Bab 27

264 24 0
                                    

Sama seperti saat membongkar kelakuan Karissa. Nugi sudah membohongi Thea demi rencana ini.

Pamitnya pergi saat Jumat malam untuk kemping di Sukabumi dengan para teman kuliahnya. Nyatanya dia tidak ke mana-mana. Di apartemen saja. Dia berlagak sibuk sampai tidak banyak mengirim pesan atau nelepon Thea saat Sabtu siang. Malam minggu Thea memang izin pergi dengan Ge mau nongki di kafe Kemang. Nugi membiarkan karena percaya saja ke Ge, mereka kan memang temanan sejak lama. Kalau melarang Thea pergi, bisa makin dicap freak.

Nugi tidak mengirim pesan, tapi selalu mengunjungi nomor Thea, kontaknya sering online. Aktif mengirim pesan ke siapa? Apa menunggu balasan pesannya? Nugi juga aktif membuka aplikasi itu tapi kenapa tidak diteror untuk segera membalas pesan, seperti cewek itu tidak peduli akan balasan pesannya. Lalu kenapa sering aktif online kalau tidak menunggu pesan balasannya? Anehnya kemaren malam saat neleponin Thea nomornya sibuk terus. Teleponan sama siapa sih?

Maunya nyamperin langsung ke kafe yang dimaksud tapi malam itu pasti bakal ribut karena kebohongannya terbongkar. Dia tidak mau merusak suasana apalagi dilakukan depan teman-teman Thea, termasuk Aldric. Malam itu Aldric juga ikut menyusul ke kafe itu.

Selama Thea pergi dengan teman dekatnya memang tidak ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Dia masih tetap bisa memanfaatkan banyak waktu itu untuk mengelabui Thea. Masih ada hari Minggu.

Siang harinya, Nugi terdiam membeku saat melihat sesuatu di foto yang Havi upload di feeds Instagram-nya. Butuh waktu untuk menetralkan suhu tubuh dan pandangan yang mendadak jadi berkunang-kunang. Belum lagi tangannya mendadak menjadi susah digerakkan saat menggenggam benda pipih itu. Seluruh tubuhnya kaku menegang dengan tatapan yang tidak bisa dialihkan dari apa yang dia lihat.

Otomatis Nugi mengambil screen shoot pada foto itu sebelum tiba-tiba menghilang. Dia hapal bagaimana bentuk tubuh pacarnya. Pada pinggang dan pinggul cewek yang sering dia peluk itu.

Di gambar foto dengan pemandangan langit dan pinggiran pembatas pagar pada sebuah atap gedung tinggi. Pada pinggir panggar ada siluet tidak jelas bayangan belakang tubuh cewek dengan rambut kecoklatan berpakaian dress pink bludru. Dia langsung geram. Mirip Thea, tapii, rambutnya beda sih tidak kayak Thea. Bukan tanpa alasan dia menuduh kalau itu 50% adalah Thea, karena Nugi pernah melihat baju itu dalam lemari pacarnya.

“Lo kira gampang main-main sama gue!” geramnya langsung gusar.

Sore hari saat Nugi mencoba menelepon Thea, nomor cewek itu sibuk terus. Semakin menambah kecurigaannya.
Niatnya bulat harus konfrontasi malam ini juga, dia menyambangi rumah Thea malam-malam sekitar jam 8, cewek itu ada di rumahnya dan menerimanya dengan tatapan terkejut bukan main.

Saat melihat penampilan Thea malam ini yang seharusnya tidak ada masalah, karena cewek itu pakai piyama, bukan dress pendek atau crop tee ketat. Tapiii, rambut Thea sudah berubah warna.

Segera saja Nugi menjadi mendidih dan dadanya sesak. Bukan karena Thea yang berubah tanpa dia tahu, berarti juga, sosok di foto itu sungguhan dialah orangnya.

Nugi tidak suka rambut baru Thea. Dia sampai melongo tidak bisa berkata-kata heran saat melihat rambut Thea yang berubah jadi kecoklatan. Semula Nugi ragu dan mengira Havi pergi sama cewek lain, takut salah orang dengan sosok yang ada di posting-an milik Havi. Kejutannya gagal karena dikejutin duluan.

Kalau tadi siang rambut Thea sudah berubah, itu artinya dilakukan kemarin dong? Karena cat rambut itu butuh proses panjang. Itu artinya kemarin Aldric juga sudah melihatnya! Kurang ajar, teman dekatnya itu juga membantu menutupi.

“Warna rambut kamu berubah? Kok nggak bilang-bilang?” tanya Nugi.

Thea mempersilakannya untuk duduk. Di kursi teras. Nugi tidak masalah sih, soalnya pacarnya itu memang dikenal tinggal sendiri dan sekarang ada tamu. Pasti bakal dikira aneh-aneh kalau di dalam rumah.

Dua Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang