29 Bumi Konstantinopel

4.9K 270 10
                                    

Sebenernya aku belum pantas membahas tentang Sejarah Konstantinopel. Tapi melalui Nadhira, aku bisa mengutarakan isi kepala dan hatiku bahwa begitu harunya ketika rekaman memori jejak perjuangan para Mujahid dalam memperjuangkan Islam. Salah satunya Hagia Shopia. Allahu Akbar!!!

Gimana yah kalo suatu saat kita bisa sholat dengan tenang di Masjidil Aqsa? Maasyaa Allah. Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad😭

Semoga kita semua bisa ke Hagia Shopia.

Jangan lupa divote sebagai bentuk pertanggungjawaban kalian dihadapan Tuhan. Awokwokk.

Keknya lebih nyenengin kalau kita terapkan budidayakan follow dulu sebelum membaca. Usahain yah!!!
telorpecah000

Barakallahu fiik 💚

________


Lampu kamar bernuansa abu-abu yang terkesan elegan menembus jendela tinggi hingga nampak dari kejauhan bagi orang yang berlalu lalang di hotel tersebut. Pemandangan Hagia Shopia dari kamar hotelnya benar-benar memanjakan mata. Banyaknya rasa syukur yang Nadhira panjatkan saat mengingat bagaimana perjuangan Sultan Muhammad Al-Fatih di tahun 1453 dalam menaklukkan konstantinopel. Mengubah Hagia Shopia yang dulunya gereja kristen ortodoks Yunani oleh Kaisar Bizantium Costantius menjadi sebuah masjid megah tepat pada hari dimana Sultan Al-Fatih menaklukan konstantinopel.

Namun, pada tahun 1934 masjid Hagia Shopia diubah menjadi museum. Betapa hancurnya umat muslim yang mengetahui seluk beluk sejarah Hagia Shopia dulunya saat menjadi masjid. Bahkan ketika Sultan Muhammad Al-Fatih mengubah Hagia Shopia menjadi masjid, ia berdoa dan berwasiat: "Siapa pun yang harus menghapus ini, semoga dia dikutuk oleh Allah Yang Maha Kuasa". Jika saja, presiden Turki tidak membuat sebuah langkah yang luar biasa besar yang ditentang oleh orang-orang Yunani dan Amerika untuk mengubah Hagia Shopia kembali menjadi masjid, mungkin saja impian Nadhira ingin bersujud disana tentu tak akan bisa terwujud.

Netra Ghaazi tak teralihkan saat istrinya berdiri di jendela besar itu dan diam menatap bangunan monumental di dunia. Dengan inisiatifnya, pria itu mendekati sang istri dan memeluk bahu wanita itu. Reflek, Nadhira tersentak kaget dan segera menghampus air matanya.

"Ngagetin aja!" cicitnya.

"Kenapa nangis?"

"Terharu aja," jawabnya dengan suara pelan.

Keduanya memilih diam beberapa menit sembari menikmati pemandangan cakrawala di langit Istanbul. Napas Nadhira masih memburu, tak sedikit isak tangis pun terdengar di telinga Ghaazi hingga perasaan Ghaazi pun ikut bergetar. Sudah kesekian kalinya ia menginjakkan kaki di bumi konstantinopel, baru kali ini ia menyadari akan satu hal. Betapa harunya saat memori yang ada di kepalanya menjelajahi sejarah perjuangan Islam saat mendapatkan Hagia Shopia.

"Sebuah kemenangan kecil yang diberikan Allah kepada kita. Kembalinya Hagia Shopia menjadi masjid setelah puluhan tahun dialihkan fungsi sebagai museum."

"Saat Hagia Shopia kembali jadi masjid aja kita udah sesenang, seterharu ini, Mas. Gimana kalau—"

Nadhira semakin tak kuat membendung air matanya. Ia menggigit bibir bawahnya. "Gimana kalau suatu saat Baitul Maqdis... Masjidil Aqsa dibuka oleh kaum muslim supaya kita semua bisa sholat disana sebagai orang Islam yang merdeka, tanpa ada rasa takut dan kecaman dari kaum penjajah?"

Semua untaian isi hati Nadhira saat memandangi Masjid Hagia Shopia semakin mengundang haru. Kabut mulai bermunculan di mata Ghaazi yang menandakan betapa harunya ia hingga mengundang air matanya. Ia pun spontan mencium pundak sang istri sebagai penenang hatinya dan hati wanita sholehah dalam hidupnya. Si pak dosen itu menghembuskan napasnya agar suaranya tidak terdengar parau karena menahan air mata.

Mama Untuk Maryam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang