Bab 9

528 54 7
                                    

Setelah beberapa hari Nugi menghilang dari lingkungan kantor, hari Jumat ini pria itu sudah masuk kembali. Nugi masih berupaya tetap semangat pergi ke kantor. Meski matanya masih tidak bisa dibohongi, belum fokusnya masih terbagi-bagi karena tiba-tiba nge-blank kayak melayang saja hidupnya.

Thea yang menjadi saksi bagaimana tadi pagi bahkan ada adegan Nugi nyaris kejepit pintu lift. Orang pintunya mau tertutup karena tidak ada yang muncul dari arah depan, tahu-tahu saja ada sosok dengan masker putih muncul dari lorong sebelah dinding lift, tempat di mana ada lemari penitipan helm.

Seisi lift memekik heboh.

Karena orang itu ternyata adalah Nugi yang segera merapat mendekat pada Thea, cewek itu mendesis kesal.

“Ih, kalo jadi mister gepeng kantor gimana, Nugii!!”

“Mas, sensor lift sini tuh jelek. Hati-hati aja deh pokoknya. Ntar kantor jadi horor.” Bapak-bapak berkemeja biru tua tertawa.

Suara kekehan dan matanya Nugi yang menjadi menyipit karena tawa pemuda itu, Thea jadi lega, setidaknya pria itu sudah bisa merespon orang lain. Tidak jadi blank dan kaku gara-gara malu usai jadi bahan omongan dan karena masalah itu.

“Abis kalo saya pencet, nanti keburu naik ke atas. Mana lift-nya lelet banget geraknya,” sahut Nugi.

Tuhkan pasti karena main nerobos masuk saja, takut keburu lift bergerak naik kalau memilih memencet tombol. Bukan sengaja mau bunuh diri.

Melihat Nugi kembali ke kantor, Thea tidak akan cemas mengkhawatirkan kondisinya lagi. Malah besok malam mereka bertiga mau pergi ke rumah Zeggy, temannya Aldric yang mengadakan house party.

“Thea, kemeja pinknya bagus. Lo cantik,” bisik Nugi dengan suara rendah dan beratnya, setelah mereka bersama-sama keluar dari lift di lantai atas.

Dan Thea yang mau berjalan duluan menjadi mendadak berhenti dan menoleh. “Ih, aneh lu,” tepisnya dan membuat suasana menjadi kikuk.

Thea mempercepat langkah menuju ruangan divisi Opr dan sempat mendengar Nugi tertawa kecil. Males ngobrol kelamaan sama orang yang kelakuannya kayak lagi aneh begitu.

Mentang-mentang tidak punya pacar, kelakuannya langsung sudah cari-cari bahan buat digodain. Atau mungkin bahan pelampiasan. Iseeeng. Orang habis putus dan patah hati itu suka cari-cari pelarian. Waspada lah!

Mendadak kepala Thea berisi sebuah rencana dadakan.

🖤🖤🖤

 
Thea disuruh ikut oleh Aldric yang ngajak Nugi buat minum-minum party di rumah Zeggy. Tentu saja komplek rumah yang lingkungan pemukimannya tidak akan menggrebek tetangganya yang berisik. Kata Aldric, komplek perumahannya justru sepi. Banyak rumah gedongan yang kosong. Cuma dimiliki orang tapi penghuninya tidak menempati. Cewek itu diajak alasannya tentu saja agar bisa membawa pulang dengan selamat dua lelaki yang teler itu.

Thea sangat lega begitu mengetahui, sampai jam lewat tengah malam, Aldric tidak minum banyak apalagi sampai teler-teler lemas. Thea duduk di sofa sedangkan Aldric beberapa kali mondar-mandir di sekitarnya, sambil diam-diam mungkin mengecek takut temannya diambil oleh orang-orang mabuk lalu dianuin. Sedangkan Nugi yang tadi Thea temani minum di ruangan tengah, entah sekarang di mana dan sedang apa. Mungkin di ruangan yang isinya orang-orang yang bebas bergerak untuk joget.

Thea hanya diminta datang dan duduk oleh Aldric, jadi hanya menjalankan tugas, duduk di sofa yang dekat pintu masuk, menjauh dari orang-orang.

Cewek itu yang duduk saja karena tidak ikutan minum alkohol, hanya meminum jus, softdrink, dan air putih karena memang diminta oleh Aldric.

Dua Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang