3

419 46 1
                                    

Seorang wanita yang terbaring lemah dengan piama motif bunga-bunga kecil berwarna peach, kini menggeliatkan tubuhnya dibawah selimut. Cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela jendela ruang TV membangunkan gadis berwajah mungil itu.

Dia melirik kearah jam dinding yang terdapat di sebelah pintu kamarnya.

"Sudah siang rupanya" gumamnya pelan seraya bangun dari sofa yang ia tiduri semalam dengan kepala yang masih terasa berat.

Sejak kejadian tadi malam dia merasa tidurnya tidak nyenyak, perutnya terus saja ingin mengeluarkan sesuatu namun yang keluar hanya cairan berlendir. Sehingga Aesol terpaksa harus bolak-balik kamar mandi dengan pergelangan kaki nya yang sedikit membengkak.

Sampai pagi tadi, saat dia melihat Bora yang kelelahan tertidur disebelahnya membuat perasaan bersalah sekaligus bersyukur. Setidaknya dengan adanya Bora semalam dia sangat terbantu dalam kondisi seperti ini.

Bora benar-benar merawatnya dengan telaten, dari yang sigap mengantar Aesol bolak-balik ke kamar mandi, menyediakan minuman hangat, dan memasakan bubur untuk sarapan pagi ini. Aesol sendiri tidak menyangka jika Bora akan melakukan itu semua, terlebih dengan sikap yang keras dan tidak ingin direpotkatkannya itu.

Aesol dengan perlahan berjalan kearah meja makan, mengambil semangkuk bubur yang sudah disiapkan oleh Bora, dan mulai memakannya dengan tenang. Setelah makanannya habis Aesol berniat untuk mengirim pesan kepada Yoojeong bahwa dia tidak bisa masuk kelas hari ini.

Lalu menelepon nenek nya, untuk sekedar menanyakan kapan neneknya akan pulang. Setelah itu menelepon sang kekasih.

Ah! Benar! Aesol benar-benar lupa ia belum mengabari kekasihnya sama sekali. Dengan cepat Aesol bangun dari duduknya berjalan kearah tangga menuju ke kamar miliknya yang berada di lantai dua untuk sekedar mengambil ponsel yang semalam ia charger.

*Ting~Tongg~

Belum sempat kaki nya menginjakan anak tangga pertama, terdengar bunyi bell rumahnya yang telah ditekan seseorang. Aesol mengernyitkan dahi nya bingung, siapa yang datang bertamu di pagi ini. Terlebih jika itu Bora atau Neneknya mereka tidak perlu lagi menekan bell rumah dan bisa langsung memasukan passwordnya.

*Ting~Tongg~

"Tunggu sebentar" seru Aesol dengan suara yang menurutnya cukup keras agar terdengar oleh orang yang berada dibalik pintu.

Gadis cantik itu berjalan kearah pintu dengan hati-hati, kaki nya masih terasa sakit jika harus dipaksa berjalan dengan cepat.

Tangan mungilnya perlahan memutar kenop pintu rumahnya, untuk melihat siapa orang yang datang pagi-pagi ini.

"Ilha" ucapnya pelan ketika melihat pria yang hendak ia hubungi tadi kini sudah berdiri dihadapannya dengan raut wajah yang terlihat panik dan khawatir

"Bagaimana keadaan mu? Bora bilang kau sakit sayang? Kaki mu terkilir? Mana yang bengkak babe? Perutmu, apa perutmu masih mual? Demam mu? Apa demammu sudah turun?" Ilha yang langsung membanjiri Aesol dengan beribu-ribu pertanyaan yang membuatnya penasaran sejak tadi.

Punggung tangan Ilha kini berada di dahi Aesol berniat untuk memeriksa suhu tubuh kekasihnya.

"Masih hangat, kau sudah makan? Aku sempat beli bubur dan beberapa obat tadi. Ayok sayang, kau sarapan dulu lalu minum obatnya." Ucap Ilha dengan paniknya seraya menangkup kedua pipi sang kekasih.

Aesol tersenyum menatap Ilha lembut, melepaskan kedua tangan besar kekasihnya lalu memeluk tubuh tinggi pria tampan itu.

"Aku baik-baik saja sayang" ucap Aesol berusaha menenangkan kekasihnya yang begitu panik. Mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya pada dada sang kekasih.

Secret Love Song - Ilha x Aesol // Duty After School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang