23 Tentang Syehrin

5.7K 353 14
                                    

Al-Kahfi time 💚


Note:
Aku pengen teman-teman Komennya tentang part ini tuh kayak gimana? Kurang sedap, kah? Kurang greget lah? Supaya jadi masukan buat aku kedepannya.

Soalnya, aku bakal update kok teman-teman. Tapi gak bisa langsung sehari dua hari.

Yokk, komen yang bisa dijadiin masukan dan spirit buat para penulis. Bukan cuma buat akuuu 😊

Jangan lupa divote sebagai bentuk pertanggungjawaban kalian dihadapan Tuhan. Awokwokk.

Keknya lebih nyenengin kalau kita terapkan budidayakan follow dulu sebelum membaca. Usahain yah!!!
telorpecah000

________

Hal yang masih sulit berubah dari Ghaazi adalah gengsinya yang teramat besar. Untuk memberi istrinya hadiah tiket ke Turki saja Ghaazi harus menjual nama Mamanya. Itu benar-benar membuat Ayu greget. Apalagi Nadhira malah berterima kasih padanya karena mengira hadiah itu dari Mama mertuanya.

"Maasyaa Allah, Ma. Makasih yah hadiahnya. For the first time Nadhira naik pesawat, langsung pergi ke Turki." Binar matanya menggambarkan kalau ia sangat bahagia.

Ayu melihat itu semua ikut bahagia. Namun, berbeda dari biasanya. Wajah berseri-seri Nadhira dan tatapan Ghaazi yang tak teralihkan dari istrinya yang teramat bahagia. Ayu tersenyum geli dan ingin sekali menggoda putranya. Namun, Najwa terlebih dahulu melakukannya.

"Astaghfirullah, Kak. Matanya udah mau keluar tuh," celetuk Najwa. Ayu dan Nadhira menoleh kearah Ghaazi yang sudah menatap tajam adiknya.

"Apasih, Wa?" kesalnya.

"Papa liatin Mama terus," sambung Maryam dengan polosnya tanpa diajari oleh Najwa.

Wajah Nadhira memerah dan ia alihkan kearah lain. Ghaazi berdehem untuk menghalau rasa canggung dan salah tingkahnya. Entah kenapa semua anggota keluarganya sangat senang menggodanya. Apa salahnya ia menatap Nadhira? Wanita itu kan istrinya.

"Nak, Papa liatin Mama karna Papa senang liat Mama bahagia banget," jelas Ghaazi pada putrinya yang berada digendongannya.

"Maryam juga seneng liat Mama seneng." Maryam membuka lebar tangannya ingin memeluk Maryam. "Maryam pengen peluk Mama."

Dengan perasaan canggung, Nadhira berjalan mendekati Ayah dan Anak itu dan menerima pelukan Maryam. Ghaazi juga ikut memeluk Nadhira dipinggangnya.

"Mas," tegur Nadhira. "Geli. Jangan peluk dipinggang."

"Ciee!" goda Najwa dan Ayu bersamaan.

"Mama kok jadi gemes sama kalian. Aduh, gak tahan liat keuwuan ini," ucap Ayu dengan ekspresi gemasnya.

"Kayaknya perlu difoto post wedding deh." Najwa pun menambah.

Nadhira langsung mendorong Ghaazi dengan pelan.

"Mama malu," celetuk Maryam.

"Ma-mama mau bikinin Maryam susu," alibi Nadhira dan langsung pergi menuju dapur.

Saat Nadhira berada di dapur, Ayu mendadak teringat tentang kedatangan Syehrin-Adiknya Syabila- datang menemui Maryam. Padahal Ghaazi sudah memperingatkan keluarga besar Syabila kalau mereka harus meminta izin padanya untuk menemui Maryam. Lalu sekarang, mereka pelan-pelan mengunjungi Maryam tanpa sepengetahuan Ghaazi.

Mama Untuk Maryam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang