Bab 13

446 52 11
                                    

Nugi berubah. Setelah menjadi pacarnya, Thea jadi merasakan hawa berbeda saat cowok itu menjadi pacar Karissa dan saat menjadi pacarnya. Cowok itu berubah menjadi seseorang yang tak menyenangkan lagi. Thea juga amat terkejut dengan perubahan drastis Nugi yang sekarang bagai menjadi cowok dingin bertampang sadis yang siap berkata-kata ngeselin atau melototin dirinya.

Untungnya cuma berlaku ke Thea. Dia kerap memperhatikan gelagat Nugi kalau bersama dengan Aldric atau rekan kerjanya yang lain, masih bisa bersikap biasa saja walau tidak seceria dan secerewet dulu.

Ya, setiap manusia memang berubah, seperti Thea yang berubah menjadi cewek bucin penurut yang mendengarkan omongan orang selain dirinya. Thea amat yakin kalau Nugi juga sadar akan perubahannya. Cewek itu mulai banyakan kesal dan emosinya setelah masuk dalam rencana itu. Siapa yang mau hidupnya jadi diatur dan dicemburui? Buat ukuran cewek yang sudah lama jomblo, hidup bebas, dan biasa sendirian, Thea rasanya seperti hidup dengan tangan diborgol dan dikawal sipir penjara. Tapi apa boleh buat, belum boleh menyerah.

“Nanti pas ke ultahnya Naomi nggak ada dress code. Mau pake ini?” Ge bertanya lalu menyodorkan ponsel yang menunjukkan gambar cewek ‘entah siapa’ yang menggunakan baju casual dengan baju cardigan potongan pendek se-garis tulang rusuk, dalamannya dengan tank top warna putih.

Thea jadi naksir dengan gaya tersebut, tapi terbayang saat dirinya yang diomelin oleh Nugi gara-gara pakai baju crop top. Dia mencari alasan yang tidak akan menyakiti Ge dan juga tidak menyalahkan pacarnya. “Nggak cocok buat orang yang dada kecil,” ucapnya spontan.

“Gue udah pernah bilang, pake bra yang cup gedeee. Yang busa. Biar ngasih ilusi seksi,” cetus Ge agak berbisik.

Thea mendesah sebal, teringat kejadian saat dirinya disuruh ganti gaya sekalian dengan bra-nya. “Nggak boleh pake bh yang busanya gede sama Nugi, katanya jangan boongin orang,” jelasnya. Ingin meyakinkan Ge sekalian kalau dirinya juga sedang bucin-bucinnya dengan Nugi sampai mau saja diatur-atur.

“Urusan bh aja masa diatur orang, Theyaaaa!” cibir Ge menatap takjub atau kasihan.

Thea merasa cuma ama cowok model Ge yang bisa bebas ngomongin baju seksi dan BH segala. Cewek itu hanya melirik Ge dengan ekspresi sedikit dibuat cemas. Dia takut orang-orang yang kelihatannya fokus ke ponsel di sekitar ternyata mencuri dengar. Bisa dianggap jadi bucin bego yang mau saja diatur Nugi.

“Terus lo nurut? Jangan bego deh!!” cecar Ge dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Matanya yang bulat melotot penuh ancaman. Marah, kesal, dan tak habis pikir.

Thea nyengir, ya mau gimana lagi, mau ikutin alurnya si Nugi dulu. Masa baru sebentar sudah bikin masalah, kan niat dia memang mau membuat si Nugi jadi bucin. Harus menjadi perempuan yang Nugi inginkan.

Reaksi Thea yang begitu semakin membuat Ge berang mengembuskan napas dan mengalihkan pandangan. Melihat Ge yang sudah tidak mau ngobrol lagi, Thea kembali menatap lurus ke mejanya dan fokus ke ponsel.

“Gue bingung, kok lo jadi begitu sih?” Suara Ge dari sebelahnya, ternyata cowok itu masih ngajak bicara.

“Kalo gue bandel, emang lo bisa diajak kerjasama?” bisik Thea sembari terus merunduk dan mengukir senyuman licik.

Yang disambut cengiran licik dari Ge juga. “Gue kira lo bakal jadi tolol gara-gara dia!”

Thea sudah ada janji dengan Ge akan menemaninya pergi ke pesta ulang tahun Naomi. Cewek itu temannya Ge, yang pernah dikenalin ke dirinya, bahkan pernah hangout beberapa kali. Malam minggu nanti Ge minta ditemani sesuai janji Thea tempo hari. Nugi tidak melarang Thea pergi. Tidak juga berminat untuk ikut. Thea lega.

Dua Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang