi

Ayahnya tidak menjawab namun Ilha tau dia mendengarkan

"Bantu aku" dengan segala gengsi yang ada akhirnya Ilha dapat mengatakannya

"Tumben sekali" ucap Ayahnya yang juga terkejut dengan sikap anaknya. Hubungan tidak baik selama 3 tahun memang membuat mereka merasa asing satu sama lain

"Appa aku serius" ucap Ilha membuat sang ayah yang semula matanya ke arah layar tv kini menolehkan kepalanya menatap putranya

"Apa?"

"Tidak, lebih tepatnya bantu Aesol. Aku membuatnya dalam masalah" ucap Ilha yang masih didengarkan dengan tenang oleh ayahnya

"Ini" lanjutnya sembari memperlihatkan sebuah postingan yang tengah menjadi perbincangan.

*BUAGHH

Sebuah bantal mendarat tepat di atas kepala Ilha. Pria tampak itu menolehkan kepalanya mencari tau siapa yang melemparinya bantal

"Eommaa!"

"Kau apakan anak sepolos Aesol! Ya tuhan aku mendidik anakku dengan salah" seru ibunya yang histeris karena perbuatan anaknya

Secret Love Song - Ilha x Aesol // Duty After School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang