Bab 3

710 58 0
                                    

Besoknya Nugi dan Aldric kompak ngajak dinner bareng lewat chat. Ngechat-nya juga barengan, pasti kedua pria itu memang janjian buat usil. Aldric malah ngirim pesan sampai 5 bubble.

Aldric:
They
Tar malem apa besok mau nggak kita grilling
Ikut ya
Yuk
Mau kan?
 
Nugi:
They, dinner grilling yuuuuk
 
Thea sebel, keduanya sepertinya tidak tahu kalau bagian Opr Support di hari Jumat bakal banyak laporan outlet restoran. Namanya juga bagian Operation. Ada saja masalahnya. Apalagi Sabtu kadang diminta buat lembur. Meski bakal dicek dan sign oleh atasan dan direksi di Senin-nya, dikerjain Sabtu-nya biar Senin tidak ngepot-ngepot bikin list memo yang panjang. Direksi mah enak kerjanya tinggal tandatanganin dokumennya.

“Kenapa melibatkan gue sih, Dric! Hhhh, Nugi bikin kaget aja si!” dengusnya sebal.

Reaksi Thea yang mendecak bahkan mendesah sebal membuat salah satu staff senior bernama Mbak Dewi mengeluarkan sindiran keras.

“Thea, jangan sibuk sama temennya. Kerjain yang tadi udah disuruh dong. Jangan chat sama cowok terus di jam kerja! Biar cepet selesai.”

Thea hanya menjawab iya saja. Pelan. Tidak niat. Sudah setahun dia makin berani cuek dan kurang ajar. Awalnya dijawab sopan dan lembut malah semakin ditindas sih.

Suara Mbak Dewi tadi membuat Sita, Della, dan Nina mendongak di balik meja kubikelnya. Thea tahu mereka sekarang sudah tertawa tanpa suara, kelihatan dari kepalanya yang saling menengok. Mbak Dewi tampaknya menahan tawa puasnya. Terlihat segera keluar dari ruangan.

“Ih, ngeselin banget mukanya,” bisik Ge dipelanin biar tidak terdengar ke deretan kubikel seberang depan sana.

“Kenapa si dia? Perasaan yang lain nonton Drakor juga didiemin,” desis Thea pelan pada Ge yang juga lagi mencibir kelakuan Mbak Dewi.

“Mbak Dewi iri kali sama lo, dia kan jombs abadi. Udah tua gitu jomblo. Waktu awal dia baek-baek aja kan, soalnya dia merasa lo temen senasibnya. Jones.” Ge menahan tawa dengan susah payah.

Thea melototin Ge. “Gue kuncir mulut lu ya!”

Benar, awalnya Thea memiliki hubungan baik dengan Mbak Dewi yang hanya beberapa bulan saja. Hingga suatu hari seniornya itu menjadi bersikap menyebalkan, menyuruhnya mengerjakan tugas miliknya karena alasannya yang dihandle begitu banyak.

“Gue kan pernah denger dari Nina, kalo Mbak Dewi itu pernah menyayangkan kenapa lo jomlo. Lo lebih cantik dan kalo dandan kekinian bakal melebihi si Della tuh. Tapi, lo jomblo katanya gara-gara kuper dan agak cupu. Coba aja lo supel, ramah, nggak kaku, dan manis dikit. Makanya ngeliat lo dichat sama Mas-Mas divisi lain, dia jadi iri.”

Ucapan Ge seolah Mbak Dewi bisa mengintip isi ponsel Thea. Tapi memang sudah bisa ditebak kalau ponsel Thea ramai dan harus digenggam karena ulah teman-temannya. Si Aldric dan Nugi. Dia tadi juga memang sempat menggerutu menyebut dua nama pria itu.

Mbak Dewi memang semakin agak keji padanya setelah acara pernikahan si Ronny, Thea memiliki kesempatan foto bareng dengan Aldric, Nugi, dan Lino. Rasanya konyol kalau kesal dan benci karena iri dengan keadaannya. Thea tahu, kalau dia bukan temannya Aldric, Nugi juga pasti tidak akan menganggapnya ada.

Sampai detik ini Thea mendapati ponselnya bergetar terus karena ada banyak pesan dari Aldric. Ketiga cowok itu memang punya masing-masing cara dalam bersikap resek. Tiga maksudnya dengan Lino juga.

🖤🖤🖤
 

Thea mendesis kesal begitu melihat tisu toilet di tempatnya kosong melompong. Kalau begini harus keluar lagi dari toilet untuk ambil. Biasanya memang bisa ngambil tisu sendiri di lemari pantri. Lacinya tinggi. Meski sudah berjingkat agar tinggi, dia masih kesulitan mengambil.

Dua Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang